Jakarta, Warningtime.com – Sejak dulu selalu terbetik decak kagum  tiap kali membaca artikel kereta cepat Shinkansen Jepang dan Train Grande a Vitesse (TGV) Perancis. Rasanya untuk  mewujudkannya naik salah satunya bagai mimpi.

Itu dulu. Sekarang beda,  tidak perlu jauh-jauh ke negeri Sakura, Jepang atau Perancis, cukup menjajal Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta-Bandung  yang dinamai Whoosh,  yang telah diresmikan Presiden Jokowi pada 2 Oktober 2023.

Sebagai pengguna setia commuter Jabodetabek mendapatkan kesempatan menjajal Whoosh bersama-sama teman-teman tergabung dengan Pewarna Indonesia tentu tak boleh dilewatkan begitu saja, pasti  terasa beda  naik commuter dan kereta argo dengan Whoosh dengan merasakan sensasi luar biasa.

Mengakses Stasiun Halim dari Depok rupanya tidak begitu sulit. Tinggal naik commuter Bogor-Jakarta turun stasiun Cawang. Kemudian lanjut Transjakarta 7W ke stasiun Halim hanya butuh  kurang satu jam.

Mentari pagi bersinar cerah di langit Jakarta. Reremputan mengering karena kemarau panjang.  Stasiun Halim pagi Sabtu (7/10) sudah dipenuhi  calon penumpang, yang kebanyakan masih free memamfaatkan uji coba.

Tepat pukul 09.45 KCIC Whoosh berangkat dari Stasiun Halim dengan perlahan dengan cepat kecepatan 215 km/jam. Suasana kabin nyaman mirip pesawat dan  tertulis suhu ruang 25 derajat. Tak berapa lama kecepatan berubah 315 km/jam dan tanpa gonjangan sama  sekali, beberapa torowongan terlewati. Puncak kecepatan 351 km/jam masih tetap nyaman.

Pukul 10.20  WIB kereta tiba di Stasiun Padalarang. Sebagian besar penumpang turun berganti kereta feeder ke Kota Bandung. Dari Stasiun Padalarang hanya butuh waktu tempuh 10 menit, tepatnya pukul 10.30, dengan kecepatan 213 km/jam kereta cepat Whoosh telah tiba di Stasiun Tegal Luar sebagai pemberhentian terakhir.

Proyek Kereta Cepat Indonesia China merupakan sebuah loncatan kemajuan angkutan transportasi massal Indonesia. Di tengah kontroversi pembengkakan anggaran proyek strategis nasional ini bagaimanapun Indonesia layak memilikinya. Kehadiran kereta cepat selain berdampak kemajuan moda transportasi di dalam negeri, dipandang hormat negara tetangga dan sekali lagi Indonesia terbukti mampu memimpin di ASEAN di teknologi transportasi massal.  Bagaimanapun KCIC melengkapi keberadaan Commuter, MRT dan LRT,  simbol kemajuan kota-kota besar dunia.

Sejarah kereta api berkecepatan tinggi bermula di Eropa, Perancis dengan TGV dengan Modifikasi TGV Pos  yang mecetak rekor dengan mencapai 574,8 km/jam. Namun, kemunculan Shinkansen  yang dikenal kereta cepat dari Jepang yang melegenda itu telah menarik minat banyak orang. Shinkansen  yang dikenal savety memiliki kecepatan maksimal 602 km/jam.

Belakangan, muncul kereta cepat  China yang meleset dengan cepat,  Shanghai Maglev  (460 km/jam) dan CR Harmony (350 km/jam). Indonesia sendiri mengadopsi teknologi China.

Karena masih masa awal operasi, Stasiun Halim maupun Stasiun Tegal Luar masih terlihat lengang  dan lift masih belum operasi. Salah satu kelemahan dari transportasi ini jarak ini, baik Stasiun Padalarang dan Tegal Alur jauh dari pusat kota Bandung.

 

 

 

 

Komentar Facebook
http://warningtime.com/wp-content/uploads/2023/10/Screenshot_20231007_121254_Gallery-1024x702.jpghttp://warningtime.com/wp-content/uploads/2023/10/Screenshot_20231007_121254_Gallery-150x150.jpgadminwarningtimeHomeJakarta, Warningtime.com – Sejak dulu selalu terbetik decak kagum  tiap kali membaca artikel kereta cepat Shinkansen Jepang dan Train Grande a Vitesse (TGV) Perancis. Rasanya untuk  mewujudkannya naik salah satunya bagai mimpi. Itu dulu. Sekarang beda,  tidak perlu jauh-jauh ke negeri Sakura, Jepang atau Perancis, cukup menjajal Kereta Cepat Indonesia...Mengungkap Kebenaran