IMG_7030Wanita karir yang penuh semangat dan enerjik ini, tidak putus-putusnya untuk menciptakan sebuah karya dalam kehidupannya. Angelica Rangga Bulawan Frederika Tangjong, panggilan sehari-harinya Angelica Tangjong. Wanita kelahiran Jakarta 20 Oktober 1973 ini menyelesaikan kuliah D1 Universitas Indonesia (UI) Mandarin 1991 dan Office Management Diploma- Stamford College tahun 1993. Anak pasangan dari Pdt. Dr. Abraham Tangjong dan Trie Wresni Tangjong. Berbagai perusahaan besar local dan asing sudah dilalui Angelica. Di tahun 1991 – 2006 bekerja di berbagai Perusahaan besar Lokal dan Asing sebagai Sekretaris s/d Office Manager, 2006 – sekarang, mulai perjalanan travel Holyland sebagai Tour Leader Holyland. Perjalanan ke Israel (Holyland) dimulai Februari 2005,. Tahun 2013 – sekarang, mulai buka perjalanan ke Irak., tahun 2007 – Buku pertama “Buku Panduan – Ziarah Israel” diterbitkan. Dan tahun 2009 – Buku kedua “Langkahku di Israel” diterbitkan.

Angelica Jemat gereja mula-mula di tahun 1973 – 2003 GKI Kebayoran Baru, kemudian 2003 – 2013 GTI Tiberias. Tahun 2013 hingga sekarang GKTDI Kristus Raja, Tanah Abang III Jakarta Pusat dan di bulan Juni 2014 : Kotbah di GBI Glow PapaHo – Bogor (Ev. Angelica Tangjong).

 

PENULIS BUKU

Perjalanan Angelica terjun ke dunia Tour ke Israel (Holyland) pada Februari 2005 dengan group ziarah gereja. Lalu Juni-Juli 2005 Angelica mendapat undangan tinggal dan liburan di Israel tepatnya di kota Haifa dan sekitar dengan keluarga Katolik-Yahudi disana. Mulai tergerak untuk membagikan pengalaman perjalanan Angelica pada tahun 2006 setelah perjalanan ke 5. Melihat koleksi foto dan rasa hati ini tergerak memberitakan kepada orang banyak bahwa ke Israel tidak menakutkan seperti di berita-berita televisi. Dari perjalan inilah Angelica mulai ada Ide menulis buku, mulai ditulis sejak 2006, tetapi pada Mei 2007 tepatnya setelah banyak menerima kotbah dan suara Tuhan, Angelica membagikan pengalamannya di Israel dalam bentuk buku dan dukungan kakak, ayah untuk menulis juga satu Pendeta Senior, Pdt. DR. Petrus Octavianus (alm), Angelica mulai berani menulis dan selesai dalam waktu 3 minggu di bulan Mei 2007 itu. Akan tetapi untuk menemukan sponsor dan penerbit yang tepat pada masa itu sangatlah sulit, banyak penolakan yang diterimanya, bahkan diprediksi dirinya akan hidup tidak tenang karena berani menulis, menerbitkan buku tentang Israel di Indonesia. “Saya tidak patah semangat, karena saya tahu buku ini suatu saat nanti terbit dan akan berpengaruh bagi orang banyak terutama umat Kristiani”. Di akhir 2008 Angelica dipertemukan dengan penerbit Bethlehem, yang akhirnya setuju menerbitkan buku ini, tetapi dengan perubahan judul dari Langkahku di Israel menjadi “Buku Pintar Ziarah Israel”, hal ini demi keamanan Angelica . Dicetak dalam bentuk hitam putih, walaupun diakui Angelica lebih memilih cetak warna, karena banyak foto pendukung untuk setiap bab dalam buku ini. Penerbit pun langsung menyebar di toko-toko buku besar seperti Gramedia, Gunung Agung, Gunung Mulia, Immanuel dan lain-lain. Diakui Angelica, pada awalnya bila buku ini diterbitkan, berniat dan disarankan untuk menjualnya seperti penulis-penulis buku pada umumnya, dan pada initinya, Angelica mendapat royalti dari setiap buku yang dijual di toko-toko buku tesebut. Hanya berurusan langsung dengan Penerbit, tidak menjualnya langsung ke Pembaca. Tetapi karena pada saat itu Angelica juga bertugas membawa group ke Israel, kadang-kadang dia bagikan ke peserta tour yang dipimpinnya. Dijelaskan Angelica, Kenapa buku itu ditulis dan diterbitkan, awalnya untuk membuka pikiran orang Indonesia, bahwa pergi ziarah ke Israel itu tidak menakutkan. Sejak itu, banyak orang yang mengenal Angelica hanya sebagai penulis Buku Pintar. Akan tetapi, karena perubahan judul yang drastis, hatinya tidak terlalu sejahtera mendengarnya. Dan buku tersebut terlihat terlalu Kristiani, tidak bisa menembus pembaca-pembaca lain yang tentunya bukan Kristen. Sementara tujuan buku ini awalnya seperti sebuah memoar perjalanan yang dilakukan olehnya sebagai pribadi dalam group maupun sendirian di Israel. Akhirnya ketidaknyamanan itu terjawab, karena pada awal 2009 Angelica dikenalkan dengan Penerbit buku independen, yang mengutamakan artistik dan keinginan penulis. Dan mereka juga sudah membaca bukunya terbitan pertama. Setelah perencanaan lebih lanjut dan survey kembali dan mengumpulkan sponsor untuk penerbitan buku kedua dari Israel dan Palestina, maka terbitlah buku kedua dengan susunan judul yang sesuai dengan judul awal penulisan pada akhir 2009. Foto diperbanyak dan berwarna seperti rencana awal. Dan jenis buku ini lebih ke traveling series. Karena dikaui Angelica dirinya ingin setiap orang membaca buku ini tanpa batasan agama. Walaupun banyak ayat-ayat Alkitab didalamnya. Dan buku ini tetap disebar dan dijual di toko-toko buku besar di Indonesia, bahkan buku ini masuk ke toko-toko souvenir di Israel dan Palestina, juga dibeli oleh beberapa orang asing yang bisa berbahasa Indonesia, atau bahkan orang asing yang hanya bisa membaca melalui foto-foto yang terdapat didalam buku kedua ini. Buku kedua ini, lebih diterima baik oleh para pendukung sponsor, pembaca, hamba-hamba Tuhan bahkan beberapa jamaah non-Kristen juga membaca dan memiliki buku ini. Suatu hal yang tadinya dianggap berbahaya untuk keamanan diri Angelica sendiri.

Munculnya kedua buku ini kata Angelica menjelaskan secara kritis, Pada awalnya Angelica hanya tergerak untuk berbagi pengalaman tanpa dirinya harus banyak berbicara panjang lebar. Karena orang memiliki kebiasaan untuk melihat bukti, baru percaya, seperti Thomas. Popularitas bukan hal utama, karena sebelum buku ini terbit, Angelica sudah lebih dulu membawa beberapa group ziarah dan mereka justru mendukung rencananya untuk menulis. Adapun dikenal sebagai penulis Israel adalah tujuan untuk masa pensiun apabila dirinya sudah tidak kuat bekerja sebagai Tour Leader Ziarah. Tentunya dengan terbitnya buku ini, kata Angelica dirinya merasa bangga dan senang karena dapat menghasilkan sesuatu secara nasional dan internasional. Besar harapan untuk dapat menuliskan beberapa pengalaman perjalanan ke negara-negara yang ada dalam Alkitab ke dalam bahasa umum yang mana dapat diterapkan dalam setiap penulisan.

Merintis Tour Leader

Dijelaskan Angelica sebelum dirinya membuat buku ini dirinya sudah menjadi  Tour Leader lebih dulu daripada buku yang dikeluarkannya. Travel ini ada karena menjawab permintaan para jemaat yang menginginkan pergi ziarah dengan penulis Buku Pintar Ziarah Israel / Langkahku di Israel. Walaupun mereka tahu Angelica bukanlah seorang Pendeta. Setiap perjalanan yang dirinya buat, selalu ada Hamba Tuhan yang mendampingi group.

Dasar yang membuat Angelica membuka perjalan tour ke Israel, awalnya bekerja sebagai staf corporate perusahaan asing besar dan tidak pernah membayangkan akan membuka travel Holyland pada khususnya. Bermula dari kepergiannya ke Israel pada tahun 2005 dengan group ziarah, lalu trip sendirian juga pada tahun yang sama, hingga akhirnya Angelica memberanikan diri untuk keluar dari perusahaan asing di tahun 2006. Dan mulai merintis untuk membawa group ziarah sebagai Freelance Tour Leader. Itupun awalnya hanya selingan sebelumnya Angelica mendapatkan pekerjaan di corporate besar lagi. Ternyata Tuhan punya rencana lain, bahkan sempat Angelica tidak mendapatkan satu group pun, bisa dibilang tahun 2006-2007 itu dirinya tidak memiliki pekerjaan yang layak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu terjamin karena bernaung di perusahaan-perusahaan besar asing. Akan tetapi disini Angelica merasakan keajaiban dan anugerah Tuhan bahwa dengan keadaan sulit pun, dirinya selalu menerima yang terbaik dan cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak mudah, tetapi dia yakin dan tidak menyerah begitu saja. Hingga pada akhirnya Angelica yang baru 3 kali ke Israel mendapat dukungan suara dari pihak Israel yang mengenalnya dan memberitahukan beberapa travel senior Holyland meminta Angelica untuk siap membawa group ziarah ke Israel. Pada saat itu sekembalinya dari Israel di 2005, Angelica mendadak bisa berbicara dan menulis bahasa Ibrani. Aneh tapi nyata, justru dukungan untuknya datang dari pihak Israel. Di tahun 2007 adalah tahun Angelica mulai menikmati setiap perjalanan tour yang diberikan kepadanya, dan nyaris setiap bulan Angelica berangkat. Nubuatan yang diucapkan di kota Haifa, Israel di depan Gereja Stella Maris terjadi, bahwa dirinya tidak tahu bagaimana caranya akan sering ke Israel. 2 tahun sejak Angelica mengucapkan itu. “Sejak saya menerbitkan buku pertama, saya mendapatkan julukan “Angel Israel” dan pada buku kedua, dibuatkan logo khusus untuk saya oleh penerbit, hingga pada beberapa banner group, bila group tersebut dipimpin oleh saya sebagai Tour Leader, saya boleh menambahkan logo khusus saya tersebut. Hingga bergaunglah nama Angel Israel. Bahkan Pastor Joseph Prince pun memanggil saya dengan nama itu. Hingga awal 2010, banyak permintaan tamu tetap saya untuk membawa bendera saya sendiri, dan didukung oleh salah satu keluarga jemaat / tamu setia saya hingga kini, terjadilah Angel Israel Holyland Tour Consultant. Tour yang saya buat tidak menerapkan pola yang melulu sama, tetapi melihat kebutuhan setiap group atau individu yang tentunya berbeda-beda, terlebih bagi yang sama sekali baru maupun yang sudah lebih dari 2x melakukan perjalanan ziarah Holyland,” pungkasnya.

Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2015/08/IMG_7030-683x1024.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2015/08/IMG_7030-150x150.jpgadminwarningtimeOpiniWanita karir yang penuh semangat dan enerjik ini, tidak putus-putusnya untuk menciptakan sebuah karya dalam kehidupannya. Angelica Rangga Bulawan Frederika Tangjong, panggilan sehari-harinya Angelica Tangjong. Wanita kelahiran Jakarta 20 Oktober 1973 ini menyelesaikan kuliah D1 Universitas Indonesia (UI) Mandarin 1991 dan Office Management Diploma- Stamford College tahun 1993. Anak...Mengungkap Kebenaran