DSC_9711Terpilihnya Komjen Tito Karnivian secara mulus tanpa hambatan menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Badrotin Haiti tidak mengagetkan banyak orang. Setelah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai calon tunggal nyaris tak ada cacat dan noda yang bisa menghalangi langkahnya menjadi Kapolri. Padahal polisi bertitel doktor ini tergolong muda lulusan Akpol 1987. Penunjukan dirinya oleh presiden dan disetujui bulat DPR sebenarnya mengguncang tubuh Polri dengan melwati empat angkatan seniornya.
Bagaimana Polisi ke depan di bawah kepemimpinan Jenderal Polisi Tito Karnivian, advokat muda Rolas B. Sitinjak, SH meyakini bahwa polisi akan semakin baik di mata masyarakat. “Saya kira Pak Jokowi menunjuk Bang Tito jadi Kapolri baru itu hak pregrotif presiden. Pasti ada pertimbangan khusus tentanag itu,” tutur pendiri Kantor Hukum RBS and Rekan ini. Rolas Sitinjak cukup kenal dekat Komjen  Tito karena beberapa terlibat dalam
Sebagai orang hukum dan masyarakat, Rolas Sitinjak melihat bahwa Tito Karnavian adalah orang mumpuni dan sangat mampu mengemban jabatan itu. Kedua, ketika dia menjabat Kapolda  Papua, orang yang kedua bukan Kristen, track record selama memimpin  terbukti berprestasi dengan pendekatan humanisnya.
Hal yang sama, sambung Rolas, ketika menjabat Kapolda Metro Jaya, Tito Karnavian berhasil memperlihatkan dualisme wajah polisi. Yang pertama, wajah penegak hukum yang tegas. Yang berikut, wajah humanismenekankan pelayanan dan sangat dekat masayarakat. Paling tidak pandangan itu hasil dari pengamatan dirinya secara dekat karena beberapa kali telibat bersama kegiatan sosial.
“Kebetulan  beberapa kali saya bekerja sama dengan beliau (Tito dalam program bakti sosial, sunatan massal dan pengobatan gratis. Dari sisi akademis beliay sangat mumpuni dan  berprestasi.  Saya percaya di tangan Pak Tito kepolisian akan berhasil dan dicintai masyarakat,” ujarnya yakin.
Lebih jauh, kata Rolas Sitinjak, dia sosok sederhana, low profile, besahaja dan enak berdiskusi. Sangat menghargai orang. “Beberapa kali saya lihat sendiri, dia ramah dan senang berdiskusi dengan siapapun bahkan dari kalangan bawah sekalipun.  Dia orang sangat sabar dan bisa menempatkan diri serta  rendah hati,” saksinya.
Selain itu, kelebihan lain menurut Rolas adalah Tito Karnavian punya hubungan baik dengan dunia internasinal. Prestasi lain, waktu berdinas  satuan Densus, Tito berhasil menangkap gembong teroris Dr Azhari. Demikian juga saat menjabat  kasat serse di Jakarta prestasi yang diukirnya sangat cemerlang. Dia mampu ditambah karektar yang baik membuatnya lengkap sebagai Kapolri yang diharapkan bisa merubah tubuh polri secara cepat. Karena itu, lanjut Rolas, di tangan Tito  polisi ke depan akan semakin dicintai rakyat.

Kapolri Paling Mulus
Sepanjang sejarah penentuan Kapolri yang berlangsung paling mulus adalah Tito Karnavian. Secara internal Polri diterima baik. Secara politik juga diterima baik. Tidak hanya itu, secara akademis, LSM dan aktivis pergerakan sangat diterima dengan baik. Dia seperti tidak punya cacat.  “Bahkan proses di DPR  biasanya selalu ada dua kubu bertentangan saat fit and proper test Tito semua berjalan mulus. Mereka semua menerima secara bulat. Ini sebuah rekor baru,” tukas Rolas.
rolas1Ditanya  apa ada kegoncangan di tubuh Polri dengan lompatan besar dalam angkatan, Rolas melihat tidak ada ada seperti itu.  “Itulah kehebatan Tito. Mungkin saja ada riak-riak kecil. Tetapi dengan kemampuan dan kerendahan dia,  meski ada loncat  empat angkatan sama sekali tidak terlihat friksi. Tito memang berhasil mendekati seniornya dan  menghormati mereka,” paparnya.
Rolas menilai pertimbangan Presiden Jokowi sudah mendalam sebelum menunjuk calon kapolri tunggal.  Presiden memilih dirinya karena ingin memperbaiki kinerja polisi. Dengan kemampuannya memimpin budaya polisi pasti berubah. “Saya dengar statement belum lama ini dengan tegas mengatakan bahwa kalau Kapolri tadak akan ada sistem setoran dari kapolres untuk kenaikan pangkat. Saya kira itu terobosan penting.”
Ada satu contoh polisi yang memiliki terobosan baik. Namanya Tahi Silitonga yang sekarang menjabat salah satu direktur di Polda Sumatera Selatan. Dulu jaman Komjen Susno, kata Rolas lagi ramai kasus cicak versus buaya. Saat itu polisi dibully masyarakat tidak habis-habisnya. “Pak Tahi waktu itu  bertugas di Malang, dia melakukan hal yang tak lazim dengan mengadakan  sensus semua penduduk di sana. Kemudian  anak buahnya disuruh datang menjumpai setiap penduduk dan meminta  maaf dan menawarkan apa yang bisa dibantu. Itu terobosan penting karena imej polisi yang terpuruk jadi bangkit,” kisah Rolas.
Belakangan, entah terkait terobosan itu, ada dua orang polisi yang terpilih menjadi  dari Malang anggota DPR. Jadi di Malang waktu itu polisi sangat dicingtai. Bahkan ada masyarakat yang bersaksi bahwa selama hidup baru kali ini didatangi polisi dan menawarkan bantuan. Kisah lain, sambung Rolas, ketika  Tito bertugas di Papua sebelum berkunjung ke polres selalu lebih dulu mengunjungi kodim setempat.  “Makanya tidak ada pernah bentrok antara aparat selama dia memimpin di Papua,” beber Rolas yang berharap ke depan semakin terjalin hubungan erat antar penegak hukum.
“Mudah-mudahan polisi ke depan semakin lebih baik. Memang ada  4-5 generasi terlampau olehnya ini prestasi luar biasa.  Diharapkan perubahan di kepolisian RI akan cepat seperti revolusi mental  yang dicanangkan Presiden Jokowi,” pungkas Rolas optimis. m

Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/07/DSC_9711-1024x683.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/07/DSC_9711-150x150.jpgadminwarningtimeHomeTerpilihnya Komjen Tito Karnivian secara mulus tanpa hambatan menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Badrotin Haiti tidak mengagetkan banyak orang. Setelah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai calon tunggal nyaris tak ada cacat dan noda yang bisa menghalangi langkahnya menjadi Kapolri. Padahal polisi bertitel doktor ini tergolong muda lulusan Akpol 1987. Penunjukan...Mengungkap Kebenaran