Pimpinan Aras Gereja, Pemerintah dan Lembaga Keumatan : Sepakat Tandatangani MoU dengan Pewarna Indonesia
Boleh jadi untuk pertama kalinya, sebuah organisasi sukses mempertemukan pemimpin gereja aras, pemerintah dan lembaga/organisasi kekristenan dalam satu forum (meja) yakni dalam perhelatan Pewarna Indonesia, Sarasehan Nasional bicara Sinergitas Lembaga Keumatan, Wajah Nasrani Indonesia yang berlangsung di Grand Ball Room Best Western Hotel, Jalan Benjamin Sueb Kemayoran Jakarta.
Hebatnya, sepuluh pemimpin gereja dan lembaga yang hadir yakni PGI diwakili Pdt Gomar Gultom (Sekum), Pdt Dr Ronny Mandang (Ketua Umum PGLII), Jason Balupapueng (PGPI), Ayub Parengkon (Ketua Umum GMKI), Togar Napitu (GAMKI), Dr Bernard Nainggolan (YAKOM Indonesia) dan Pontus Sitorus (Mewakili Dirjen Bimas Kristen RI) dan yang mewakili Dirjen Bimas Katolik hadir sekretarisnya, semuanya sepakat menandatangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pewarna Indonesia.
MoU ini berisikan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menjalin kerjasama yang erat, terutama sebagai sumber berita dan pemberita dalam rangka meningkatkan pemberitaan kebenaran dalam persfektif nasrani. Semuanya membubukan tanda tangan dan Pewarna Indonesia diwakili oleh Ketua Umum Yusuf Mujiono. Penandatanganan ini sekaligus sebagai acara puncak sarasehan.
Sebelumnya, sarasehan yang bertema “Wajah Nasrani Indonesia” yakni mencari dan mencoba mendefenisikan seperti wajah Nasrani (Kristen) Indonesia lewat diskusi Focus Group Discussion (FGD) berlangsung ramai. Masing-masing tokoh nasrani tampil memberikan tanggapannya.
Pdt Gomar Gultom bicara bahwa menyangkut wajah nasrani bukan bicara kita keisrael-israelan yang banyak diributkan di media sosial tetapi bicara bagaimana nasrani Indonesia memaknai kekristenan di Indonesia yang harus pluralis (majemuk) dan menghargai sesamanya. “Nasrani tidak perlu terjebak sikap pro ke Israel tetapi harus mengakar dan membumi di Indonesia. Sesuai ajarannya Kasih sudah menjadi ciri Nasrani Indonesia,” tutur Pdt Gomar Gultom yang pada akhir acara membuka secara simbolis pembukaan Kongres I Perdana Indonesia di dampingi Dr Ronny Mandang dan Jason B perwakilan dari tiga Pimpinan Aras Gereja Nasional.
Ketua Umum PGLII Pdt Dr Ronny Mandang, pada kesempatan itu juga menegaskan bahwa wajah nasrani Indonesia harus tercermin dari firman Tuhan.
Menarik apa yang dikemukanan Ketua Umum GMKI, Ayub Pongrekun yang mengkritisi bahwa yang lebih penting dari sekadar mendefenisikan nasrani Indonesia adalah bagaimana berbuat bagi sesama. “Kita tidak boleh terjebak sebatas mendefenisikan tetapi lebih penting bagaimana berbuat dan bertindak dalam menolong sesama,” tutur Ayub yang bulan ini mengkhiri tugasnya sebagai Ketua Umum GMKI.
Yang juga menonjol, apa yang diungkapkan oleh Togar Napitu (Sekjen GAMKI), yang hadir mewakili Ketua Umum GAMKI Michael Wattimena mengungkapkan apresiasi yang setingginya kepada Pewarna Indonesia karena berhasil mengumpulkan dan mempersatukan tokoh-tokoh penting aras gereja, pemerintah, lembaga dan organisasi keumatan.”Ini baru pertama dari semua unsur pimpinan aras, lembaga dan organisasi nasrani berkumpul dan menandatangani MoU bersama pula,” tegasnya. Togar Napitu juga mengingatkan tanggung jawab Pewarna Indonesia untuk terus membuat acara untuk mendudukkan satu meja para tokoh ini.
Leave a Reply