Yanus Suprayogi : General Manager Angkasa Pura 1 I Gusti Ngrah Rai Denpasar
Yanus Suprayogi : General Manager Angkasa Pura 1 I Gusti Ngrah Rai Denpasar

MANGUPURA – General Manager Angkasa Pura I Yanus Suprayogi mengungkapkan ” Saat saya masih memegang sebagai proyek yang mana proyek tersebut saya sebagai Pimpro yang punyai suatu tugas  membangun Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan saat telah berjalan, perjalanan proyek itu,saya paling utamakan pekerjaan dibandingkan keluarga, bahkan keluarga itu bagi saya nomor 2,”ungkapnya. Mengapa ? karena proyek ini adalah merupakan proyek nasional bukan hanya Cuma punya angkasa pura 1 saja,melainkan membawa nama besar Negara Indonesia.

Inilah ungkapan yang dilontarkan Yanus S. pada wartawan warningtime.com, kemarin.
 
Yanus Suprayogi yang kini menjabat sebagai General Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai ini memahami betul jika mengelola sebuah Bandara berkaliber Internasional merupakan tanggung jawab yang besar. Kerja keras dan tekad kuatpun menurutnya belum cukup bila tidak dibarengi juga dengan pemikiran yang visioner. Wajar saja jika perhelatan KTT APEC 2013 silam yang sukses digelar di Bali tersebut memang tidak lepas dari tangan dinginnya dalam membangun citra Bali dan Indonesia di kalangan kepala negara anggota APEC. Disamping sukses mengawal perhelatan Internasional, berbagai prestasi lain yang tidak kalah membanggakan juga menghiasi track recordnya
 
Kawal Megaproyek 3 Trilyun
Proyek Renovasi Bandara Ngurai Rai ini memang tidak lepas dari kondisi bandara yang saat itu mengalami overquota. Bandara kebanggaan masyarakat Bali ini melayani sekitar 9 juta penumpang setiap tahun  dimana 55 persennya menangani penumpang internasional dan 45 persen domestik. Total luas bandara hanya 285 hektar yang mana hanya sekitar seperenam Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Namun Jumlah pesawat dan penumpang yang lalu lalang di Bandara ini tersibuk kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta. Tidak heran jika dengannya meningkatnya jumlah penumpang dari tahun ketahun membuat Bandara Ngurah Rai harus melayani tiga kali lipat melebih kapasitas aslinya.
 
Maka sejak saat itulah, pada tanggal 3 Juni 2009 Menteri Perhubungan Jusman Syafei Djamal yang masih menjabat mulai menginstruksikan tanda dimulainya Proyek Pembangunan Terminal Bandara Ngurah Rai. Pada awalnya rancangan proyek tersebut kurang disetujui pemkab Badung  dan masyarakat lantaran kurang mengedepankan arsitektur yang bernuansa khas Bali. Namun hal ini segera diatasi dengan melibatkan beberapa arsitek profesional yang lebih memahami estetika dari bangunan Bali.
 
Perlu diakui, Yanus memang tidak main – main dan  ia memang mempertaruhkan karirnya dan reputasi negaranya. Bagaimana tidak,  proyek yang mencapai 3 Triliun itu mengklaim dengan ambisius jika pembangunan terminal bandara tersebut terealisasi sebelum perhelatan APEC, kapasitas bandara akan meningkat dari sebelumnya 13,5 juta menjadi 25 juta penumpang pertahunnya hingga tahun 2025. Megaproyek karya anak bangsa tersebut berdiri di atas lahan seluas 285 hektare. Sejak Mei 2011 pembangunannya bahkan telah melibatkan lebih dari empat ribu para pekerja .
 
Selama pembangunan, terkadang beberapa kendala mulai menghampiri proyeknya, sementara dia dibayangi terus oleh perhelatan APEC yang akan diselenggarakan bulan Oktober 2013. Dia mengungkapkan, berbeda dengan bandara lainnya proyek pembangunan bandara baru tersebut dilakukan di area bandara yang lama.
 
“Kalau bandara di Surabaya atau Kualanamu di Medan itu lebih gampang. Berbeda dengan yang disini. Selain lahannya sempit, pembangunannya juga dilakukan selama bandara beroperasi. Sehingga pengerjaannya harus dilakukan dengan hati-hati—agar tak menganggu pelayanan. Selain itu, membuat atap berbentuk ombak juga menjadi tantangan teknis sendiri bagi tim kami,” ungkapnya
 
Dukung UKM Binaan
Meski menjadi seorang eksekutif BUMN yang membidangi pelayanan lalu lintas udara, Yanus ternyata juga memiliki kepedulian yang tinggi pada sektor lainnya, terutama industri UKM. Adapun baru – baru ini pihaknya menggelar pameran UKM masyarakat Bali yang mana setiap 3 bulan sekali para pelaku UKM akan bergantian untuk mengenalkan produknya di Bandara. Dari sekian pelaku UKM tersebut akan dipilih yang terbaik dan produknya akan berkesempatan untuk ditempatkan terminal internasional”Kami juga turut andil untuk membangkitkan UKM. Karena kami tidak   melulu cari duit. Sekarang eranya sudah berubah. Maka dari itu kami mulai membangun mereka, memberikan binaan, dan selanjutnya menjadi Mitra kami. Diawali dengan diadakannya pameran UKM kemarin, kami yakin perkembangannya bisa terus dioptimalkan,” ujarnya
 
Kedepankan Budaya Bali
“Dulu saya pernah berkata, saya merasa bangga bisa berhasil membangun bandara I Gusti Ngurah Rai . dan saya mendapatkan anugerah lagi dengan bisa menjadi General Manager Angkasa Pura I, ditambah lagi saya punya kesempatan untuk membangun Pura. Ini suatu berkah yang luar biasa bagi saya. Jika orang islam membangun masjid itu biasa tapi membangun pura itu sangat jarang. Berarti saya merasa  bagian dari pura ini. Saya bangga bisa menjadi bagian dari masyarakat Bali”ungkapnya
 
Sudah tidak heran lagi jika karirnya yang semakin menanjak ditambah adanya pengakuan dari masyarakat semakin membulatkan tekadnya untuk terus memajukan bandara tanpa lupa mengedepankan kearifan lokal. Diapun berencana akan mengubah konsep di Bandara agar bangunan, karyawan, dan fasilitasnya bernuansa Bali. “Dulu sewaktu Bulan Purnama terlihat yang saya rasakan sangat indah. tenant – tenant semua menggunakan busana adat bali. Sehingga semuanya bernuansa bali dan saya melihat sangat indah sekali . Memang untuk mengubah ini ke nuansa Bali tidak bisa sekaligus. Saya ingin  frontline ini harus mempunyai ciri khas. Yang pertama untuk porter dulu  untuk menggunakan Busana adat Bali . Jika porter sudah menggunakan baju adat Bali bisa lebih menjaga cara duduk ,tidak nongkrong sembarangan dan punya etika karena membawa adat,” ujarnya
 
Yanus menambahkan untuk para service pelayanan tamu juga akan diwajibkan menggunakan busana adat Bali. Disamping itu juga akan diberikan pembinaan dalam melayani konsumen. Yanus mengakui hal ini memang tidak mudah tapi sudah seharusnya untuk diupayakan, agar seluruh staff dan pegawai di Angkasa Pura harus bisa lebih sejahtera . “Kendala memang selalu mengikuti. Dalam penataan Bandara ini saya selalu mengalami banyak kendala . Tapi itu memang sudah menjadi tantangan saya,dan saya juga paling senang dengan tantangan, Ini daerah beroeprasi bagaimana orang membangun daerah beroperasi ya tentu tidak bisa lepas dari kerja keras dan dedikasi,” tuturnya.*tom’s
Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/12/warningtime.com_-1024x768.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/12/warningtime.com_-150x150.jpgadminwarningtimeIndonesiaMANGUPURA – General Manager Angkasa Pura I Yanus Suprayogi mengungkapkan ' Saat saya masih memegang sebagai proyek yang mana proyek tersebut saya sebagai Pimpro yang punyai suatu tugas  membangun Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan saat telah berjalan, perjalanan proyek itu,saya paling utamakan pekerjaan dibandingkan keluarga, bahkan keluarga itu...Mengungkap Kebenaran