Jakarta, Warningtime.com – Aktivis buruh internasional Rekson Silaban memaparkan bahwa visi Airlangga Hartarto adalah penguatan SDM, memacu pertumbuhan ekonomi 6-7 persen, kemudian Indonesia keluar dari middle income trap dan trakhir transformasi ekonomi dan  kebijakan,  dan regulasi (omnibus law).

Hal itu disampaikan dalam Diskusi Publik bertema Sukses Pulihkan Ekonomi Negeri, Airlangga Hartarto, Harapan Kebangkitan Pembangunan Indonesia? yang menampilkan narasumber: Rekson Silaban, SE, MM, Delphi Masdiana Ujung, SH, MSi, Gema Sasmita dan Ketua Umum  Tim GARIS Sabam Sopian Silaban berlangsung di Upnormal Cafe  Jumat, 21/07/2023, Jakarta Pusat.

Diakuinya, masih ada pekerjaan rumah untuk sustainable Indonesia 5 tahun adalah pertama tantangan pembangunan pemerataan ekonomi atau ketimpangan ekonomi. Sebanyak 1 persen penduduk masih mengusai 49,3 ekonomi di Indonesia. Sehingga terjadi  Constitusional Gap terhambatnya pembangunan berkelanjutan. Sebagai aktivis buruh, Rekson menyoroti keadaan buruh di Indonesia.

“Konsep buruh adalah tidak boleh kerja kalau tidak hidup layak.  Konstitusional gap berarti ada banyak pekerjaan yang dikontrak terus per enam bulan, bahkan bisa selamanya,” ujarnya menyorot sisi lemah buruh sekarang.

Dari segi jaminan ketenagakerjaan, sambung mantan Komisaris BPJS ini,  masih diangka 33 persen dan untuk jaminan kesehatan lebih baik sudah mencapai 90 persen. Selain itu Rekson juga mengatakan bahwa korupsi masih banyak di era sekarang.

“Gojek, Grab dan lainnya bukan pekerjaan by law. Itu disebut kemitraan dengan sub bisnis. Karena mereka bukan pekerja, mereka mitra bisnis, bukan mitra kerja maka otomatis tidak dilindungi UU Tenaga Kerja tetapi dilindungi UU bisnis,” kritiknya.

Tantangan lain,  bahwa persepsi tentang pengangguran data BPS 2023 7,9 juta. Satu jam kita kerja dalam seminggu bukan dinyatakan pengangguran terbuka. Akan lebih besar angkanya jika itu termasuk pengangguran.

Meski Airlangga Hartarto dikritik  sebagai pemerintah bukan berarti menapikan hal positif yang dilakukannya.

“Banyak hal positif dilakukan Airlangga, misalnya keberhasilan mengurus Covid. Juga di Forum G2 berperan mendorong masuknya dana 20 T untuk investasi kelistrikan, agar  Indonesia meninggalkan bahan bakar fosil. Jadi banyak juga keberhasilan. Masalahnya  mungkin keberhasilan ini tidak bisa mengkomunikasikan ke buruh/pendidikan rendah. Ada gap antara keberhasilan dengan mengkomunikasi ke bawah,” paparnya.

Terkait buruh yang  menentang Omnibus law, Rekson berkilah bahwa itu bukan semata produk pribadi Airlangga tetapi pemerintah Presiden Jokowi.

Sementara  Gema Sasmita selaku tokoh pemuda memulai dengan menyinggung bahwa dunia memasuki era disrupsi dan era kompetisi global. Pekerjaan digital akan menjadi tumpuan, jika tidak siap dan dilindungi bisa dijajah negara lain dengan bentuk kolonialisme baru.

“Saya kira Airlangga Hartarto seorang penuh semangat dan orang baik, dia tidak hanya berperan dalam memutus Covid tetapi juga dalam bidang olahraga, terutama perhatian untuk prestasi wushu,” tegasnya.

Untuk menjadi pemimpin itu tidak cukup baik, logistik tetapi harus ada keberpihakan itu kepada buruh atau wong cilik.

“Perlu ada alternatif baru, yakni poros 4 atau poros baru. Airlangga harus berani maju menjadi calon presiden. Itu kesempatan baik tampil di hadapan rakyat,” tukasnya.

Menurutnya generasi muda harus melihat secara holistic, startegic, pragmatis, tetap up to date dengan perkembangan jaman.

Menurut Delphi  Masdiana Ujung,  Tim Gerakan Airlangga Presiden (GARIS) Airlangga menyampaikan bahwa faktanya Airlangga masih capres yang hanya didukung partai Golkar karena PAN dan PPP juga belum jelas sikap dukungannya.

Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Golkar Sumut melihat bahwa Airlangga sebagai ketua partai pemenang kedua pemilu 2014 tentu mempunyai daya tarik dan strategis.

“Pak Airlangga pintar, cerdas dan seorang teknokrat, dua periode di kabinet, terlihat sukses mengurus Covid. Meski beberapa survei rendah sebagai capres, tetapi dia seorang karakter pemimpin yang baik secara nasional,” tegasnya. Keunggulan Airlangga dalam mengurus perekonomian.

Ketua Umum  Tim GARIS Sabam Sopian Silaban usai diakusi mengatakan bahwa Airlangga Hartarto sangat tepat calon presiden karena salah satu Menteri Koordinator yang berhasil di Kabinet Jokowi.

“Seharusnya capres yang sekarang pertarungan antar menteri koordinator di kabinet Jokowi. Mereka menteri utama yang cocok melanjutkan kepemimpinan Jokowi pungkasnya,” pungkasnya.

 

Komentar Facebook
adminwarningtimeFokusInspirasiJakarta, Warningtime.com - Aktivis buruh internasional Rekson Silaban memaparkan bahwa visi Airlangga Hartarto adalah penguatan SDM, memacu pertumbuhan ekonomi 6-7 persen, kemudian Indonesia keluar dari middle income trap dan trakhir transformasi ekonomi dan  kebijakan,  dan regulasi (omnibus law). Hal itu disampaikan dalam Diskusi Publik bertema Sukses Pulihkan Ekonomi Negeri, Airlangga Hartarto,...Mengungkap Kebenaran