Politisasi Berita Hoax Harus dibersihkan dari Gereja, Jelang Pilpres dan pileg 2019
Jakarta WT – Orang Kristen di Indonesia terpanggil sebagai garam dan terang dunia yang melalui iman Kristianinya dapat melakukan transformasi politik secara positif, kritis, kreatif, dan realistis, serta menjadi kekuatan moral yang dapat melakukan transformasi dan perubahan sosial melalui konsep, pemikiran, gagasan dan berbagai gerakan, yang mengacu pada keteladanan Kristus dalam berpolitik, demikian di katakan Inggard Joshua Pemerhati Gereja kepada pers, di kantornya, Selasa, 2 April 2019.
“Politik Yang di lakukan hirarki, tentunya harus meneladani Politik yang di jalankan oleh Yesus Kristus, yang adalah seorang aktivis dan pembaharu politik. Walau Dia tidak pernah membentuk Partai Politik, tetapi Ia aktif melakukan gerakan moral untuk membarui, memperbaiki, bahkan dengan cara menggoyang kemapanan dan status quo pada zamannya, “ucap Inggard Joshua.
Menurutnya, Yesus adalah figur yang paling tepat untuk belajar politik hati nurani. Dia adalah tokoh ulung dalam politik. Tapi politik yang bukan politik serobot sana serobot sini, Yesus memainkan politik Kerajaan Allah, yakni politik yang mengutamakan keselamatan, kesejahteraan, belarasa, kepedulian dan memihak korban atau option for the poor, gaya berpolitik Tuhan Yesus adalah politik yang bukan saja bernilai ke akan an (kekal) dan juga politik yang bernilai kekinian. Yesus memproklamasikan kabar baik, pembebasan kepada orang-orang tawanan dan penglihatan kepada orang-orang buta, dan memproklamasikan tahun rahmat Tuhan telah datang, tetapi Ia juga menjalankan aksi membebaskan orang-orang yang tertindas dalam arti seluas-luasnya.
Selain itu, kata Inggard Joshua yang perlu di mengerti oleh semua pihak, gereja secara organisasi tidak boleh berpolitik? Ya, karena gereja bukan partai politik. Kalau ini dilakukan, akan sangat banyak hal yang tidak baik akan terjadi bagi gereja. Tetapi secara organisma (individu), kita sebagai umat (Bait Allah, 1Korintus 3:16) wajib menjalankan fungsi politik kita secara tegas dan idealis. Inilah yang disebutkan dalam Yeremia 29:7, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Tindakan “mengusahakan kesejahteraan”, itu sejatinya tindakan politik. Pertanyaan selanjutnya, siapakah yang akan menjadi referensi utama kita sebagai jemaat kristiani dalam berpolitik? Ya, tidak lain adalah Tuhan dan Juruselamat kita satu-satunya, Yesus Kristus.
Pilpres & pileg 2019 mendatang, Gaya Politik Yesus inilah yang mesti di teladani Hirarki baik dalam tataran konsep maupun dalam tataran tindakan, jangan kemudian konsepnya bagus, teorinya indah, tapi prakteknya tidak meneladani politik ala Kristus, praktek politik hirarki yang tidak meneladani Kristus, bisa membahayakan posisi Gereja dan Umat”ungkap Inggard Joshua
Situasi saat ini, ada fenomena memprihatinkan di kalangan hirarki maupun di kalangan oknum awam pejabat gereja, yang di sinyalir melakukan praktek politik kotor dengan menyebarkan berita hoax yakni menyampaikan informasi sesat bahwa Pilpres 2019 ini, pertarungan ideologi NKRI Vs ideology Khilafah, padahal pasangan Capres-Cawapres yg ikut Pilpres 2019,komitmen NKRI nya sangat kuat, tindakan menakut-nakuti ini justru diciptakan secara sistematis dan massif serta ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu, di duga dari suatu kelompok yang sedang berkonstestasi mengejar kekuasaan di Pilpres 2019 , sehingga akibatnya umat ketakutan, bingung, galau serta terpolarisasi, nah tanpa disadari praktek ini justru memicu mendorong gereja ke jurang ketidak martabatan, jurang perpecahan dan bahkan jurang kehancuran , baik sebagai institusi maupun sebagai persekutuan umat Allah.
“Karena itu, untuk memurnikan Praktek Politik gereja yang diduga menafikan keteladanan Kristus, maka hirarki maupun para tokoh umat sudah semestinya memahami “Manifesto Politik Yesus” yang ditulis oleh Emanuel Dapa Loka, sehingga di momentum jelang Pilpres & pileg 2019 ini, marilah kita semua, baik Hirarki, klerus, tokoh umat dan juga umat Katolik / Kristen di manapun berada, yuk kita teladani Politik Ala Yesus, Bersihkan Gereja dari Politik Hoax”Inggard Joshua
Mengapa paslon 02 didukung dan banyak yg turut serta ikut berpartisipasi justru dr kalangan kelompok HTI dan FPI, Pak Inggard? Apakah yakin tdk ada bargaining position nih? Lantas yg digunakan dlm setiap pengambilan kebijakan thd kedua ormas