Pdt Lipiyus Biniluk – Mari Bersatu untuk Kemulian Kristus
Saat ditemui di lobby Hotel Mulia, Senayan Pdt Lipiyus dengan ramah mengungkapkan harapnanya agar semua anggota PGLII tetap bersatu karena itu sesuai dengan doa Tuhan Yesus. Berikut ini bincang-bincang dengan Ketua Umum PGLII Provinsi Papua itu yang sedikit banyak mengklarifikasi seputur berbagai pandangan yang timbul selama persidangan.
Ada yang mengatakan bahwa persidangan Munas PGLII lalu ada pihak-pihak mensetting jalannya pemilihan. Tanggapan Anda sebagai ketua majelis persidangan?
Ya secara jujur saya katakan, saya tidak disetting oleh siapa-siapa. Demikian juga teman pimpinan lain saya yakini itu. Sebagai ketua sidang pun awalnya dimasukkan nama saya. Karena saya memang sudah terbiasa memimpin rapat-rapat, sehingga saya pikir itu bagus juga ya. Saya menerima dan memimpin sidang dengan tulus hati. Apalagi ini munas gereja aras nasional, saya yakin akan berjalan baik dengan penyertaan Tuhan.
Jadi Anda memang diminta memimpin?
Ya, saya lurus saja berpikir tanpa pretensi apa-apa. Saya juga ingin katakan di sini bahwa saya tidak banyak tahu semua peserta. Saya hanya dekat sama Pak Bambang, Pak Nus dan Pak Japarlin karena mereka sering berkunjung ke Papua. Sering di acara-acara di sana ketemu. Kalau Pak Suyapto ya kenal saja. Jadi saya kira tak ada setting-settinganlah.
Berarti dugaan itu tidak benar?
Ya, tidak benar itu.
Bukankah sidang tersebut sempat berlangsung panas?
Begini sikap yang saya ambil jujur. Saya memang lihat di situ ada orang cari-cari kelemahan orang lain. Padahal itu, kelemahan administratif saja. Menurut saya tidak terlalu penting. Menurut hemat saya itu tidak begitu penting dibicarakan apalagi ini menyangkut organisasi gereja. Saya bicara simpel saja. Kita butuh orang yang mau bersedia melayani dan difasilitasi lewat sidang. Ya itu semangat saya dan sesederhana itu.
Berarti Anda berdiri netral?
Saya pimpin sidang itu, semua harus berjalan dengan koridor dengan penuh semangat. Siapa yang terpilih harus siap sedia waktu dan tenaganya. Saya juga doa saat sidang agar Tuhan kasih orang yang mau kerja. Sebab ada orang mudah ambil kerja tidak bisa melakukan tanggung jawab. Jujur saja saya termasuk di dalamnya. Hampir 13 topi (jabatan-red) dipercayakan kepada saya. Tidak semua bisa saya kerjakan. Saya memang diminta dan ditunjuk. Ada kalanya saya di Jakarta saya sudah diminta dan langsung ditunjuk, ya saya harus terima. Itu mungkin membuat saya tidak semua bisa cover tugas saya.
Anda bilang syarat Anda simpel yang terpilih harus bisa bekerja?
Ya betul sekali. Contoh ada yang mau ketua tidak bisa kerja. Buat apa? Waktu itu Tuhan bicara dalam hati saya, harus mencari ketua yang mau bekerja dan melayani. Itu saja.
Waktu sidang berlangsung panas, Anda berhasil mengendalikan karena langsung meminta semua peserta keluar sehingga tidak deadlock, alasannya?
Saya kira itu semua proses, saya memang berdoa dan Tuhan bicara lewat hati bahwa saya harus meminta peserta keluar persidangan supaya suasana kembali kondusif. Atmosfir peserta sempat tegang karena ada adu argumen saling bantah. Itu sudah terbaca dan saya baca situasi itu saat itu. Jadi itu cara Tuhanlah. Begitu semua keluar langsung dilanjutkan pemilihan. Satu-satu peserta masuk ke ruang sidang, langsung ambil kartu suara dan langsung memilih sesuai dengan pilihannya. Saya percaya pada akhirnya Tuhan yang memilih. Saya kira itu yang Tuhan mau.
Katanya GBI menarik diri bukan karena kalah pemilih tapi karena tidak dilibatkan dalam tim formatur sesuai amanat AD/ART, komentar Anda?
Memang benar harus dilibatkan. Bagaimanapun Pdt Japarlin mendapatkan suara terbanyak kedua maka sesuai aturan organisasi dia harus dilibatkan menentukan pengurus dan harus sama-sama donk. Saya tidak tahu kenapa bisa begitu.
Tidak dilibatkan membuat mereka memilih tidak aktif?
Ya mungkin masalah teknis seperti itu karena ada pertimbangan atau ada faktor yang membuat seperti itu. Saya belum tahu, kan harus kita lihat ke dalam, mengapa? Syogyanya kan harus dilibatkan. Ini harus dijelaskan memang. Ya artinya Pak Ronny Mandang sebagai ketua umum terpilih harus merangkul dan itu kewajiban lho.
Waktu itu saya pun berikan masukan dengan sebuah motto kepada Pak Ronny Mandang bahwa dalam memimpin itu setidaknya harus memegang empat hal penting, yaitu pray together, think together, work together, dan pay together. Itu harus dipegang Pak Ronny, tidak boleh sendiri atau one man show.
Maksudnya kebersamaan itu penting?
Sangat-sangat penting. Itu doa Yesus supaya jalan bersama. Ilustrasinya ibarat sapu lidi kalau satu tidak akan berfungsi membersihkan, tapi beda kalau satu ikat baru bisa melakukan tugas dengn baik. Makanya mari dari denominasi gereja apapun ya mari bersatu lakukan doa Yesus dan mari kita menangkan Kristus. Biarlah itu selesai dan Tuhan Yesus sudah mau datang.
Saya sebagai hamba Tuhan, tiap proses pemilihan sudah biasa mengalami seperti itu. Doa Tuhan Yesus dalam Yoh 17:31, bahwa agar semua bersatu adanya dan complit unity. Jangan karena kalah kita terpecah. Mari kita bersatu kembali. Kapan lagi bersatu seperti amanat Agung Yesus. Saat ini waktu tepat kita bersatu.
Ada yang meminta PGLII fokus kepada gereja tidak melibatkan lembaga?
Saya kira pendiri PGLII saat mendirikan pasti ada maksud di sana. Kalau sekarang merasa jamannya tidak sesuai lagi ya mari duduk bersama, lalu bicarakan di mukernas atau rakernas. Saya kira bisa diselesaikan soal itu.
Anda optimis PGLII bersatu dan tetap maju ke depan?
PGLII itu kan mengaku injili, alkitabiah injili, ya itu terdepan donk, good example. Contoh yang tebaik bagi bangsa dan dunia. Maksudnya injil dan yang berkenan kepada Tuhan. Itu Amanat Agung yang harus dilakukan. Ada 240 juta orang Indonesia yang harus diambil tanggung jawab injil lewat kesaksian hidup. Makanya jangan terpecah-pecah. PGLII harus bersatu dan melaksanakan misi agung itu. Penginjilan belum selesai. Oleh karena itu gereja-gereja harus bersatu untuk jadi terang dan garam untuk memuliakan nama Kristus.
Leave a Reply