Exif_JPEG_420
Wisatawan asal Tiongkok memegang penyu

Saat ini penyu masuk dalam kategori binatang yang dilindungi karena kelangsungan populasinya semakin terancam dengan meningkatnya aktivitas manusia, seperti pemburuan daging dan telor penyu yang dikenal memiliki kadar protein yang tinggi.

Dilandasi karena kasih sayang kepada binatang reptil ini, I Made Winarta dan beberapa orang temannya menyelamatkan telor penyu di pinggir pantai Sanur, Bali. “Kejadiannya tahun 2009 ditemukan dua sarang telor penyu di pesisir pantai Sanur ini. Kemudian kami selamatkan hingga menetas. Sudah lama sekali penyu tidak bertelor di pantai Sanur hingga kejadian tahun 2009 itu. Dan sejak kami selamatkan, intensitas penyu yang bertelor di pantai Sanur semakin meningkat dari waktu ke waktu. Binatang itu kan punya insting. Jika hendak terjadi bencana alam, binatang yang terlebih dahulu peka dibanding manusia. Jika kita masih makan daging penyu, penyu punya insting sehingga ia tidak mau bertelor di lokasi tersebut,” ujar pria yang bekerja sebagai tenaga security di salah satu villa di Sanur ini.

Karena tidak memiliki pengetahuan bagaimana merawat penyu, maka Made dan beberapa teman yang terpanggil datang dan berkonsultasi ke Badan Konservasi Sumber Daya Alam Kota Denpasar. Berbekal dari ilmu dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari kunjungan tersebut maka mereka mulai melakukan konservasi dengan segala keterbatasan dana. Mereka pun membangun gubuk sederhana hingga pada tahun 2004 yang lalu mendapat bantuan dari Dinas PU Provinsi Bali berupa bangunan yang cukup layak untuk sebuah konservasi penyu yang dinamakan Sindu Dwarawati Turtle Conservation. Di sepanjang pesisir pantai Sanur mulai dari pantai Matahari Terbit sampai pantai Mertasari, tercatat baru ada satu lokasi konservasi penyu.

Manfaat Berkunjung ke Konservasi Penyu di Pantai Sanur

Tidak seperti berkunjung ke konservasi penyu lainnya di Pulau Bali yang telah mengenakan tiket masuk, konservasi penyu yang terletak persis di depan hotel Inna Sindhu Beach ini tidak mengenakan tiket masuk. “Kami di sini tidak mengenakan tiket masuk untuk melihat penyu atau foto dengan penyu. Kami hanya menyediakan kotak donasi dimana pengunjung dapat berdonasi secara sukarela,” jelas Made, kelahiran Denpasar 30 Juli 1976 ini.

Selain melihat penyu atau foto bersama penyu, pengunjung juga dapat melakukan aktifitas melepas penyu di pantai. Adapun baby penyu yang berumur 40 – 45 hari sudah bisa dilepas di laut. Namun jika pengunjung ingin melepaskan baby penyu ( bayi penyu) ke laut, maka ada biaya penggantian sebesar 50.000 Rupiah yang digunakan untuk kelangsungan hidup saudara penyu yang lain yang masih dalam penampungan di kolam. Penyu – penyu yang masih ada di dalam kolam atau bak penampuangan tersebut setiap hari harus diberi makan udang. Adapun udang dibeli dari para nelayan di pantai Sanur dengan harga yang lebih murah karena melihat kesungguhan hati mereka dalam mengelola konservasi penyu ini. Adapun penyu yang di ada di lokasi konservasi ini adalah jenis penyu hijau dan penyu lekang.

Exif_JPEG_420
Kendrick bersama timnya kunjungan penangkaran penyu

Selain melepas baby penyu, para pengunjung juga dapat bertindak sebagai sukarelawan mencuci kolam atau bak penyu. Saat berkunjung ke lokasi, terdapat seorang turis mancanegara asal Tiongkok yang berkunjung ke konservasi penyu ini dan mencuci dan menguras air satu buah bak yang ditempati baby penyu. Alhasil, bak tersebut menjadi bersih kembali. Bak – bak tersebut harus dicuci setiap hari dan sangat terbuka bagi sukarelawan yang ingin merasakan mencuci bak penampungan penyu.

Untuk operasional sehari – hari seperti membeli udang untuk makanan penyu, dana didapatkan dari uang donasi dan uang penggantian melepas baby penyu. Selain turis mancanegara seperti dari Tiongkok, Korea dan Jepang, turis domestik yang sering melakukan pelepasan baby penyu ke laut berasal dari Jakarta. Penyu – penyu yang dilepas ke laut tersebut diyakini akan kembali bertelor di habitat di mana mereka lahir dahulu.

Dengan mengunjungi konservasi penyu di pantai Sindhu Sanur ini, terdapat banyak manfaat. Selain mendapatkan interaksi yang hangat dengan pengurus konservasi, mendapatkan pengetahuan dan edukasi mengenai penyu, pengalaman melepas baby penyu ke laut dan sensasi mencuri serta menguras bak penampungan penyu, maka pengunjung dapat menikmati tenangnya suasana pantai Sanur.

Konservasi dibuka pagi hingga sore hari. Di sekitar lokasi konservasi terdapat banyak warung maupun restoran dengan berbagai menu pilihan Indonesian Food, Balinese Food maupun Western Food sebagai menu makan siang. Atau jika Anda datang sore hari, setelahnya dapat bersantai menikmati buah kelapa muda segar atau menyeruput segelas kopi Bali sambil menikmati angin sepoi – sepoi dan menyaksikan kapal – kapal fast boat yang mulai merapat ke pantai Sanur.

Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/10/Bersama-pengurus-konservasi.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/10/Bersama-pengurus-konservasi-150x150.jpgadminwarningtimeRagamSaat ini penyu masuk dalam kategori binatang yang dilindungi karena kelangsungan populasinya semakin terancam dengan meningkatnya aktivitas manusia, seperti pemburuan daging dan telor penyu yang dikenal memiliki kadar protein yang tinggi. Dilandasi karena kasih sayang kepada binatang reptil ini, I Made Winarta dan beberapa orang temannya menyelamatkan telor penyu...Mengungkap Kebenaran