Pdt Dr David Farel Sibuea: Kita Untuk HKBP Bukan HKBP untuk Kita
Pendeta David Sibuea terkenal ramah dan dekat dengan kalangan anak muda, karena kotbah-kotbahnya memang kreatif. Di masanya, kotbahnya laris menjadi ringtone handphone. Ketika maju menjadi calon ephorus HKBP banyak memprediksi memiliki peluang besar juga untuk menjadi Ephorus 2016-2020.
Ketika ditemui warningtime.com, Pdt David Farel Sibuea dengan ramah dan akrab menjelaskan pencalonan dirinya. “Tagline saya, Kita untuk HKBP, bukan HKBP untuk kita,” ujarnya singkat sembari menambahkan tagline ini dimaksudkan agar jangan ada kotak-kotak di HKBP.
Karena itu, Paraeses Distrik XX Kepulauan Riau mengajak sinodesta agar memilih pimpinan HKBP dengan hati nurani. “Kita harus memilih pemimpin dengan hati nurani untuk memperbaiki HKPB.” Jadi Ephorus, kata David harus komit, konsisten, konsekuen dan untuk menjalankan visi dan misi HKBP.
Menurutnya harus berangkat dari spritualitas pelayanan. Dia datang untuk melayani. Dia ada untuk kepentingn jemaat bukan jemaat untuk kepentingan dia. “Saya kira ttos pelayanan seperti ini harus benar dipegang. Siapa yang dilayani? Kalau Tuhan ya tunjukkan implementasi dengan jemat,” tukasnya.
Pdt David menambahkan pemimpin harus bisa menggarami dalam arti mengatur dan memperlengkai kehidupan jemaat sebagai warga negara untuk berpartisipasi membangun negara. “Saya kira Ephorus memegang lembaga, dia harus mengayomi semua jemaat yang berada dalam seluruh partai politik, memilih dan tidak bisa memihak. Semua harus diayomi seperti mereka yang masuk Partai PDIP, Golkar dll,” jelasnya menanggapi posisi sentral Ephorus HKBP dengan jemaat yang jutaan itu.
Meski demikian, David juga menegaskan bahwa Ephorus bukan berarti alergi politik. Yang penting membangun kebersamaan, baik parhalado dan kepedulian memupuk iman. “Kalau sudah nai jabatan tahu-tahun ditangkap KPK bagaimana? Ini perlu penggembalaan,” tandasnya. Selain itu sebagai pucuk pimpinan gereja, Ephorus harus peduli dengan pelayan yang melayani di desa. Peduli yang lemah dan miskin. “Harus peduli yang di desa. Jangan sampai pendeta di desa kesejahteraan tidak diangkat jelas berbeda dengan pendeta di kota,” paparnya.
Pdt David Sibuea bukan pertama sekali mencalonkan diri, pada periode lalu saat Sinode Godang berlangsung, dirinya juga diperhitungkan, setidaknya menempati peringkat ketiga peraih suara di belakang Pdt WTP Simarmata (Ephorus terpilih) dan Pdt Dr Binsar Nainggolan.
Meski dinilai sebagian orang tidak memiliki kans menjadi Ephorus, tetapi Pdt David Sibuea dinilai akan menjadi “kuda hitam” yang bisa menyalib kedua nama yang sering disebut-sebut belakangan ini.
Leave a Reply