PGIW DKI Jakarta Gelar Sendratari Kisah Ibrahim Tunggul Wulung
Jakarta WT – Komisi Pekabaran Injil PGI Wilayah DKI Jakarta menyelenggarakan Sendratari mengisahkan perjalanan hidup Ibrahim Tunggul Wulang dengan melibatkkan 70 personil dan pendukung, dari anak balita hingga dewasa di Gedung Abalove Center, Rabu (11/07/2018) Jakarta Utara.
Menurut Sekretaris Umum PGIW DKI Pdt Ferry Simanjuntak bahwa pagalaran sendratari merupakan program bagian Komisi Penginjilan Pekabaran Injil PGIW DKI Jakarta.
“Lewat sendratari ini diharapkan bisa memahami gerakan penginjilan di Jawa terutama memahami tokoh lokal, bagaimana dan siapa, pemahaman penginjilan dulu,” jelas Ferry Simanjuntak pada jumpa pers.
Ditambahkan Dr Mervin Panjaitan selaku Ketua Komisi PGIW DKI Jakarta bahwa pagelaran ini yang pertama di Indonesia dan bahkan di dunia. Kedua, kami dari komisi Pekabaran Injil ingin memaparkan sejarah penginjilan di Jawa.
“Waktu itu, penginjil lokal sering direndahkan misionaris Eropa, demikian juga pemerintah Eropa. Ternyata yang menghambat penginjilan di Jawa adalah orang Kristen sendiri. Pemerintah dan gereja memang melarang pada waktu itu dengan alasan takut meminta merdeka atau bebas, minta diperlakukan sama dan bebas dari rodi,” paparnya. Ketiga, pagelaran ini sebagai alat pekabaran Injil, dengan budaya Jawa.
“Teori konsep masyarakat Jawa dengan budaya Jawa saling menghidupi. Kalau budaya hilang maka masyarakat tetap kehilangan,” bebernya. Sendratari ini tidak hanya berhenti di sini karena setelah ini nanti akan ada Sendratari Kiai Sadrach dan lainnya.
Terkait pemilihan sendratari yang penyajian lebih kekuatan narator dan musik gamelan, Utro menyatakan lewat sendratari dengan musik adiluhung kaum muda bisa merasakan kekuatan musik jawa dirangkai kisah penginjilan dulu.
“Melalui sendratari ini kami ingjn membangkitkan dan menancapkan orang dengan kejawaan yang jelas. Leluhur kita menerima Yesus karena pencarian dan perjumpaan secara pribadi. Biarlah anak-anak kita duduk bersama leluhur mencintai ibu pertiwi. Melalui sendratari bisa dengan komunikasi diam sehingga bisa memainkan dan menyentuh rasa lewatvalunan musik gamelan,” tutur Utro selaku sutradara.
Menurut Utro, pertunjukan sendratari ini merupakan hasil kerjasama PGIW DKI Jakarta dengan Gereja Injili Tanah Jawa. Adapun latarnya adalah Desa Pertika, bebas dari pajak sekitar 1860 pasca Perang Dipenegoro. Ibraham Tunggul Wulung adalah salah satu panglima Dipenegoro kemudian setelah berakhir perang akhir bertapa. Dalam pertapaan dia menemukan sumber hidup sejati, turun dan kemudian membentuk perintisan di Jawa, di Banyuwoto. Dari sini mengutus muridnya, salah satunya Kiai Sadrach di Poerwerojo dan juga salah satunya ke Cikilang, kemudianncikal bakal Gereja Kristen Pasundan (GKP).
Ditambahkan Tri Budi Wibowo, bahwa Tunggul Wulung melakukan pekerjaan penginjilan sekitar Muria, Pati. Titik sentral di Banyutowo. Kemudian berjumpa dengan Kiai Sadrach yang melayani di Poerwerojo dan Paulus Tosari di Jawa Timur.
“Kenapa tokoh ini diangkat, karena dia penginjil pribumi yang berhasil. Tunggul Wulung membaptis 7000 oraang di Bonyutowo,” kata wakil ketua ini sambil mengingatkan bahwa Tunggul Wulung sangat berperan dalam Gereja Injili Tanah Jawa. Nanti sendratari ini juga akan mengunjungi kota-kota di Jawa.
Menarik Ketua Panitia Maxi sendiri berasal dari Manado. “Kita bergerak mencoba penginjialn di semua daerah Indonesia dan kali ini dari Jawa dan nanti menyusul daerah lain. Semoga perhelatan ini berhasil tidak hanya dihadiri banyak orang tetapi berhasil secara roh, artinya bisa menjalar ke mana-mana,” tuturnya.
Seperti diketahui Ibrahim Tulung Agung berasal dari krabat Mangkunegaran Surakarta dan dulu seorang demang di Kediri. Setelah meninggal dimakamkan di Jepara. Ditengah penentangan dari misionaris Eropa Tunggul Wulung (1800-1885) adalah sosok penginjil lokal yang sukses di Jawa.
Leave a Reply