Yemima Hutapea – Menginspirasi Lewat Lagu
Muda, ceria dan berprestasi, itulah yang dari Yemima Hutapea. Sembari study, Yemima juga menjadi model iklan, bermain film, juara pertama Cosmo Girl Of The Year 2010, dan Finalis Top 5 Miss Indonesia. Gadis yang akrab dipanggil Mima ini bahkan pernah menjadi wakil Indonesia dalam ajang Wold Economy Forum 2014 di Davos, Swiss.
Tidak berhenti di situ, Yemima bersama label SoundUp Music beberapa waktu lalu merilis album perdananya, Tell Me When. Dengan timbre vokalnya yang berat, Mima tampil dengan corak pop jazzy ringan. Selain Tell Me When, album bergenre Jazz Pop ini menawarkan lagu Derit Waktu, Kau, Percaya, Hari yang Baru, Ku Bersyukur, Itu Gunanya Teman, Jawaban, Lona Garden, dan Potret Rindu.
Bukan hanya menyanyi, lima dari 10 lagu di album ini juga ditulis sendiri oleh pemilik nama lengkap Yemima Putri Alma Lamtiur Hutapea. “Dari 10 lagu, lima itu ciptaanku sendiri, termasuk Tell Me When yang menjadi judul album. Sisanya diciptakan Elvyn F. Masassya, seorang Direktur BUMN,” kata Mima.
Menyanyi dan menulis lirik sebenarnya bukan hal baru bagi finalis Miss Indonesia 2013. Putri pasangan Pdt. E. Sabam M.P. Hutapea dan Julia Helena Mariawati br. Matondang ini sudah gemar berdendang sejak 6 tahun. Musik memang passion wanita yang pintar bermain piano, gitar, dan drum ini. Hanya saja ia lebih dulu dikenal sebagai model.
Dalam menulis lagu Yemima banyak terinspirasi dari kehidupan sosial di lingkungan sekitar kita. Tell Me When terinspirasi dari wanita yang memiliki hubungan tanpa status dengan pria. “TMW nadanya easy listening banget. Inspirasinya dari wanita. Ceritanya sangat relate dengan wanita. Saya punya banyak teman wanita yang nggak jelas hubungannya dengan cowok. Mau nanya juga nggak enak. Biasanya kan cowok dulu yang menyatakan cintanya,” tuturnya.
Sementara, lagu Ku Bersyukur tercetus untuk menanggapi orang-orang yang kerap mengeluh. “Kita sering complain dengan hal-hal kecil, seperti ruangan panas. Jadi, aku berpikir kita ini sering mengeluh dengan apa yang kita alami. Padahal, banyak orang di luar sana, jangankan AC, kipas angin saja nggak punya,” ungkap mahasiswi Universitas Pelita Harapan ini.
Gadis kelahiran Jakarta, 2 September 1974 ini bertekad memberikan yang terbaik dalam bermusik. Ia ingin dikenal sebagai penyanyi yang menginspirasi. “Soalnya lagu-lagu aku kebanyakan aku tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Dan, tujuan aku menulis lagu memang pingin memotivasi orang, membangun orang, dan menguatkan orang,” ujarnya.
Meski sebagai pendatang baru di blantika music Indonesia, Mima yakin akan tetap eksis karena tahu jati dirinya sebagai penyanyi untuk menginspirasi. “Kalau hanya ikut tren, ketika gagal ia akan berhenti, menyerah. Kalau tahu jati dirinya, oke, saya ada di sini untuk menginspirasi. Apa pun yang terjadi, tujuannya untuk menginspirasi. Misalnya albumnya nggak laku, dia tahu ada orang yang terinspirasi. Dia akan bertahan karena untuk menginspirasi. Aku ada di sini untuk menginspirasi. Bagi aku, satu pendengar itu sangat berarti. Kalau satu pendengar hidupnya bisa diubahkan lewat lagu aku, dia bisa memberi impact pada orang lain. Aku mengalami itu. Kayak aku nyanyi lagu di panti asuhan, kemudian mereka menyanyikan lagu itu ketika ada orang berkunjung untuk menyambut tamu. Jadi, aku rasa lagu itu ditentukan untuk jati diri,” tutur penggemar Ellie Golding ini. (*)
Leave a Reply