PARIWISATA DANAU TOBA MENUJU MONACONYA ASIA
“Menjadikan Danau Toba menjadi Monaconya Asia sebuah tantangan berat, tidak mudah dan tak sekadar membalikkan tangan terlebih-lebih kondisi pariwisata Danau Toba mati suri sekarang, kalau tidak keinginan itu hanya sebatas impian.”
Pemantik itu, berawal dari statement Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli beberapa hari setelah dilantik pada reschuffle Kabinet pertama. Tekad dan keinginan Rizal Ramli menjadikan Danau Toba menjadi Monaco Indonesia sebuah terobosan besar dan sifatnya revolusioner.
Menteri yang membidangi kelautan dan pariwisata ini rupanya tidak sekadar membuat sensasi, karena lontaran tersebut diawali dengan merealisasikan terbentuknya Badan Otoritaas Danau Toba yang menangani semua adaministrasi dan perizinan yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata Danau Toba.
Awal tahun 2016, gebrakan mempercepat pengembangan Pariwisata Danau Toba terus disosialisasikan. Tak tanggung-tanggung untuk mempercepat pembentukan Badan Otoritas Danau Toba, Rizal Ramli sampai mengajak lima menteri dan mengadakan rapat konsolidasi langsung di Institut Del, Laguboti.
Menariknya, dalam rapat lima menteri yang direstui Presiden Jokowi, Rizal Ramli yang terkenal dengan jurus kepretnya itu, langsung mewarning dua perusahaan besar setempat yang selama ini diduga keras merusak lingkungan dan alam Danau Toba yang tahun 1970-1980 an pernah digandurungi wisatawan mancanegara.
“Kita memberi waktu satu tahun kepada kedua perusahaan untuk menghentikan operasinya dan nanti menteri kelautan akan mengambil tindakan,” tutur Rizal Ramli tanpa menyebut langsung kedua nrSama oerusahaan. Tetapi dua perusahaan yang besar yang beroperasi di DAS Danau Toba, PT Toba Pulp Lestari dan PT Aquafarm.
Buka Jalan Tol
Sebagai keseriusan untuk menangani pariwisata Danau Toba sebagai kelak Monaconya Indonesia, selain membentuk Badan Otoritas Danau Toba, telah dianggarkan dana 7 triliun untuk membuka infrastruktur seperti Pembangunan Bandara Baru dan proyek prestisius pembangunan Jalan Tol Medan-Parapat. Dengan terbukanya jalan tol maka waktu tempuh biasanya 6 jam bisa dihemat dengan 2 jam. Belum lagi pembenahan Bandara Sibisa yang kelak langsung mengarahkan wisatawan mancanegara jantung pariwisata Parapat dan Samosir, memperkuat jalur Bandara Silangit akses di bagian Selatan.
Dukungan untuk pengembangan Pariwisata Danau Toba langsung mengalir dari menteri. Menteri Pekerjaan Umum berjanji mempercepat pembangunan ruas tol Medan-Parapat. Demikian juga menteri Kehutanan akan mempermudah tanah negara untuk infrastruktur. Sementara Menteri Kelautan akan menindak tegas perusahaan yang mencemari lingkungan Danau Toba.
Meski tidak terkait langsung, Menteri Koordinator Polhukham yang juga turut menginisiasi pertemuan, dan menjadi tuan rumah di Del Institut, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap keinginan pemerintah membangun pariwisata Indonesia.
“Sebagai orang Batak dan mewakili orang Batak, saya mengucapkan terimakasih atas perhatian pemerintah pusat dalam mengembangkan Pariwisata Danau Toba,” ujarnya.
Upaya dilakukan para menteri kabine kerja mendapat sokongan kuat dari Prtesiden Jokowi. Menanggapi sidang cabinet terbatas di Laguboti, Jokowi menyatakan mendukung sepenuhnya langkah yang diambil. Bahkan untuk menjadikan Danau Toba sebagai unggulan pariwisata Indonesia Presiden mewanti-wanti perlu dilakukan perubahan mental.
“Saya kira yang pertama dilakukan adalah merubah mental orang Batak, itu penting untuk menarik wisatawan mancanegara,” ungkapnya.
Perwakilan pemerintah daerah, khususnya dari Pejabat Bupati Tobasa juga menyambut baik langkah pemerintah pusat membuat kebijakan untuk mempercepat kemajuan pariwisata Danau Toba. Berhubung kebanyakan daerah (7 kabupaten yang melingkupi Danau Toba) mengadakan Pilkada maka rapat tersebut tidak bisa mengikutsertakan.
Apa yang digagas pemerintah nisxanya akan mempercepat laju pembangunan. Dari pengamatan GAHARU yang langsung mengitari jalan lingkar Pulau Samosir hampir 80 persen sudah hotmix. Hanya di beberapa daerah seperti Onan Runggu dan Harian yang masih belum mendapat perbaikan. Pencanangan jalan lingkar Samosir menjadi jalan nasioanal tentunya akan semakin memuluskan jalan utama pendukung Wisata Danau Toba.
Tinggal yang menyisakan persoalan adalah air keruh danau akibat kolam apung yang masih mendominasi wilayah Simalombu, Tiga Ras, Silalahi dan Parapat. Hamparan kolam apung sejauh mata memandang tentu saja merusak keasrian Danau Toba. Meski haru dipikirkan jika kelak ditutup operasinya harus memperhatikan nasih pekerjanya.
Perusahaan lain, tentu saja PT Toba Lestari yang selain menggundul hutan, selama ini juga perusakajalan lintas. Juga beberapa perusahaan yang merusak hutan Samosir di Tele.
Bagaimana masa depan Monaconya Indonesia ke depan, berikut penelusuran GAHARU realitas Pariwisata Danau Toba yang meliputi tujuh Kabupaten di Sumatera Utara.
RIZAL
pengen banget aku ke danau toba