Menteri Siti Nurbaya Bakar Diterima PGI Bahas Soal Lingkungan Hidup
Jakartawarningtime.com – Menteri Lingkungan Hidup Dr Ir Siti Nurbaya Bakar, MSc jajarannya, beserta dengan rombongan Senior advisor seperti Ir Sarwono Kusumaatmaja, Dr Imam Prasodjo menyambangi PGI, Kamis (19/01/2018) di Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Menteri Lingkungan hidup dalam kedatangannya menyatakan maksud kunjungannya dalam rangka meminta masukan PGI khususnya gereja agar ada keseimbangan (balancing). Dijelaskan, kementerian dibawah kepemimpinannya sudah melakukan berbagai terobosan dan kegiatan dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup seperti mengembangkan mart rotan di Sulawesi.
“Kali ini kami datang bukan untuk kasih saran tetapi justru minta saran dan masukan dari PGI dan gereja tentang permasalahan lingkungan untuk pertimbangan pemerintah,”ujarnya.
Kedua, kata Siti Nurbaya, persoalan-persoalan lingkungan dalam masyarakat terkait dengan sampah, longsor, banjir dan lainnya. Menurutnya, sekarang makin baik sinergitas dalam mengelola lingkungan. Nanti ada publik education yang kita kembangkan. Pendidikan melalui sekolah sangat bagus.
Merespon keinginan menteri, Ketua Umum PGI Heinriette Hutabarat Lebang menyatakan apresiasinya atas kunjungan menteri dan rombongan. Kemudian, ia memperkenalkan pengurus PGI dan memutarkan film tentang permasalahan lingkungan karya Yakoma PGI. Mengambil kasus masalah PT Indo Rayon hingga berubah PT Toba Pulp Lestari (TPL).
“Saya sangat berterimakasih bisa menonton film 2014 ini, tetapi perlu saya sampaikan bahwa 30 Desember 2016 Presiden Jokowi telah mengakui hak wilayat adat, ditandai dengan memberikan sertifikat hak pengusaan adat seperti ke masyarakat Padumanan Sipituhuta,” paparnya.
Sayangnya kebijkan ini memang harus ada kaitannya dengan daerah karena ketika keluar harus dibarengi dengan Perda. “TPL sendiri punya 180 ribu hektar, nanti kalau ada komunutas disitu maka mereka yang harus didahulukan, itu kebijakan presiden.”
Situ Nurbaya menyatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan pemda-pemda dan sekarang sudah ada progresnya. Diakui masih ada kendala terkait dengan kebijakan pemda lewat perda. Perkiraan maping para aktivis sekitar 8 juta dan yang sudah ada orangnya, 2 sampai 3 juta.
“Dalam perkenalan tadi, PGI sudah berkali-kali menekankan lingkungan dan saya apresiasi sekali,” lanjutnya.
Dr Imam Prasodjo yang ikut rombongan, mengingatkan bahwa di daerah-daerah perlu kehadiran organisasi keagamaan untuk menggerakkan kesadaran lingkungan. “Perlu menitip ke pendeta-pendeta akan lebih bergerak menumbuhkan kesadaran lingkungan, apalagi seperti area TPL suara pendeta pasti di dengar. Dengan demikian maka ada awearnes dan dukungan civil society.”
Seperti diketahui, PGI selama ini sudah menumbuhkan kesadaran dan kepedulian lingkungan, dengan mengkampanyekan Gereja Sahabat Alam dan mendorong pendidikan dari anak-anak.
Sementara Sekretaris Umum PGI Pdt Gomar Gultom pada kesempatan yang sama, menyampaikan bahwa di lingkungan PGI sudah memulai kesadaran lingkungan dengan tidak menggunakan plastik di kantor PGI. Bahkan sudah dimulai dikampanyekan sejak Sidang Raya PGI di Nias dua tahun lalu. Sekarang juga sudah dipopulerkan gereja sahabat alam.
Sekum PGI juga mengingatkan bahwa dulu sudah ada Nota Kesepahaman (MoU) antara PGI dan Kemeneg LKH. Harapannya agar segera diperbaharui karena sudah habis berlakunya.
Selain itu, Gomar Gultom menyampaikan bahwa PGI juga memahami bahwa selama ini kebijakan pemerintah pusat sering terkendala di tingkat DPRD dan Pemda karena ada keterkaitan Perda. Karena itu, PGI sudah berinisiatif melakukan pendekatan melelui gereja terhadap pemerintah daerah.
Pertemuan berlangsung suasana akrab ini diakhiri dengan tukar cendera mata antara ketua umum PGI dan Menteri, dan ajang foto bersama.
Leave a Reply