Jefri Tambayong: Ingatkan Warga Gereja harus aktif Melawan Massifnya Ancaman Narkoba
Warningtime.com Jakarta – Warga gereja penting berbuat dan bertindak peduli untuk menekan ancaman Narkoba yang sekarang terus berlangsung massif. Tindakan peduli bisa dilakukan dengan mempersiapkan pemuda gereja untuk menjadi konseling bagi jutaan korban narkoba yang ada dan tidak jauh dari sekitar kita. Demikian ditegaskan Ketua Umum Gerakan Mencegah daripada Mengobati (GMDM) Jefri Tambayong saat diwawancarai wartawan yang tergabung dalam PEWARNA Indonesia.
“Kami (GMDN) bersedia untuk men-training pemuda gereja untuk mengenal lebih jauh seluk beluk narkoba, yang nanti pengetahuan itu berguna untuk pendampingan dan pelayanan korban narkoba. Bisa dimulai dari menangani satu korban saja, bayangkan berapa banyak bisa dijauhkan dari narkoba,” tutur Ketua Umum FOKAN ini.
Sayangnya kesedian GMDM ini untuk melatih pemuda gereja, kata Jefri Tambayong kurang di respon dengan baik oleh gereja. Meski demikian pihaknya akan terus mengajak warga gereja untuk turut ambil bagian untuk menekan penyebaran narkoba di Indonesia.
Ditengah situasi yang serba tidak pasti ketika pemerintah, ASN, TNI, Polri, dan masyarakat disibukkan memutus mata rantai penyebaran covid-19 para bandar narkotika masih sibuk memanfaatkan peluang menyebarkan dan mendistribukan barang haram tersebut pada masyarakat.
Fakta di lapangan belum lama ini terungkap Kapolri Jenderal Idham Azis memimpin acara pemusnahan barang bukti narkotika jenis sabu seberat 1 ton di Polda Metro Jaya, Jakarta. Barang bukti tersebut merupakan hasil sitaan tiga tangkapan yang dua di antaranya merupakan jaringan internasional.
“Kasus narkoba ini memang sudah sangat memprihatinkan, salah satu kasus extraordinary yang harus kita tangani bersama-sama. Kita bentuk Satgas Merah Putih, Satgas ini dulu yang bentuk Pak Kapolri Tito Karnavian tanggal 26 Juli 2016. Kebetulan waktu itu saya dipercayakan untuk menjadi Dansatgas,” tutur Idham di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (2/7/2020).
Jefri Tambayong Ketua GMDN (Garda Mencegah dan Mengobati) dan Ketum FOKAN (Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba Nasional) ditemui dikantornya yang baru di sekitar jalan Malaka Jakarta timur Selasa (14/07/2020) mengungkapkan bahwa bahwa peredaran narkoba dari hari ke hari terus bertambah.
“Ini sebenarnya bagaikan fenomena gunung es apa yang kita lihat didepan mata sangat berbada dengan apa sebenarnya yang ada pada lapisan bawah yang jauh sekali lebih besar, pada waktu Pak Budi Waseso masih memimpin BNN dan memimpin penangkapan di Cengkareng jakarta barat yang beratnya hampir satu ton mengatakan yang beredar dimasyarakat mencapai 500 ton pertahun, jadi yang ditangkap dan dimusnahkan Kamis (14/7/2020) sebenarnya bagian kecil yang beredar di masyarakat jadi belum sampai 10 persen yang dimusnahkan” ungkapnya.
Lebih lanjut Jefri menambahkan, kegelisahan Kapolri dapat kita pahami sebagai kondisi yang mengerikan terhadap bangsa dan negara. Kehancuran negara yang disebabkan oleh narkoba sudah tampak nyata di depan mata. Belajar dari pengalaman Tiongkok yang dulu mempunyai kekuatan besar dengan tentara yang banyak, bisa kalah dengan mudah dari Inggris karena lebih dulu masyarakatnya dicecoki candu. Kemenagan Inggris yang dikenal dengan Perang Candu memaksa China menyerahkan Hongkong untuk di bawah koloni Inggris selama 99 tahun. Bukan hal seperti itu bisa terulang kembali di era modern dalam bentuk lain.
“Anehnya Narkoba di Cina dan Malaysia dilarang tapi kenapa narkoba ber ton ton bisa masuk dari Cina dan Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Belanda masuk ke Indonesia dengan ribuan pelabuhan resmi dan pelabuhan atau jaringan tikus. Peringatan dari Kapolri pada aparat Kepolisian jangan main main harus dipahami semua lapisan masyakat. Kalau para tokoh masyarakat, anggota masyarakat, aparatur negara, dan pemuka agama sekalipun sudah terikat narkoba maka negara sudah diambang kehancuran ” ungkapnya.
Berdasarkan fakta-fakta dan ancaman narkoba yang nyata di hadapan kita maka inilah saatnya para tokoh masyarakat, tokoh agama dan seluruh masyarakat mulai mesosialisasikan bahaya narkoba. Paling tidak bisa menyadarkan korban narkoba yang sudah terpapar kembali kejalan yang benar.
“Saya kira wartawan juga harus aktif dan peduli, ya mulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana saja. Misalnya peduli dan perhatian pada korban narkoba baik di lingkungan sekitar maupun lingkungan gereja. Dampaknya pasti besar ke depan,” ajak pria multitalenta ini.
Leave a Reply