Yerry Tawalujan “Melibatkan Masyarakat Peduli Wisata”
Di kalangan Krosten sosok pria yang satu ini sangat di kenal, kiprahnya disepanjang perjalanannya hampir semua dicurahkan untuk kegiatan kekristenan ketika itu melalaui Forum Umat Kristen Indonesia (FUKRI) . Belum lagi keaktifannya di PGLII sebagai ars gereja kaum Injili dan juga di sinode GSPDI. Yerry Tawalujan bicara dasar firman tak perlu diragukan lagi. Maka ketika mengambil sikap jeda di kegiatan gerejawi dan memilioh kegiatan yang di liur gereja tetap saja mendasarinya dengan keykinannya. Dengan meneladani tokoh alkitab nabi Nehemia seklipun sudah dalam tingkt kemampanan tetap ingin kembali membangun Yerusalen. Demikian pula dengan firman Tuhan untuk menyejahterakan kota dimana tinggak Berngkat dari ayat-ayat firman Tuhan itulah akhirnya pria Kawanua ini membentuk gerekan Duta Sulawesi Utara (Sulut) dan Gerakan nasional sadar wisata (GERNASTA) Baik duta Sulut maupun GERNASTA Yerry ingin membangkitkan sentra wisata dengan melibatkan semua steakholder bersama masyarakat agar wisata Indonesia bangkit.
Ketika ditanya kenapa masuk ke dunia wisata, Yerry mengatakan bahwa Indonesia yang kaya akan keindahan alam serta keunikan tersendiri merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan. Pertambangan seperti minyak bumi, batu bara, tembaga, emas dll akan habis disuatu keteika nanti. Namun panorama indah suatu daerah berupa pemandangan alam, kuliner, adat istiadat kesenian tak akan lekang oleh waktu dan ini sesunguhnya yang perlu dikelola dengan baik yang kan menghasilkn devisa bagi bngsa ini yang muarnya tentu bagi kesejahteraan masyarkat. Berbicara pariwisata di negeri ini menempati posisi sebagai penyumbang ke 4 untuk devisa negara, posisi satu masih minyak dan gas bumi seklipun empat tahun belakangan ini ada kecenderung menurun sedangkan pariwisata empat tahun ini trendnya naik.
Berangkat dari ternd itulah dirinya terpanggil untuk menggarap sektor pariwisata ini. Sekedar perbandingan terang Yeryy bhwa Malaysia dan Thailand itu ditingkat pertama kawasan Asean yang pendapatnyanya besar dengan kunjungan wisatawan 28. 4 juta pertahun. Sedangkan Indonesia kunjungn wisatanya hanya 10 jutaan /Desember kemarin, jdi msih sangt jauh. Padhk kalau di bandingkan kekayaan alam. budaya, kuliner dan sebagainya Indonesia lebih lengkap lebih hebat dri Malaysia.
Lemah Di Packaging
Menjadi pertanyaan kenapa Indonesia dibanding dengan Malaysia secara destinasi wisatanya lebih banyak dan lebih lengkap dibanding Malaysia tetapi pengunjung atu wisatawannya lebih kecil. Menurut Yerry semua itu dikarenakan Indonesia lemah dalam packaging serta lemah di infrastruktur pengelolaan distinasi kawasan wisata. Dari situlah kalau dirinya terapngil untuk membangun terpangggil dimulai dari Sulawesi Utara dengan membentuk suatu gerakan Duta wisata Sulawesi Utara yang tujuannya memobolasi semua wrga Sulut yang sudah berdiaspora ke seluruh penjuru dunia. Mereka ini akan menjadi duta-dita wisata untuk mempromosikan Sulut, melalui Media sosial, berbicara dengan orang sipapa saja.
Bersyukur gerakan ini dismbut luar biasa oleh orang-orang Sulut, hnya dlm tempo du minggu sudh ada perwkilan sembilan negara bagian di AS, Inggris, Belanda, Swis, Austrli dan Ne Zeland. Muaranya semua ini untuk mengembangkan destinasi untuk Sulut serta untuk memperdaykan masyarkat Sulut untuk sadar wisata. Apa yng dilkukn ini ketika itu mendapat sambutn yang positif ketika Plt Gubernur Sonny Sumarsono ikut menjadi inisitor dan sekarng Gubernur terpilih Bpak Olly Dodonkambey menjadi pelindung gerakan ini.
Apa yng menarik dari gerakan ini pertma dari pendapatan dimana data dari deprtemen pariwisata setiap pengunjung itu mengeluarkan dana Rp 14-15 juta tiap kali datang ke Indonesia dri lam nberkunjung 4-5 hari. Kalau target yang dicanangkan pak presiden pengunjung itu 20 juta tinggal dikalikan saja berarti ada sekitar 35 trulyun masuk ke kas negara. tentu saja ini sektor yang seksi dalm menghasilkan devisa negara. Dan gerakan duta wisata Sulut ini bisa menjadi saluran setip orng bergbung tanpa diskriminasi apapun. Mengingat sambutn bik di tinggkal propinsi baik maka gerkn ini kemudfian dikembngkan ke tingkat nasional dengan membut GERNASTA dan dalam waktu kurang sepuluh hari gerakan ini disambut dengan langsung terbentu di 10 propinsi dan juga beberapa kabupaten. Berari ini ada kesadaran masyarakat untuk bersama-sama mengurus pariwisata yang banyak melibatkan steakholder baik pemerintah melali kementerian pariwisata, kementerian UPR, Menteri Perhubungan, tokoh agama, anggota dewan, pelaku wisata seperti PHRI, ASITA untuk travel agent lantas ada Media, Universitas Bunda Mulia dan sebagainya.
Untuk itu ke depan GERNASTA perlu mobilisasi masa untuk sadar wisata, kemudian baik duta wisata Sulut maupun Gernasta ad tiga hal pertama pengembangan distinasi seperti bgaimana membuat destinasi wisata itu dipakaging menarik, seperti infrasturuktur jalan dengan bagus dengen memperpendek waktu. Kemudian masalah kebersihan baik toilet, restoran, hotel dan sebagainya. Sebetulnya kementerian pariwisata sudah melalakukan tetapi kalau masyarakat dilibatkan akan jauh efektif hasilnya. Dn GERNASTA mendorong setiap propinsi bisa membut tujuan tempat wisata-wisata yang baru. Kedua bagaimana tentang permberdayan masyarakat untuk sadar wisata terutama pelaku mikro pariwisata, Pelaku UKM ekonomi menengah seperti penjual cundera, kuliner dan restoran kecil keluhan yang banyak dalam exelent servis atau pelyanan dari pekerja restoran dan hotel mupun wisma. Nanti yng dilakukan GERNAST adalah petihan sadar wisata yang direkrut relawan wisata yang nntinya jdi penyukluh-penyuluh priwisata dis eluruh Indonesia. Sasaran utamanya pelaku-pelku mikro industri Pariwista agar melakukan pelayanan yang terbaik. Indonesia harus banyak belajar dri negeri luar. Seperti negara lain kalau ada wisata asing justru dikasih diskon sekalipun kecil dengan pelayan terbaik sehingga mereka akan datang lagi pling tidak akan menceritakan kepada teman-temannya. Pelatihan sdar wisata ini untuk merobah paradigma masyarakt akan pentingnya menymbut wisatawan manca negra agr betah tinggal. Karena ad tiga hl lagi dengan wisata ini seperti bagimana mendatangkan wisata manca negara, bagaimana membuat mereka betah tinggtal dan yang ketiga bagaimana mereka balik lagi dan juga bagaimana mereka menceritakan kepda orang lain tentang wisata kita.
Semua ini butuh kerja keras semua, sedangkan tujuan ketiga yakni mempromosikan pariwisata. di era digital sekarng promosi bukan saja ke media-m,edia konvensional tetapi bis melalui Fb, BBM, Twiter dan sebagainya. Byangkan pengguna FB di Indonesia yang sekian juta lalu sama-sama memasang tagline Wonderfull Indonesia betapa hebat dampaknya. Disisi lain media juga harus mendukung dengan kondisi pariwisata. Jangan dengan furlgr ketika ada wisatawan yang meninggal karena sesutu entah itu kecelakaan ataupun sakit. Sehingga imeg tentang Indonesia itu akan bik di luar negeri. Disini bukan berarti membatasi pemeberitaan tetapi lebih memberitakan dari sudut pandang yang tidak fulgar karena bisa merugikan bangsa sendiri. Kembali bicara target 20 juta pengunjung itu di tahun 2019, dan Yerry yakin itu akan tercapai. Kemudian berbicara apakah bisa mengungguli dengan Malaysia dan Thiland. Tentu bukan itu tujuannya kenapa berbicara promosi mereka sudh lebih maju ke depan. lihat saja promosi mereka di negera-negara lain sedangkan di Indonesia baru saja di promosikan jadi bukan disitu esensinya tetapi lebih pada pendapatan devisa. Ketika sektor pariwisata menjadi pendapatan yang pertama disitulah pertanda bahw pemberdayaan pariwosata itu sudh tercapai.
Leave a Reply