Ibrahim Pandji “Modalnya Sikap Hati Yang Diubahkan”
Lama tinggal di negeri Paman Sammembuat pria ini terkesan bicara blak-blakan. Sikapnya yang terbuka dan hangat terlihat jelas ketika GAHARU bertemu dengan sosok satu. “Ayoo mau minum apa,” tanyanya saat berkunjung di rumahnya di kawasan Kopo Bandung. Ibrahim Pandji itulah pemilik nama pria yang lama tinggal di negerinya Obama ini. Dikisahkan sepulangnya dari Amerika awalnya agak canggung mau usaha apa, bingung mau jual mobil telalu banyak merek mobil sehinga dengan harga berbeda membuat pusing kepala.Mau membuka property juga sama menjadi pemain baru banyak sekali trik dan intrik yang dia tak pahami.
Dalam pencarian untuk memulai usahanya itu banyak teman-teman lamanya mencarikan usaha yang cocok buatnya. Dari jual beli mobil, yang sebetulnya sama sekali tak tahu berapa harga pasaran karena merek mobilpun tak hafal. Hingga akhirnya ada teman menawari untuk membuka usaha property dengan terlebih dahulu memberikan janji-janji keuntungan dan prospek kedepan. Karena memang berpikir tulus saja maka Ibrahim Pandji yang akrab di panggil Yong ini segera saja mengivestasikan uangnya.
Namun apa lacur kepercayaannya yang besar itu ternyata disalah gunakan hingga Yong kena tipu dan uang yang diinventasikan raih. Tentu saja kondisi seperti itu yang tadinya punya uang lalu habis membuat Yong bingung, kisahnya mengenang apa yang dialami ketika itu. Terhadap apa yang dialaminya kadang dalam hatinya bertanya kejujuran ketulusan serta kerelaan hati membantu orang rasanya belum cukup untuk hidup lebih baik, kenyataannya hasilnya malah ditipu.
Belajar Dengan Hati
` Ibrahim Pandji yang kini sudah beberapa kali menjadi pembicara untuk sharing firman Tuhan seperti di Papua, Jakarta dan beberapa tempat lainnya. Ketika jatuh dalm masalah setelah uangnya lenyap karena ketipu. Dalam hati muncul kegundahan bagaimana mungkin hidup dengan kondisi seperti ini. Mengalami kejatuhan kembali pasca sepulang dari Amerika.
Dalam perenungannya sambil jalan tanpa arah dengan pergolakan bathin yang dalam. Hingga pada suatu kesimpulan kalau dia percaya bahwa Tuhan itu besar dan pemilik semua ini, tak mungkin akan membiarkan anak-anaknya dalam kekurangan bahkan kesusahan. Dalam pengembaraan berpikirnya, Yong menganalogikan antara anak dan bapak. Di mana seorang bapak pasti tak akan membiarkan anak-anaknya hidup dalam kesulitan dan kekurngan. Persoalannya sang anak harus menuruti apa yang diinginkan bapak sehingga dapat dipercaya seperti menyenangkan hati bapa. Bermula dari pemikiran serta diyakini sebagai bimbingan roh kudus itulah kemudian berketatapan hati bahwa sebisa mungkin hidup berkenan kepada Bapa serta yakin akan pertolongan Tuhan. Dan keyakinan itu pulalah kalau dengan sungguh menyenangkan hati Bapa. “Saya yakin Tuhan akan memulihkan sehingga dengan kuasa yang Tuhan berikan apa yang kumiliki selama ini akan kembali,” saksinya yakin.
Benar saja kalau dulu mengndalkan bahwa intelek dan kepandaian itu tidak cukup untuk seseorang berhasil makanya satu satunya adalah berserah diri akan kuasa Tuhan. Tentu harus disertai sikap yang selalu mau belajar dengan sikap hati yang tulus. Tak dinyana perlahan dan pasti Tuhan pulihkan. Ketika bertemu dengan teman lama, langsung saja mempercayakan proyek perumahan padahal rasanya tak memiliki kemampuan bergerak di property tapi Tuhan mampukan. Selain itu ada teman juga yang mempercarayakan jual beli mobil dan lagi-lagi secara manusia tak tahu berapa harga jual mobil, sedangkan banyak sekali merek mobil dengn harga berbeda. Tetapi Tuhan percayakan mengelola showroom mobil.
Bukan itu saja ada temen yang juga mempercayakan untuk mengelola sebuah villa di Arga Puri di Ciwidey Bandung Selatan dengan luas 30 hektar. Tadinya hanya sifatnya membantu saja kini malah diberi kepercayaan dan tanggung jawab. Belum lagi property dan yang lainnya dipercayakan untuk dikelola dan diperjualbelikan. Yong sadar bahwa apa yang diperolehnya ini semata kembali kepada hati yang tetap mau dengar-dengaran dan belajar terus kepada Tuhan. ” Saya mah kalau turun ke lokasi apa saja saya kerjakan sendiri. Tak harus menunggu orang lain,” ungkapnya ketika di temui di rumahnya.
Ibrahim Pandji untuk membalas atas semua kebaikan Tuhan itu. Kini apa yang dimilikinya terbuka untuk pelayanan. Seperti rumah dan show roomnya kalau memang ada yang datang dari luar kota butuh menginap, terbuka sebagai tempat istirahat. Selama memang belum dipakai lebih dulu. Demikian pula komitmennya memberikan potongan khusus bagi gereja dan umat yang ingin memakai villa di Ciwidey. Prinsipnya karena ini semata dari Tuhan untuk itulah tujuannya untuk memuliakan nama Tuhan dan membantu sesama.
Selain itu dengan gayanya tersendiri Yong tak segan selalau memberitakan tentang siapa itu Yesus. Terlepas orang itu mau atau tidak, pokoknya britakan saja. Dengan gayanya inilah menjadi keunikan tersendiri dalam memberitakan kabar baik. Luar bisanya Yong tak takut sedikitpun menyampaikan kepada setiap orang sekalipun orag tersebut baru dikenalnya. Prinsip thidupnya ingin menyenangkan hati Tuhan dengan percaya satu nama Yesus sebagai juru selamat manusia yang percaya.
Leave a Reply