Focus Group Discussion PIKI, Revitalisasi Pancasila Perlukah?
JAKARTA – Sebagai bentuk kepedulian dalam menangkal gerakan-gerakan anti Pancasila yang semakin masif dan terorganisir rapi sekarang ini DPP Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) menyelenggarakan Focus Group Disscusion (FGD) bertema; “Upaya Revitalisasi Filosofi dan Nilai Pancasila Dalam Menjaga Keutuhan NKRI.” di Wisma PGI Jl. Teuku Umar No. 17 Menteng Jakarta Pusat, Kamis (15/06/ 2017).
Diskusi yang rencananya rutin digelar dihadiri tokoh-tokoh nasional dan media, sepert Eros Djarot (Politisi), Christianto Wibisono (Pengamat Ekonomi Politik), Dr. Arief Budimanta (DPR, Ketua Megawati Institute), Dr. Sri Yunanto (Pok Ahli BNPT), Partogi Samosir (Kemenlu), Wakil Rektor UKI Dr. dr. Gilbert W.S Simanjuntak, Sp. M(K), Haji Datuk Sweida Zulalhamsyah (Presiden Alumni Kolese De Britto, Pembina Asosiasi Alumni Yesuit Indonesia), Ir. Alex Paath, Pdt Agustinus, Dr Puspita, Pdt. Albertus Patty (PGI), Dickson Siringo-ringo (DPP GAMKI), Prof. dr. Bert Adrian Supit dan lainnya.
Dari jajaran DPP PIKI sendiri hadir Sekjen Audy Wuisang, S.Th, M.Si, Dr Putri Badikenita Sitepu, SE, M.Si, Ir David Pajung, M.Si, Woro Wahyuningtyas, Angel Damayanti, M.Si, Evi Doren dan Arijon Manurung. Dr. Badikenita Putri Sitepu sebagai pelaksana mengungkapkan bahwa diskusi seperti ini akan rutin digelar PIKI dan hari ini selain diskusi akan ditutup dengan buka bersama di akhir diskusi.
Diskusi yang membuka ruang pendapat seluas-luasnya dimoderatori Angel Damayanti yang juga Dekan Fisip UKI). Adapun pembicara Dr. Arief Budimanta, dari unsur pemerintah berasal dari Kantor Menkopolhukam Edison Silaen, dan Kantor Kemdagri Hartono, dan Ir. Yonathan Bowo Pramono.
Tampil pembicara pertama Arief Budimanta mengemukakan bahwa berdasarkan pemikiran Bung Karno, Pancasila adalah filosofi ground-slaag, yakni filosofi dasar bangsa Indonesia. Menurut Arief, Pancasila tidak perlu direvitalisasi karena tidak dalam kondisi parah, bahkan dalam keseharian kita masih nampak simbol-simbol Pancasila, seperti gambar Burung Garuda yang terpampang bersama foto Presiden dan Wakil Presiden. “Kalaupun memang Pancasila sudah tidak vital lagi, mungkin itu dikarenakan adanya gerakan dari mereka yang merasa terkalahkan atau tertinggal” ujar Arief.
Sementara itu, Sri Yunanto menyampaikan bahwa secara sederhana Pancasila harus dijalankan. Pancasila tidak hanya diajarkan (dihafalkan), tetapi juga dididik (diteladankan, utamanya oleh para elit politik pemerintahan). Di Indonesia ada kelompok yang beragama tapi tidak mengindonesia, ada juga beragama tapi mengindonesia, selain itu ada juga kelompok mengindonesia tapi tidak Pancasilais, mengindonesia tapi Pancasilais.
Menarik apa yang disampaikan oleh Eros Djarot menurutnya Pancasila sekarang adalah pilihan kita. Demokrasi politknya liberal dan ekonomi kapitalis. Dengan kondisi seperti itu maka semua orang bertindak sesukanya. “Sama sekali substansinya tidak pernah dipikirkan. Revitalisasi Pancasila itu tidak perlu, yang perlu di revitalisasi adalah para pemimpinnya yang tidak benar,” kritis Eros pedas. Bahkan pendiri dan mantan Ketua Umum PNBK ini menantang PIKI sebagai kumpulan intelegensia berani untuk melakukan gugatan terhadap empat pilar, karena menurutnya kata itu tidak tepat harusnya empat dasar. “Kalau ada pilar terus dasarnya apa,” lagi-lagi kritiknya pedas.
Leave a Reply