Pewarna Indonesia Rancang Pedoman Peliputan Pewartaan Nasrani
DENPASAR -WT – Rapat Kerja Bersama Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna Indonesia) dengan agenda utama Pembahasan Pedoman Peliputan Pewartaan Nasrani berlangsung di Kampus Pasca Sarjana Universitas Mahendratta di Renon, Denpasar, Sabtu (24/03/18).
Rapat ini selain diikuti pengurus lengkap Pewarna Indonesia dan anggota juga melibatkan unsur wakil Aras Gereja dan Ormas Kristen antara lain, PGI, MUKI, PGLII, API dan lainnya. RKB ini dimoderatori oleh Argopandoyo selaku Sekretaris Jenderal Pewarna Indonesia.
Ketua Umum Pewarna Indonesia Yusuf Mujiono dalam pengantarnya, menyatakan latar belakang perlunya Pedoman Peliputan Pewartaan karena sering di lapangan dipertanyakan dalam tugas-tugas peliputan. Karena itu, untuk menjawab itu Pewarna Indonesia mengadakan pertemuan ini sehingga nanti ada rekomendasi dalam pembuatan manual booknya sebagai acuan.
“Realitas Indonesia sekarang dengan eksploitasi agama sering melahirkan konflik termasuk dalam konflik dalam intern gereja , sehingga nanti pedoman ini bisa menjadi buku saku dalam pemberitaan. Tujuannya, pada akhirnya ada standarisasi dalam pemberitaan dalam wartawan nasrani terutama dalam pemberitaan,” jelasnya.
Menurut Yusuf Mujiono bahwa panduan ini pada akhirnya memang bisa menjadi acuan bersama dalam menulis berita terkait dengan kekristenan dan di luar Kristen.
Direktur Yakoma PGI Irma Simanjuntak dalam masukannya, menyatakan bahwa harus dijelaskan dulu seberapa penting sebuah panduan untuk wartawan nasrani. Juga apa yang membedakan kita dengan teman-teman kita wartawan yang bukan Kristen.
Membandingkan dengan yang berlaku di internasional seprti WEB, kata Irma bukan membuat panduan tapi lebih membuat prinsip-prinsip yang sesuai dengan Alkitab. Akhirnya mereka merumuskan setidaknya lima prinsip. Antara lain misalnya prinsip penghargaan dan prinsip kenabian.
Adapun pokok-pokok bahasan dalam diskusi antara lain, seperti dikeluarkan panitia pelaksana adalah membahas seberapa penting pewartaan tentang kekristenan itu ada? Bagaimana pandangan mengenai perilaku pewarta nasrani selama ini? Apa kekurangan dan kelemahan media-media kristen dalam menyajikan berita dan bagaimana caranya untuk memperbaiki hal itu? Bagaimana mengolaborasi antara jurnalistik dengan pewartaan yang Alkitabiah dan sesuai Iman Kristiani?Perlukah aturan bagi pewarta nasrani dalam meliput agar hasil peliputannya tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan bernilai bagi publik? Bagaimana memaksimalkan pewartaan Kristen di tingkat gereja? Bagaimana caranya meningkatkan kesejahteraan para pewarta nasrani?
Rapat Kerja Pewarna yang berbentuk FGD ini berlangsung seharian penuh, dan diharapkan ada rumusan yang nanti rekomendasi ke Jakarta untuk pembahasan lebih lanjut. Sehari sebelumnya Pewarna Indonesia sudah melakukan seminar di Universitas Mahendratta, kunjungan ke DPD Perjuangan beraudensi dengan I Wayan Koster yang juga calon gubernur Bali. Juga mengunjungi museum Soekarno di Tapak Siring.
Leave a Reply