Widiada: Butuh 1,5 Triliun Guna Pengelolaan Sampah TPA Suwung
DENPASAR – Pemprov Bali akhirnya menyerah mengelola TPA Suwung yang terletak di Denpasar selatan, yang menggunung lebih dari 15 meter. Dengan permasalahan sampah di Bali yang semakian pelik, memicu langkah Pemerintah Provinsi Bali bersurat ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bertujuan agar dapat fasilitas alat dan bangunan untuk pengelolaan sampah. Hal itu mendapat tanggapan dari Anggota DPRD Kota Denpasar Komisi IV dari Fraksi Nasdem, A.A Gede Ngurah Widiada, ia mengatakan kalau hal itu patut diapresiasi akan tetapi ada beberapa hal yang ia sarankan , saat dikonfirmasi via saluran telepon , Minggu (16/4/2017).
“Baiklah kita apresiasi, tetapi kita harapkan pemerintah pusat memberikan respon dengan memberikan fasilitas mesin pengolahan sampah yang memadai seperti yang dilakukan oleh DKP DKI yang akan membeli mesin seharga Rp 1,5 triliun. Karena sampah yang dikelola TPA Suwung sudah mencapai 1.200 ton per hari, bahkan lebih saat hari-hari raya,” terangnya.
Bahkan ,jumlah tersebut bisa melonjak hingga 1.500 ton per hari saat hari Raya besar. Sayangnya , sampah hanya dibuang begitu saja disana tanpa ada pengolahan . Tumpukan sampah tatap tidak bisa dibendung dan akan semakin menggunung.
Celakanya , tumpukan sampah besar akan menghasilkan gas metana yang besar dan berdampak pada kualitas udara. Salah satunya memicu terjadinya efek rumah kaca.” Pemandangan sampah yang menumpuk dengan konsekuensi dampak lingkungan yang terjadi tentu tumpukan sampah yang ada jangan sampai terlalu lama terkatung-katung tidak jelas,” lanjut Widiada.
Widiada menjelaskan, untuk sekarang tinggal menunggu solusi apa yang akan diambil pemerintah setelah dari PT Navigate Organic Energy Indonesia (PT NOEI) memutus kontraknya. Ia menuturkan, di sisi yang dirugikan karena ketidak nyamanan adalah Warga Denpasar Selatan yang berdomisili di radius TPA Suwung. “Bahkan Bapak Menteri Pariwisata RI Arief Yahya juga bereaksi keras atas pemandangan yang tidak elok itu dari image pariwisata, karena kita juga minta Menteri Pariwisata dan Kementerian, ikut memberikan solusi terkait sampah yang menumpuk ini,” ujarnya.
Pihaknya berharap, agar pemerintah segera cepat ambil tindakan karena jika terus dibiarkan akan mengancam kesehatan baik manusia atau hewan (sapi, kambing dll) yang berada di lingkungan tersebut. “Lebih lebih kalau musim hujan bau menyengat busuk dan lalat hijau mulai hadir di rumah penduduk dan sekitarnya,” ucap DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Partai Nasdem ini.
Widiada juga menanggapi terkait investor untuk pengelolaan sampah di TPA Suwung, ia menegaskan kalau Pemerintah Provinsi tidak perlu menunggu investasi untuk beraksi. “Gak usah nunggu investasi karena menurut saya tidak banyak ada investor serius bermodal untuk berbuat mengelola sampah karena untungnya kecil,” pungkasnya.
Menurutnya, untuk kinerja Pemerintah Provinsi yakni dengan bekerjasama dengan Pemerintah Pusat. Sehingga, dapat terbebas dari ancaman dampak sampah plastik yang dapat mencemari air bawah tanah (ABT) yang dapat menimbulkan penyakit Degeneratif. “Kami berharap semua pihak berjuang dan mendukung secepat mencari solusi atas tumpukan sampah yang terjadi. Jangan sampai ini hanya menjadi wacana dan pencitraan belaka. Dan semoga Pak Menteri Pariwisata ikut berjuang keras biar Bali tidak malu.” Tutupnya. (tom”s)
Leave a Reply