SahaT Sinurat (Ketua Umum GMKI -kiri), Imanuel (Sekjen WSCF-tiga kiri) Asia Selatan dan Necka Mandes (Sekjen WSCF-empat dari kiri)
Sahat Sinurat (Ketua Umum GMKI -kiri), Imanuel (Sekjen WSCF-tiga kiri) Asia Selatan dan Necka Mandes (Sekjen WSCF-empat dari kiri)

MANADO -Global Christian Youth Conference (GCYC) yang berlangsung di Ballroom Hotel Peninsula di Manado, Sulawesi Utara, pada hari kedua dari pengamatan langsung di lapangan membicarakan tema,”Isu-isu Gereja, Konflik Global  Perdamaian Dunia.”

Konferensi yang diinisiasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) bersama Federasi Gerakan Mahasiswa Kristen Dunia (WSCF), dihadiri dari 25 negara yang berbeda. Beberapa diantaranya hadir delegasi Hongkong, China, Macau, Singapura, Philipina, Timor Leste, Finlandia, Spanyol dan negara-negara Afrika.

Sejumlah isu global yang dihadapi oleh pemuda Kristen turut dibahas dalam pertemuan itu, seperti perdamaian, ekonomi, toleransi, dan tantangan dalam bergereja di masing-masing negara.

Pada sesi pagi dihadirkan dua orang pembicara utama yakni Sekretaris Jenderal WSCF Necta Montes berasal dari Philipina, dan Sekretaris Jenderal WSCF untuk kawasan Asia-Pasifik Immanuel dari Srilangka.

Necta Montes memaparkan gerakan pembangunan yang mempengaruhi 20 negara seperti Palestina, Libanon, Mesir, Irag, jorndan dan Sudan Utara. Pemuda Kristen dunia harus peduli dengan apa yang terjadi di Timur Tengah.

Pada sesi tanya, perwakilan dari Australia, Australia, China, Vietnam dan Indonesia bertanya mengenai stuasi terakhir perkembangan Kristen dunia di tengah kondisi global yang saat ini didominasi isu agama.

Ketua Umum GMKI Sahat Sinurat yang mengawal jalannya konferensh1i ini menyatakan bahwa sesi pertama memang membahas persoalan konflik dan perdamaian yang terjadi di dunia.

“Jadi untuk sesi awal di pagi hari ini yang kita eksplorasi adalah persoalan konflik perdamaian yang terjadi di dunia. Tadi yang di depan itu ada perwakilan dari WSCF Asia-Pasifik bersama dengan WSCF global. Ada yang menceritakan persoalan di Asia-Pasifik, di Timur Tengah, di Asia Selatan yang lagi hangat, dan juga di Asia Timur. Dari (WSCF) global menceritakan persoalan di Eropa, di Amerika. Ada beberapa peserta juga menggambarkan persoalan yang terjadi di Negara mereka,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI Sahat Sinurat, ketika saat bertemu Reformata di lokasi acara.

Sahat menambahkan bahwa melalui pertemuan itu para pembicara dan peserta berupaya mengeksplorasi persoalan yang menjadi penghambat terwujudnya perdamaian di setiap Negara, meski jenis persoalan yang dihadapi berbeda-beda.

“Jadi sesi ini yang mengawali supaya kita para peserta punya paradigma pemikiran yang sama, bahwa perdamaian itu adalah merupakan semangat kita untuk bersama, dan konflik adalah musuh kita semua,” pungkas Sahat.

Acara Global Christian Youth Conference diselenggarakan hingga Rabu mendatang (26/4/2017), merupakan buah dari kerjasama GMKI, KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Dalam temu pemuda Kristen se-Dunia itu penyelenggara mengangkat tema “Thirst for Peace”.

Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/04/h3.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/04/h3-150x150.jpgadminwarningtimeHomeIndonesiaMANADO -Global Christian Youth Conference (GCYC) yang berlangsung di Ballroom Hotel Peninsula di Manado, Sulawesi Utara, pada hari kedua dari pengamatan langsung di lapangan membicarakan tema,'Isu-isu Gereja, Konflik Global  Perdamaian Dunia.' Konferensi yang diinisiasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) bersama Federasi Gerakan Mahasiswa Kristen Dunia (WSCF), dihadiri dari 25 negara...Mengungkap Kebenaran