Dr. Laurensius Manurung, SE. MM – Mendorong Percepatan Pembangunan Kawasan Danau Toba
Di tengah kesibukannya memimpin perusahaan di bawah PT Konsultan Penerbangan Indonesia (KPI), Laurensius Manurung masih menyempatkan waktunya untuk memikirkan membangun Bona pasogit (kampung halaman), semua itu semata terdorong kecintaannya akan tanah leluhurnya di Tano Batak terutama di kawasan danau Toba, sebuah danau Vulkanik yang konon terjadinya karena adanya letusan gunung merapi purba ribuan tahun silam. Danau terbesar di Asia itu oleh pemerintah akan dijadikan kawasan otoritas danau Toba. Untuk itulah Laurensius berinisiatif mendirikan Yayasan dengan beberapa teman yang fungsi Yayasan ini untuk mendorong Percepatan Pembangunan kawasan danau Toba yang kemudian diberi nama Yayasan Percepatan Pembangunan Kawasan Danau Toba YP2KDT.
Latar belakang Yayasan ini terang mantan salah satu Direktur Keuangan Angkasa Pura II ini melihat bahwa kondisi kawasan Danau Toba hari ini sangat memprihatinkan baik dari tingkat kerusakkan lingkungannya, kesejahteraan masyarakatnya, demikian pula dengan SDM-nya. Lalu mana yang dimaksud dengan kawasan Danau Toba sendiri, yakni meliputi kabupaten Tobasa, Samosir, Karo, Dairi, Simalungun, Humbanghasudutan, Taput dan di tambah dua kabupaten lagi Pakpahan Barat dan kota Siantar. Berbicara masyarakat kawasan Danau Toba, terang Laurensius daerah yang seharusnya makmur dengan sumber daya alamnya itu ternyata peta kemiskinan di sana hampir 10 persen, ini yang perlu menjadi perhatian bersama. Belum lagi masalah infrastruktur sangat memprihatinkan, ditambah perkembangan HIV AID dan narkoba Kawasan Danau Toba merupakan daerah terbesar di antara pulau Sumatera.
Dengan kondisi kawasan danau Toba seperti ini kemudian pihak YP2KDT berbicara dengan Ephorus HKBP, untuk mencari solusinya. Dari perbincangan itulah kemudian ketemu akarnya, ternyata salah satunya keterisoliran, sehingga akses masuk susah. Karena itu hubungan ke luar daerah sulit, kalaupun ada sumber alam tak segera bisa dijual, akibatnya masyarakatnya mengekploitasi alamnya dengan penebangan hutannya, turis tidak datang demikian pula danau Tobanya juga sama diekploitasi dengan pembuatan keramba dan pembuangan limbah kotoran babi.
Sumber daya manusianya tidak maju, lalu mencoba merantau ke Jakarta atau kota-kota besar karena gagal lalu pulang kembali ke kampung tak jarang mengambil jalan pintas dengan menjadi pengedar narkoba. Melihat itu semua kami berpikir itu karena disebabkan keterisoliran makanya harus dibuka akses masuk ke kawasan danau Toba agar tak terisolasi.
Lebih lanjut Laurensius berujar cara membukanya ada dua cara pertama membangun jalan Medan ke Danau Toba dengan tol, dan ini sangat mahal biayanya selain jaraknya yang jauh hampir 300 KM juga kontur tanah yang sulit sehingga memerlukan waktu yang lama dan biaya tinggi. Selanjutnya cara ke dua dengan membuka jalur udara, untuk membuka jalur udara syarat utamanya dengan ketersediaan bandara. Dan YP2KDT melihat bahwa sudah ada bandara Silangit yang di kelelola PT Angkasa Pura II. Dengan melihat potensi itulah, cara yang lebih cepat untuk membuka akses masuk kawasan danau Toba dengan melalui udara, hingga kemudian YP2KDT mendorong dan melakukan pertemuan yang intensif baik ke menteri Perhubungan, PT Angkasa Pura II dan PT Garuda Indonesia membuka penerbangan ke Jakarta-Silangit. Hasilnya tanggal 16 Maret yang lalu di sebuah pertemuan yang difasilitasi Yayasannya mengadakan acara Inagurasi penerbangan perdana Garuda Jakarta Silangit di sebuah hotel kawasan Thamrin Jakarta.
Jadi inilah Visi Yayasan kami untuk mendorong percepatan kawasan danau Toba agar meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan misi mendorong pemerintah untuk membangun infrastruktur sehingga kawasan danau Toba menjadi terbuka dan juga terintegrasi antar daerah satu dengan lainnya. Kemudian juga dengan mempromosikan danau Toba dalam hal ini YP2KDT menggelar lomba lari 10 KM, Silangit Danau Toba yng mendapat respon antusias masyarakat dengan diikuti sepuluh ribu peserta. Kemudian pemecahan record dunia dengan makan ombus-ombus makanan khas daerah tersebut.
Kemudian dengan sumber daya alamnya, yang merupakan penghasil seperti kopi, buah-buahan, sayur-sayuran, seperti kopi yang terbaik dan juga jeruk ini bisa ditingkatkan dengan dijual ke luar daerah ini dipastikan akan mampu mendorong kesejahteraan masyarakat. Belum lagi peternakan, Singapore, Malaysia ini membutuhkan daging Babi, untuk saat ini mereka ini mengambil daging babi dari Thailand. Di daerah kawasan danau Toba masyarakat bisa beternak babi untuk eksport daging babi dan ini sangat mungkin kalau dikeleola dengan baik. Demikian pula dengan danau Toba ada sendiri yang menghasilkan ikan, nah ikan juga bisa di eksport. Semua potensi yang bisa dikembangkan ini Yayasan akan mendorong terus sehingga terwujud.
Mengedukasi Masyarakat menghadapi Perobahan
Dan dari semua ini juga harus dibarengi dengan mengedukasi masyarakat di kawasan tersebut menghadapi perobahan, khususnya bagaimana orang Batak menjadi tuan di tanahnya sendiri. Jangan sampai dengan kemajuan dan pembangunan di kawasan danau Toba lalu nasib orang-orang Batak ini tersingkir karena tanahnya sudah dijual. Untuk itu, melalui YP2KDT ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak menjual tanahnya tetapi sistem sewa atau pinjam dengan masa terentu sehingga dengan kesepakatan itu tanah bisa menjadi miliknya kembali. Tentu ini bukan hanya asal bicara tetapi akan mencarikan investor sekaligus memberikan pemahaman kepada investor tersebut.
Untuk mempercepat dalam memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat Yayasan yang juga menjadikan Ephorus HKBP sebagai penasihat ini mengajak juga pimpinan-pimpinan gereja lainya seperti Ephorus GKPS, HKI, GBKP, Bishop Methodis dll. Dalam waktu dekat ini akan mengajak pimpinan-pimpinan gereja berkumpul bersama. Bagaimanapun gereja sangat strategis untuk memberikan pemahaman dalam mengatisipasi perubahan kepada umatnyam baik melalui kotbah minggu, maupun pertemuan-pertemuan keluarga.
Kemudian kalau bicara dengan lembaga-lembaga yang sudah banyak didirikan untuk danau Toba. Laurensius mengatakan bahwa lembaga ini boleh dikatakan berbeda, karena keberadaan YP2KDT ini lebih mengawal dan mendorong percepatan pembangunan kawasan sedangkan lembaga yang ada, lebih bergerak kepada menjaga kawasan wisata, melestarikan budaya dan sebagainya. “Boleh budaya terjaga, alam terlestarikan kalau terisolir bagaimana kan ngga pada datang, “ujarnya bertanya. Jadi infrastrukturlah yang harus juga diperhatikan dengan didorong dan diawasi terus. Pelestarian lingkungan danau Toba, keramahan masyarakat setempat itu perlu tetapi bagaimana kawasan itu bisa juga dikunjungi wisatawan atau orang dari luar, ini yang menjadi konsennya.
Untuk mempercepat pembangunan YP2KDT selain dengan langkah seperti di atas juga sudah bertemu dengan pemimpin-pemimpin daerah ada empat Bupati dan rencananya ini akan ditemui semua Bupati terkait. Semuanya ini agar mereka juga benar-benar turut mempercepat pembangunan kawasan danau Toba dengan anggaran yang mereka miliki. Kemudian tahapan berikutnya dalam rangka mensosialisaikan ada tiga seminar yang akan diadakan di kawasan Danau Toba sendiri, Medan dan Jakarta temanya tentang kesiapan masyarakat mengatisipasi pertumbuhan wisatawan.
Kemudian bicara kelanjutan penerbangan ke Silangit, Laurensius optimis bisa berjalan, namun demikian Pemda, Angkasa Pura II, Garuda sendiri mau komitmen dan jngan lupa bagi orang Batak perantuan harus turut membantu dengan cara agendakan pulang ke kampung dengn naik pesawat tersebut.
Dan yang penting tugas gereja harus mampu mengubah jemaatnya untuk bisa melayani para wisatawan yang datang, bukan saja agar wisatawan datang lagi sehingga bisa menambah pundi-pundi tetapi sebagai milik Kritus dengan keramah-tamahan tersebut sudah menyatakan nilai-nilai Kristus itu sendiri. Inilah yang harusnya menjadi pembeda dengan daerah-daerah lain, sebagai anak-anak Tuhan yang senantiasa mewartakan damai sejahtera.
Leave a Reply