pemred-sentana-beri-penghargaanJakarta, – Sebagai Kepala Daerah, Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi, atau yang sering disapa Pepen dan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini non aktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianugerahi sebagai tokoh nasional oleh media umum nasional, harian SENTANA.

Pepen yang dengan berani pernah menantang dan pasang badan demi melindungi rekomendasi pendirian Gereja Santa Clara yang telah diberikannya, diberi penghargaan sebagai tokoh nasional untuk pluralisme. Sedangkan Ahok diberi penghargaan sebagai tokoh Anti Korupsi.

Penghargaan tersebut diberikan pada acara perayaan HUT ke-35 harian SENTANA, yang dikemas dalam suatu diskusi bertajuk “Integritas Pers Untuk NKRI”, yang dilaksanakan di Wisma Bhayangkari, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (05/04/2017).

“Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya kepada bangsa dan negara,” kata Ketua Panitia HUT, Mikhael Benyamin Sinaga, B.Sc.

Selain Pepen dan Ahok, penghargaan juga diberikan kepada Sukmawati Soekarno Putri sebagai tokoh penegak NKRI dan Leo Batubara sebagai tokoh Pers. Sayangnya, Pepen dan Ahok tidak hadir dalam acara tersebut, penghargaan diberikan melalui perwakilannya.

Hadir sebagai pembicara di acara diskusi tersebut Deputi 7 Kemenko Polkam, mewakili Menko Polkam Wiranto (keynote speaker), Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen (Pol) Drs, Rikwanto, S.H, M.Hum, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo dan Pengamat Pers yang juga dosen IISIP Drs, Kamsul Hasan, S.H, M.H.

Terpisah. Sebelumnya, Wali Kota Bekasi, Rahmat Efendi (Pepen) mendapat apresiasi dari Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia. Pada, Senin (03/04/2017), rombongan Pewarna Indonesia yang terdiri dari Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah Jawa Barat mendatangi Pepen, dan diterima di ruangan pribadinya.

Pada pertemuan tersebut, disampaikan apresiasi dan dukungan kepada Pepen oleh Ketua DPP dan DPD Jabar Pewarna dalam ketegasan sikapnya berdiri di atas semua golongan. Dalam pertemuan itu juga Pepen meluruskan berita atau informasi yang beredar yang menurutnya tidak tepat.

“Saya dibilang membela umat kristiani, ini tidak benar, yang benar saya membela hak setiap warga negara berdasarkan Undang-undang. Hak beribadah semua warga negara dilindungi oleh negara sesuai dengan Pancasila, UUD’45 dalam bingkai NKRI,” kata Pepen, Senin (03/04/2017).

Pepen juga menegaskan bahwa dirinya tidak peduli dikatai kafir, murtad, dihadiahi keranda oleh pendemo dan tidak akan dipilih kembali sebagai Wali Kota Bekasi pada pemilihan 2018 nanti.

“Ngak dipilih lagi jadi Wali Kota ngak apa-apa, sebodo amat. Bagi saya, tidak ada warga mayoritas dan minoritas, semua flat, sama sejajar,” tegasnya. (ARP)

 

Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/04/pemred-sentana-beri-penghargaan.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/04/pemred-sentana-beri-penghargaan-150x150.jpgadminwarningtimeHomeIndonesia  Jakarta, - Sebagai Kepala Daerah, Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi, atau yang sering disapa Pepen dan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini non aktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianugerahi sebagai tokoh nasional oleh media umum nasional, harian SENTANA. Pepen yang dengan berani pernah menantang dan pasang badan demi melindungi rekomendasi...Mengungkap Kebenaran