Warningtime.com Jakarta – Dampak  ancaman penyebaran Covid 19 sangat luas, bahkan generasi muda juga menjadi korban dengan kebijakan pemerintah meliburkan dan merumahkan sekolah  dalam jangka waktu yang lama,   dan puncaknya meniadakan Ujian Nasional (UN) yang harusnya dilakukan serempak bulan April ini.

Menanggapi kebijakan dan apa dampaknya bagi anak muda, Richard Nayoan  pemerhati generasi muda dan aktifis Anti Narkoba ketika dihubungi lewat telepon, Jumat 26/03/20, di Jakarta, mengingatkan semua pihak bahwa meski yang paling rentan diserang corona berusia lanjut bukanu  berarti tidak bisa menyerang anak muda.

Dari beberapa referensi dan media sosial informasi dari pemerintah, kata Richard sebetulnya kebanyakan yang rentan terpapar corona  ini dilihat dari angka yang meninggal itu sudah berumur. Tetapi bukan berarti anak muda tidak terkena.  Artinya ada potensi anak muda bisa berdampak dengan Covid 19, seperti yang disaksikan sendiri. “Puji Tuhan ya anak muda yang terkena virus Corona itu bisa sembuh,” saksinya.

Nah bicara dampak Covid 19 bagi anak muda ini, terang Richard harus dilihat misalnya gaya hidupnya sepeti apa, kemudian imunitas atau kekebalan tubuhnya. Kalau kekebalan atau imunnya kurang jelas anak-anak muda sangat berpotensi terkena virus.

Sekali lagi, sambung Richard, kembali ya seberapa berdampak Covid 19 terhadap anak muda pelajar dan mahasiswa tergantung dari bagaimana mencegah atau mengobati kearah yang positif.

Terkait anjuran pemerintah yang meminta semua warga untuk stay di rumah termasuk anak-anak muda pelajar dan mahasiswa sejauhmana kira-kira responnya, Richard mengungkapkan seharusnya anak-anak muda sih bisa ya untuk mengikuti saran dari pemerintah.  Persoalannya bukan bisa atau tidak bisa anak muda mengikuti saran pemerintah tetapi mau atau tidak mau mereka mengikuti saran tersebut.

Apresiasi TNI Polri

Terlepas dari itu, ia memberikan apresiasi kepada TNI Polri yang rutin mengadakan patroli agar anak-anak muda, untuk sementara tidak berkerumun terlebih dahulu dari tempat-tempat keramaian untuk segera pulang.

“Dari apa yang saya lihat dan baca tentang tugas Polri dan TNI yang masih patroli untuk membubarkan tempat-tempat nongkrong itu, bukti bahwa masih ada beberapa sikap anak muda yang menolak untuk stay di rumah serta untuk menghindari tempat-tempat keramaian,” ujar mantan caleg muda Nasdem. Meski faktanya beberapa anak-anak muda yang masih suka nongkrong tetapi masih banyak juga anak-anak muda yang taat mengikuti saran pemerintah.

“Menurut saya anak-anak muda yang mengikuti saran pemerintah ini sudah memiliki pola pikir untuk menjaga keselamatan diri sendiri maupun keluarganya dan berpikir untuk masa depannya”, bebernya sekalipun bukan berarti anak-anak muda yang masih suka nongkrong itu tidak berpikir masa depannya ya.

Artinya kalau masih ada anak-anak muda yang masih nongkrong itu karena lebih pada tidak tahan atau merasa jenuh ada di rumah saja.

Menanggapi kebijakan pemerintah menganjurkan untuk stay at home, Richard yakin bahwa pemerintah sudah memiliki pertimbangan matang untuk mengatasinya.

Karena hanya dengan menjaga jarak dan mengisolasi diri di rumah masing-masing itu mampu memutus mata rantai pandemic corona ini. Pemerintah tahu inilah strategi untuk mengatasi virus corona.

Ditanya tentang ditiadakan Ujian Nasional (UN), Richard sangat setuju ditiadakannya UN bahkan dirinya sudah diusulkan tahun-tahun sebelumnya. Pengalamannya saat UN, begitu stresnya, bayangkan belajar selama tiga tahun hanya ditentukan dengan ujian nasional yang hanya tiga hari.

Menurutnya ini sangat tidak seimbang dibanding belajar selama tiga tahun tetapi hanya tergantung pada UN. Sekalipun memang belakangan ini sudah ada revisi kalau UN tidak dipakai lagi menentukan kelulusan. Justru menurut aktivis muda ini dengan ditiadakan UN ini mengurangi anggaran.

Sedangkan dengan ditiadakannya proses belajar mengajar di sekolah, menurutnya, selama orang tua bisa mengawasi dengan baik tidak ada masalah. Kalaupun ada keluhan kok banyak banget tugasnya. Sebetulnya begini di sekolah itu belajar 6-7 jam dan kadang mash tambah waktu.

Kalau kemudian menganggap di rumah tugasnya banyak, toh guru sudah mengukur bagaimana agar anak muridnya tidak tertinggal pelajaran.

“Saya kira wajar-wajar saja kalau guru memberikan tugas yang banyak, saya punya keponakan tetapi tak mengalami kesulitan dengan tugas yang harus dikerjakan, selama belajar di rumah hanya satu jam sudah selesai mengerjakan tugasnya,” ungkapnya mantab.

Bandingkan kalau belajar di sekolah selama 6-7 jam, lalu bagaimana pola pendidikan anak sekali lagi peran orang tua sangat penting. Sabar tidak orang tua mengajar dan mendampingi anak, dan bagaimana orang tua memberikan spirit dan motivasi bagi anak-anaknya.

Kemudian dengan kondisi seperti ini upaya apa yang dilakukan anak-anak muda gereja dan bangsa Indonesia, sebagai anak muda Indonesia Richard bersyukur sekali dilahirkan sebagai anak Indonesia, dan sebagai generasi muda dirinya bersyukur karena pemerintah melakukan gerak cepat dalam menangani pandemic virus ini, dan masyarakat patut memberikan apresiasi kepada pemerintah.

Selanjutnya sebagai generasi muda dirinya mengapresiasi terhadap kesadaran masyarakat Indonesia, Jakarta pada khususnya, Ini dilihat dari indikasi angka covid 19 dibanding dengan negara lain Indonesia dengan pendudk ke empat terbesar tetapi presentasi yang terkena corona masih relative lebih kecil.

Artinya masyarakat Indonesia ada kesadaran, serta penanganan pemerintah yang serius disini. Lalu dengan Corona ini masyarakat sudah mulai disiplin mencegah hal-hal itu yang terjadi.

Sebagai anak muda yang kita lakukan tetap menjaga diri sendiri agar tidak tertular menjaga kesehatan, kebersihan dan makanan yang begizi, mencegah tidak berkumpul jadi ikuti saja saran pemerintah.

Kemudian peran anak muda juga bisa mengkampanyekan pola hidup yang sehat, dan untuk sementara berkomunikasi dengan media sosial yang positif.

Melalui sosial media kita bersama memberitahukan hal yang positif bagaimana melakukan sosial distancing, pola hidup sehat dan sebagainya. Dengan terus berkarya dengan apa yang kita lakukan dipercayai akan menjadi pahlawan-pahlawan dalam melawan corona.

“Jangan seperti orang Italia yang bandel-bandel akibatnya lebih buruk dan saya mengucapkan terimakasih untuk pahlawan kita yaitu tim medis donter dan perawat juga seluruh tim gabungan. Saya terimakasih sama tim medis, dokter, perawat dan tim gabungan yang rela berkorban 24 jam untuk penanganan korban Covid 19,” katanya berpesan.

 

Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2020/03/20200327_145651.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2020/03/20200327_145651-150x150.jpgadminwarningtimeFokusIndonesiaWarningtime.com Jakarta - Dampak  ancaman penyebaran Covid 19 sangat luas, bahkan generasi muda juga menjadi korban dengan kebijakan pemerintah meliburkan dan merumahkan sekolah  dalam jangka waktu yang lama,   dan puncaknya meniadakan Ujian Nasional (UN) yang harusnya dilakukan serempak bulan April ini. Menanggapi kebijakan dan apa dampaknya bagi anak muda, Richard...Mengungkap Kebenaran