Jelang Suksesi HKBP 2016 : Dr. Robinson Butarbutar Andalkan Kekuatan Doa
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah organisasi keumatan terbesar ketiga di Indonesia setelah Nadathul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, selama ini berusaha memposisikan diri sebagai mitra negara dalam menyuarakan kebenaran, termasuk mendukung dan membantu program pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Salah satu gereja terbesar di ASEAN yang berkantor pusat di daerah, Pearaja Tarutung, Sumatera Utara, selama ini meski merupakan organisasi besar tetapi pengaruhnya dinilai kurang dalam sumbangsih terhadap negara. Dalam rangka mendekatkan itu, maka HKBP telah mendirikan Sopo Marpingkir di Pulau Gebang, Jakarta Timur yang menjadi perwakilan pusat di Jakarta.
Menyambut suksesi Sinode Godang yang akan berlangsung 12 – 18 September 2016 telah muncul calon-calon kuat. Bahkan ada yang sudah deklarasi sejak tiga tahun lalu dalam upayanya meraih kursi Ephorus yang akan ditinggalkan Ompui Pdt WTP Simarmata, MA yang sudah tidak memungkinkan lagi mencalonkan diri.
Santer disebut nama-nama yang bersaing keras adalah Pdt Dr Darwin Tobing, Pdt Saut Sirait dan yang belakangan mendeklarasikan diri Pdt Dr Robinson Butarbutar. Pdt Robin begitu akrab disapa dinilai salah satu calon yang berpetonsi di dukung kalangan muda karena pengalaman bekerja di tiga benua. Pdt Robin juga pernah lama bekerja di Jerman.
Penting Suara Kenabian
“Gereja harus menjadi mitra negara dalam menyuarakan kebenaran. Bila negara tidak lagi demokratis dan berlaku semena-mena menabrak kebenaran, maka kita (HKBP) akan aktif menyuarakan suara kenabian kita. Namun bila negara sudah dianggap baik, kita membantu menyukseskan program pemerintah dan memberikan masukan bila diminta,” kata Pdt.DR Robinson Butar-butar di bilangan Bulungan, Jakarta, Sabtu (21/05).
Menurut dosen STT HKBP yang juga bakal calon Ephorus (Pimpinan tertinggi HKBP) ini, terkait rencana pemerintah yang ingin menjadikan kawasan Danau Toba sebagai tempat pariwisata kelas dunia, HKBP harus berperan aktif mewujudkannya dalam hal mempersiapkan masyarakat Tapanuli Utara, untuk siap menghadapi dan menerima era baru, era turisme.
“Mulai dari sekarang jemaat HKBP yang ada di Tapanuli Utara harus dipersiapkan guna mampu meningkatkan perekonomian mereka dan juga mampu menangkal pengaruh buruk yang ditimbulkan dari realisasi danau toba sebagai sentral pariwisata dunia,” kata bapak 3 anak yang lahir pada awal tahun (1 Januari) 1961 (55th) ini.
Bukan cuman jemaat, menurut Robinson, para pendeta HKBP juga perlu dipersiapkan, mulai saat studi di STT Nomensen sebagai calon pendeta, hingga pendeta yang telah melayani jemaat.
“Jangan ada lagi seorang pendeta menolak SK penempatan tugas. Pimpinan HKBP bertkewajiban mempersiapkan mereka, baik dari segi kemampuan (skill) dan juga membantu persoalan mereka, alasan mereka menolak SK,” kata bakal calon Ephorus termuda ini.
Diketahui, pada Tanggal 12 – 18 September 2016, HKBP akan menggelar Sinode Godang (kongres) yang salah satu agendanya adalah memilih pimpinan (Ephorus) yang baru. Dan Robinson Butar-butar yang malang melintang dipelayanan di bebrapa negara di tiga benua dan aktif di organisasi gereja dunia sebagai salah satu calonnya bersaing dengan calon lainnya yang santer disebut seperti Pdt.Saut Sirait, Sibuea dan Edward Tobing.
Leave a Reply