GKRI Karmel Permata Hijau Jakarta Tahbiskan Pdt Deetje Caroline Mandang
JAKARATAWARNINGTIME – Gereja Kristen Rahmani Indonesiia (GKRI) Karmel ITC Permata Hijau menahbiskan pendeta ke-10 di lingkungan gerejanya yakni Pdt. Deetje Caroline Mandang. Bersama Deetje juga ditahbiskan Erni Utami Halim sebagai evangelis, Senin (2/10/2017) di GKRI Carmel Permata Hijau, Jakarta.
Acara ini hadiri ratusan undangan baik dari jemaat dan petinggi gereja, tampak antara lain Pdt Dr Mulyadi Sulaiman dari PGPI, Pdt Rolan Oktavianus dari PGLII dan Romo Agus dari KWI.
Pada kotbah sulung (perdana setelah ditahbiskan) Deetje Caroline Mandang usai ditahbiskan mengutip Roma 1:16, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang pecaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.”
Dengan dasar firman Tuhan itulah Deetje mengajak semua yang hadir dalam kebaktian pentahbisannya, ,agar berani memberitakan Injil keselamatan bagi semua orang. Jangan sampai sudah waktunya Tuhan panggil masih ada orang yang belum mendengar Injil akibat dari kita yang tidak mau memberitakan Injil tersebut. Jadi terangnya siapapun kita diutus untuk memberitakan Injil kesemua orang termasuk dirinya yang ketika itu hanyalah sebagai ibu rumah tangga saja.
Dalam sambutannya Pdt Dr. Ronny Mandang sebagai Gembala Sidang GKRI Karmel merasa bangga kalau ada kekuatan baru untuk menambah energi agar GKRI lebih banyak lagi orang-orang yang terpanggil untuk melayani. “GKRI Karmel memang kecil sekalipun demikian berkarakter jendral,” tandasnya malam itu.
Apa artinya jenderal sambung Ronny yang juga ketua umum PGLII ini jendral adalah seorang komandan yang memiliki kemampuan atau otoritas memimpin dan memiliki keberanian.
Untuk itu jemaat Karmel diharapkan juga mampu memiliki hati jendral terutama dalam kemampuan memberitakan Injil. Semangat ini pantas dimiliki karena GKRI adalah gereja injili yang sudah seharusnya memiliki tugas untuk memberitakan injil tersebut.
Pdt Dr. Mulyadi Soleman ketika didaulat menyampampaikan sambutan mengatakan menjadi gembala itu zonder gaji oleh karenanya menjadi hamba Tuhan harus siap menerima apapun konsekuensinya. Namun Mulyadi juga menyemangati karena melayani Tuhan percayalah pasti juga akan dipelihara Tuhan. Selain itu sambung Mulyadi juga menambahkan menjadi hamba Tuhan berarti membuang diri artinya membuang diri dari semangat materialistis dan sepenuhnya melayani Tuhan.
Dari KWI Romo Agus juga berpesan agar terus semangat untuk melayani sebagai hamba Tuhan. Dalam kebaktian pentahbisan malam itu hadir utusan dari bberapa lembaga aras seperti PGPI, PGLII, KWI, JDN dan beberapa lembaga lainnya.
Usai acara makan malam bersama, saat ditemui wartawan di ruang kantor gereja Pdt Deetje bercerita bahwa sudah delapan tahun lalu diminta Pdt Ronny Mandang tetapi karena merasa perlu mempersiapkan diri lagi akhirnya baru sekarang.
“Jadi sudah lama memang, dulu saya belum terima baru sekarang. Yang penting bagi orang percaya dan beriman, harus memperkenalkan Yesus kepada semua orang sebagai satu-satunya jalan keselamatan,” tutur istri Pdt Dr Ronny Mandang ini, memberikan alasan terjun melayani.
Leave a Reply