Aulia Andri (tengah)

Pematang Siantar WT – Politik uang sebuah istilah yang ngawur. Ini membuat seolah politik itu kotor dan terkait uang. Defenisi kurang tepat. Lebih tepat contrac buying atau politik membeli. Demikian diungkapkan Aulia Andri Anggota Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dalam Diskusi Media Sosial Isu Sara dan Pilkada Bersih dan Damai yang diselenggarakan Yakoma dan Biro Litkom GKPS, Pematang Siantar Selasa (6/03/2018).

“Menyumbang ke Mesjid atau Gereja apa tidak boleh, ya boleh. Makanya istilah itu terlalu luas,”paparnya.

Sementara terkait politik identitas, menurut Aulia bahwa yang sekarang ditonjolkan organisasi-organisasi keagamaan. Itu yang terjadi karena parpol tidak berhasil membangun identitas. “Saya kira itu kegagalan partai politik sebagai pilar demokrasi membangun politik,” tegasnya.

Terkait soal media sosial meresahkan, karena kita gagap teknologi. “Kita belum siap bermedia sosial karena masih banyak orang yang marah dengan status orang. Kalau mau baca ya tutup aja simpel. Kita tidak mau dewasa dalam bermedia sosial,” paparnya.

Karena itu, bagaimana mengelola media sosial ya harus dewasa dan bijak. Contoh misalnya MCA ya itu ada skenario yang besar, dan sudah lama. “Saya sudah tahu sejak lama bahkan tujuh tahun lalu, semua itu ngawur,” ujarnya.

Terkait Pilkada Sumut yang sempat ramai, kata Aulia bahwa ada prosedur pemilu yang keliru, yang terjadi maka Bawaslu memutuskan memenangkan sebagian tuntutan dari JR Saragih dimenangkan kembali lagi.

Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2018/03/20180306_122621-1024x576.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2018/03/20180306_122621-150x150.jpgadminwarningtimeFokusPematang Siantar WT - Politik uang sebuah istilah yang ngawur. Ini membuat seolah politik itu kotor dan terkait uang. Defenisi kurang tepat. Lebih tepat contrac buying atau politik membeli. Demikian diungkapkan Aulia Andri Anggota Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dalam Diskusi Media Sosial Isu Sara dan Pilkada Bersih dan Damai...Mengungkap Kebenaran