Rakernas XIII PGLII Cisarua : Putuskan Kelola Tambang dan Tetapkan Kantor Pusat di IKN
Cisarua, WARNINGTIME.COM- Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XIII Persatuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) yang berlangung di Ball Room, Rizen Premiere Cisarua Bogor, Jawa Barat Senin-Rabu (9-11) melahirkan dua keputusan penting bagi aras gereja nasional itu.
Pertama, PGLII memutuskan akan mengelola pertambangan yang di tawarkan pemerintah. Kedua, Rakernas menetapkan kantor pusat PGLII akan berada di IKN. Artinya kantor pusat akan pindah dari Jakarta. Di samping itu, Rakernas XIII telah berhasil merumuskan program-program Pengurus Pusat PGLII 2025-2030.
Ketua Umum PGLII 2025-2030 Pdt. Tommy O. Lengkong, M.Th menyampaikan setidaknya ada tiga keputusan strategis yang dihasilkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XIII yang berlangsung 9-11 Juni 2025 di Ball Room Rizen Premiere Cisarua, Bogor Jawa Barat.
Hal itu disampaikan usai Rapat Pleno, Selasa malam (10/6) pada sesi konferensi pers, Pdt. Tommy O. Lengkong, M.Th didampingi Sekretaris Umum Pdt. Prof. Dr. Daniel Ronda, Bendum Pdt. Dr. Yohanes Suprandono dan Ketua Pantia (juga Sekretaris I) Rakernas Pdt. Dr. Samuel Kusuma.
“Persekutuan Gereja-gereja dan
Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) dengan penuh syukur menyampaikan bahwa Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XIII yang diselenggarakan di Rizen Primiere, Cisarua, Bogor, telah sukses dan menghasilkan berbagai keputusan strategis,” ujar Ketua Umum yang terpilih saat Munas Balikpapan awal tahun 2025.
Seperti diketahui Rakernas XIII PGLII ini mengambil tema: “Berpegang teguh pada Alkitab, memberitakan Injil, dan terlibat aktif dalam pembangunan kualitas moral dan perikemanusiaan bangsa.”
Dijelaskan Pdt. Tommy O. Lengkong bahwa tema ini mendapat apresiasi dari Direktur Urusan Agama Kristen Kementerian Agama, Dr. Amsal Yowei SE., M.Pd.K., yang mewakili Dirjen Bimas Kristen. Dalam sambutannya, Dr. Amsal Yowei menyampaikan bahwa tema tersebut sangat relevan dan strategis, baik secara teologis maupun dalam konteks kehidupan sosial kebangsaan di Indonesia.
Adapun beberapa keputusan strategis yang dihasilkan, tambahnya, antara lain: Pertama, PGLII menunjukkan perhatian serius terhadap kelangsungan kepemimpinan dan pelayanan di masa depan dengan berfokus pada kaderisasi generasi muda melalui wadah Sentra Generasi Injili. Inisiatif ini diharapkan dapat mempersiapkan pemimpin-pemimpin muda yang berintegritas dan berkomitmen terhadap gerakan Injili.
Kedua, PGLII juga menyatakan keprihatinan mendalam terhadap berbagai masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan politik menjadi perhatian serius bagi PGLII. Sebagai wujud nyata keprihatinan tersebut, Rakernas telah memutuskan untuk membentuk “task force” khusus untuk masalah kemanusiaan di Papua. Tim ini akan berfokus pada upaya-upaya penanggulangan masalah kemanusiaan, memberikan bantuan, serta menyuarakan keadilan dan perdamaian di tanah Papua. PGLII berharap kehadiran “task force” ini dapat memberikan kontribusi positif dalam meringankan beban saudara-saudari di Papua.
Ketiga, dalam upaya mendukung keberlanjutan dan efektivitas organisasi, Rakernas XIII PGLII juga membuat keputusan penting untuk membangun kantor pusat PGLII di Ibukota Nusantara (IKN). Keputusan ini mencerminkan visi PGLII untuk beradaptasi dengan perkembangan nasional dan memperkuat kehadiran di pusat pemerintahan.
Lebih jauh sambung Tommy O. Lengkong, agenda penting dalam Rakernas XIII adalah peneguhan dan doa bagi Pengurus Lengkap Pengurus Pusat PGLII periode 2025-2029 oleh Majelis Pertimbangan PGLII.
“Kita harapkan dengan peneguhan ini dapat menguatkan kepemimpinan PGLII dalam menjalankan visi dan misinya di masa mendatang,” ujarnya.
Rakernas ini juga menjadi forum untuk menyusun secara lengkap Garis-Garis Besar Program PGLII ke dalam Program Kerja empat tahun ke depan untuk memastikan arah langkah organisasi secara terencana dan terukur.
“Melalui Rakernas ini, PGLII semakin mantap melangkah maju, memperkuat perannya sebagai wadah persekutuan gereja-gereja dan lembaga-lembaga Injili di Indonesia, serta terus berkomitmen untuk menjadi berkat bagi bangsa dan negara,” jelasnya.
Keputusan Strategis dan Penting
Pada hari kedua Rakernas, setelah ibadah dan presentasi tamu dari China, yang menawarkan kerjasama dengan PGLII untuk mempersiapkan Pendidikan Misi di Indonesia khususnya Papua, langsung dilanjutkan Rapat Komisi dan Rapat Pleno berlangsung sehari penuh.
Menarik dalam Rapat Pleno Majelis Pertimbangan PGLII Pdt. Dr. Ronny Mandang, STh, MTh dalam Rakernas menyampaikan bahwa kantor pusat PGLII sudah diusulkan di IKN, Panajam Pasir, Kalimantan Timur. Kantor ini masuk di ring satu kompleks istana negara.
“Untuk tindak lanjut pembelian tanah lokasi kantor pusat PGLLI ini bisa diputuskan dalam Rakernas ini. Pihak otoritatas IKN sudah menawarkan pertapakan seluas 2.000 meter persegi untuk kantor PGLII. Nanti bisa sharing dengan lembaga aras nasional,” ujarnya.
Ketua Umum PGLII 2019-2024 juga mengusulkan agar Rapat Pleno memutuskan PGLII turut mengelola Pertambangan. Menurut Pdt. Ronny secara teologis ini dimungkin karena dalam kitab Amsal juga membahas besi ditambang dari tanah. Kemudian warga gereja juga bagian dari masyarakat Indonesia sesuai UUD 1945 Pasal 33 “Bumi, air dan segala yang terkandung didalamnya dikelola negara untuk dipergunakan kesejahteraan rakyat Indonesia.”
Hal lain, menyangkut tawaran IUP Pertambangan untuk PGLII, Pdt. Dr. Lipiyus Binuluk menambahkan bahwa lokasi pertambangan 4.000 hektar yang ditawarkan ke PGLII berada di lokasi terbaik. Ini digunakan untuk pengembangan dan pelayanan gereja di bawah PGLII.
“Mari sama-sama kita awasi bersama. Kita sudah beberapa kali bertemu dan diskusi dengan perwakilan pemerintah,” ujar Anggota Majelis Pertambangan PGLII ini.
Rapat Pleno Rakernas XIII telah memutuskan menerima kedua usulan dari Majelis Pertimbangan dengan catatan khusus IUP Pertambangan nanti PGLII diberikan hak untuk menilai dampak ekologi dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.








Leave a Reply