Ajang API Ke-3 Berikan Penghargaan 12 Kategori di Bandung
Bandung WT – Ajang Penghargaan Tahunan Pewarna Indonesia 2019 dibuka Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si. di MDC Hall Pasir Koja Bandung Jumat (29/03/2019). Ajang pemberian Apresiasi yang ke 3(tiga) di Bandung diberikan pada para Tokoh Nasional dan para Sahabat Pewarna.
Adapun beberapa nama Kategorial Profesi antara lain: Jacklevyn Frits Manuputty, S.Th, S Fil, MA Kategori Lintas Agama. Dr. Japarlin Marbun profesi Kategori Lintas Aras. Patmono Sastrokasmojo Kategori Seni dan Budaya. David Surya, SH Kategori Advokasi dan Hukum. Untuk Kategori Media dan Literasi Radio RPK FM. Profesi Kategori Sosial dan Politik diberikan pada Grace Natalie Louisa. Kategori Karya dan Prestasi diberikan pada Stephen William Joseph Tambayong. Untuk Katagori Khusus Penjaga Keberagaman diberikan pada Syayh Abdul Salam Panji Gumilang dari pesantren Al Zaitun Indramayu Jabar. Untu Sahabat Pewarna diberikan pada Elisabeth Tjianti sahabat Lintas Agama. Sahabat Lintas Aras diberikan pada Yusak Toto. Sahabat Misi dan Gereja diberikan pada Benyamin Obadyah. Sahabat Bidang Pendidikan diberikan pada Lisa Mulyati, S.Sos. M.Si Ketua LPPD DKI Jakarta. Sahabat Penegakkan Hukum diberikan pada Leo Panjaitan SH. MH. Penghargaan Khusus diberikan pada Ali Mochtar Ngabalin.
Thomas Pentury dalam sambutannya sangat berterima kasih diadakannya acara ini. Khususnya dalam menjalin kerjasama dengan agama lain dengan mengundang Syaykh Panji Gumilang dengan tim dan paduan suaranya yang berjumlah 40 orang. PEWARNA sudah membantu meringankan tugas Dirjen Bimas Kristen dalam merawat keutuhan keberagaman di Indonesia.
Grace Natalie Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia dalam sambutannya mengeluhkan masih adanya kelompok Intoleransi di Indonesia khususnya dalam mendirikan tempat ibadah umat Kristiani masih sulit. Di Bandung pernah terjadi ada sekelompok orang yang melarang diadakannya ibadah KKR di Bandung. Banyaknya para politisi yang tertangkap OTT KPK. “Persoalan ini amat serius, masalah moral dan komitmen memperjuangkan kepentingan masyarakat” ungkapnya.
Syaykh Panji Gumilang dari pesantren Al Zaitun Indramayu dalam orasi kebangsaannya menyatukan umat secara hakiki. Membuka sejarah Nusantara yang sangat damai. Para leluhur terdahulu dalam bentuk kerajaan kerajaan mempersilahkan semua agama untuk masuk dan menyebarkannya keseluruh Nusantara. Pidato Panji Gumilang secara rinci menguraikan agama Islam, Katolik dan Kristen masuk ke Nusantara. Panji Gumilang diakhir pidatonya mengajak semua undangan menari Sukacita dengan bahasa Ibrani dengan judul Hava Nagila (Be Joyous). Situasi ini mencairkan suasana menjadi penuh keceriaan dan harmonisasi antara umat beragama.
Leave a Reply