Diskusi Publik GAMKI: Bicara Peran Generasi Muda Mewujudkan Pemilu 2024 Yang Bersih, Damai dan Berintegritas
Jakarta, Waeningtime.Com – Lembaga Advokasi dan Pendidikan Pemilu Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (LAPP GAMKI) menyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema: “Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Pemilu 2024 yang Bersih, Damai dan Berintegritas” bertempat di Lantai 3 Gedung Grha Oikumene PGI, Jl. Selemba Raya Jakarta, Senin (03/07/2023). Kegiatan ini bekerja sama dengan BAWASLU bagian dari sosialisasi pengawasan pemilu tahun 2024.
Adapun narasumber Ketua Umum MPH Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) (zoom), Dr. Herwyn J. H. Malonda, M.Pd., M.H (Bawaslu RI), Dr. Audra Jovani, S.Sos, MPS (UKI) dan Johny Nelson Simanjunyak, SH LL.M (Komnas HAM 2007-2012).
Dr. Herwyn J. H. Malonda, M.Pd., M selaku satu pimpinan BAWASLU dalam langsung mengingatkan bahwa penyelenggara pemilu adalah semua yang memiliki fungsi pelaksana Pemilu. Maka dalam hal ini sesuai ketentuan UU maka tiga institusi KPU, BAWASLU dan DKPP.
“KPU sudah menetapkan Daftar Calon Tetap (DCT) dengan komposisi 56 persen pemilih adalah pemuda dengan 17-39 tahun. Artinya potensi partisipasi generasi muda sangat penting dalam Pemilu 2024,” ujarnya. Yang pasti nanti, BAWASLU akan berlaku adil, termasuk membuat keputusan. Kalau BAWASLU cenderung ingin penggunaan Digatilasasi Pemilu. Tujuannya Pemilu berintegritas.
“Pemilu 2024 tantangan sangat berat, karena Pileg, Pilpres dan Pilkada. Karena tanggal 14 Februari Pileg dan Pilpres ini beririsan dengan Pilkada serentak, karena terkait regulasi yang berbeda,” tegasnya sembari menekankan bahwa nanti perlu melakukan pengawasan cyber.
Anggota Komnas HAM 2007-2012 Johny Nelson Simanjunyak, SH LL.M menyorot bahwa fakta terdapat 50,2 % dengan 106 juta pemilih kwala muda, yang merupakan produk Orde Reformasi.
“Pemilu 2024 harus ditempatkan optimis sukses, seperti dinginkan optimisme yang dibangun pemerintah sekarang. Kemenangan pemilu bukan demokrasi presuderal tapi demokrasi sejati,” ucapnya. Dalam arti demokrasi rakyat yang berdaulat bukan partai politik.
Lebih jauh, kata Johny, bahwa pengawasan pemilu bukan hanya dimasa pencobolosan tetapi sebelum dan sesudahnya. Ia mencontohkan dia menemukan desa tertentu dikontrak partai politik tertentu, karena itu pengawasan harus sampai kesana.
Ia menambahkan perlu mengawasi kecurangan-kecurangan yang terjadi, seperti money politik, misalnya dengan mencoblos meski orang jauh dari tempat pemilihan. Pekerjaan berat kwala muda adalah membongkar seperti apa pemikiran kwala muda terkait pemilu bersih.
Dosen UKI Dr. Audra Jovani, S.Sos, MPS mengungkapkan terkait tanggapan pemilu pemula terhadap pemilu ada yang apatis meski ada yang sebagian optimis dalam arti peduli dan tahu terkait demokrasi.
“Kami mengunjungi sekolah dan gereja, pemilih pemula mereka banyak kurang tahu, karena itu dibutuhkan pendidikan politik. Mereka sebenarnya rindu tahu tentang demokratisasi,” bebernya.
Penting sosialisasi pemilu kepada anak-anak muda yang cenderung banyak pengguna Tiktok dan Medsos. “Kami sekarang memiliki hand book penjelasan pemilu untuk generasi millenial, generasi X dan Z,” imbuhnya sembari mengingatkan jangan sampai pemilu pemula nanti jadi golput. Karena itu, dibutuhkan peran gereja, GAMKI dan institusi untuk menjelaskan penting berpartisipasi Pemilu karena tujuan politik itu mulia, suci dan untuk kesejahteraan.
Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, MTh menyampaikan bahwa menyambut acara GAMKI sangat penting. Kita sebagai bangsa demokrasi sebagai jalan yang kita tempuh. Demokrasi masih yang terbaik sampai saat ini dan itu diakui gereja.
“Nilai-nilai demokrasi belum bisa dijalankan sepenuhnya, seperti kesetaraan, kejujuran dan lainnya. Demokrasi kita masih prosedural. Demokrasi kita masih dibajak lembaga survei dengan kepentingan sesaat. Penting sumbangsih gereja dalam proses demokratisasi Indonesia,” paparnya.
Sementara Ketua Umum DPP GAMKI 2023-2026 Sahat Sinurat menyampaiakan inisiatif membuat diskusi politik, sebagai pemuda gereja, tetap melihat urgensi pemilu mendatang.
“GAMKI sudah lama terlibat dalam kepemiluan, terutama memantau dan mengawasi Pemilu. Melalui diskusi ini pembicara bisa memaparkan bagaimana peran pemuda gereja terutama menjauhkan daru polarisasi,” jelasnya.
Leave a Reply