jeffUntuk memperoleh gambaran yang jelas apa memang benar pendeta juga terlibat narkoba. Rasanya kurang afdol kalau belum bertanya langsung dengan pemerhati dan sekligus praktisi yang bergerak langsung dalam dunia narkoba. Pendeta Jefry Tambayong yang saat ini sedang melanjutkan study tentang hukum melalui wadahnya Gerakan Mencegah Daripada Mengobati (GMDN), Jeffry sudah malang melintang bersinggungan dengan barang haram itu. Ditemui sebelum memimpin kebaktian di gerejanya Jeffry mengatakan bahwa memang benar adanya bahwa aktivis termasuk pendeta ada yang memakai narkoba. Bahkan yang tadi dalam tanda kutif seorang pendeta ditangkap polisi membawa narkoba 30 gram. Pengerja gereja Worship Leader hari minggu dipakai gereja tujuh kali dan memiliki dua album rohani dan itu kedapatan memiliki beberapa butir dan menawarkan temannya pemain drum.

Fakta lagi di saat mengunjungi narkoba ada beberapa yang ditemui itu seorang rohaniwan baik pendeta maupun pengerja gereja. selain itu selama bergerak di GMDM sudah ada lima kasus yang ditangani di mana hamba Tuhan terlibat peredaran dan pemakai narkoba. “Itu baru NGO kami lho belum dari NGO lain malah di kepolisian ada 18 orang TO itu semua hamba Tuhan,” terangnya.

Dan makin jelas kalau ada hamba Tuhan yang terlibat narkoba melalui kesaksian-kesaksian setelah sadar antaranya Samiton Pangelah yang sudah menerbitkan buku bagaimana kisah perjalanan hidupnya yang terkena narkoba, perselingkuhan dan sebagainya padahal ini salah satu pembicara dalam Pria Sejati.

Mengapa tentang perilaku hamba Tuhan yang terlibat diungkap ini bukan bermaksud menghakimi tetapi agar para hamba Tuhan waspada, kemudian bagi jemaat agar melihat bahwa hamba Tuhan juga manusia biasa yang sewaktu-waktu bisa jatuh. Makanya jemaat harus memproteksi jemaatnya dan mendoakan kalau perlu memberikan masukan. Selama memang tidak menghakimi karean penghakiman hanya milik Tuhan.

 

Merokok Pintu Masuk Narkoba

Kemudin dalam data yang ditampilkan dalam medsos itu salah satunya merokok. memang tentang merokok masih menjadi debatable tetapi yang perlu diingat bahwa merokok itu pintu masuk narkoba. Malah boleh dikatakan 90% yang terkena narkoba itu merokok. Kemudian seribuan mati perhari karena merokok data dari YLKI. “Banyak tantangan untuk mengkampanyekan bahaya rokok tetapi fungsi kami tetap kita jalankan,” ungkapnya gamblang.

Upaya dalam mengkampanyekan bahaya merokok selain narkoba sudah disampaikan kepada pendeta Gomar Gultom dan Yewangoe pimpinan PGI ketika. Jeffry meminta agar memberikan semacam SK yang isinya melarang pendeta merokok di bawah PGI. Tetapi upaya waktu itu gagal. Namun perjuangan tetap harus dijalankan mengingat bahwa merokok itu pintu masuk narkoba.

Jangan sampai ada pendeta mendoakan orang yang kena narkoba sementara pendeta sendiri memakai pintu masuk narkoba. Kemudian akan sangat bahaya lagi kalau sudah terkena narkoba ini, kenapa, melalui narkoba akan menjalar ke perbuatan yang lain seperti sex bebas dan kejahatan. Nah kalau pendeta kemudian pemakai narkoba berarti ini dampaknya akan sangat berbahaya.

Kemudian mengapa pendeta terlibat narkoba karena mereka termasuk publik figur yang bukan tidak mungkin banyak tekanan. “Saya menemui pendeta/aktivis yang akhirnya terkena narkoba itu dari kalangan atas,” saksinya serious. Untuk itu pendeta juga membutuhkan komunitas yang membangun dan juga memiliki mentor yang kuat sehingga ketika menghadapi persoalan bisa dipakai tempat untuk mengadu. Selain itu pendeta butuh refresing baik melalui keluarga maupun gereja sendiri.

Pendeta yang benar jika mengalami tekanan harusnya datang kepada Tuhan, menangis dan tertawa di sana karena dengan tertawa bisa menghilangkan tekanan. Dengan terapi tertawa itu saja bisa mengurangi tekanan tak usah ke narkoba. Bagaimana dengan pendeta yang sudah terlanjur terkena narkoba kalau memang sudah ditangani pihak berwajib biarkan ditangani mereka untuk menjalankan proses hukum. Namun ketika pendeta itu sudah keluar beri kesempatan melayani sekalipun mungkin dipilihkan yang sesuai. Kalau tidak diberi kesempatan melayani bahkan dibuang justru akan menciptakan moster baru dan ini sangat berbahaya.

Kenapa demikin contoh saja para pelaku narkoba yang sudah bebas ketika kembali kemasyarakat di hakimi dan selalu dicurigai, inilah yang membuat mereka kembali menjadi pecandu narkoba karena tak ada yang memberikan kesempatan. Sekali lagi gereja harus cepat tanggap dalam memberikan penyuluhan dan pencegahan narkoba. Jangan setelah jemaatnya narkoba baru ramai-ramai ini sudah telat. “Perlu diketahui gereja adalah salah satu tempat yang nyaman bagi para pemakai,” ujarnya mewanti-wanti.

 

 

 

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/06/jeff.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/06/jeff-150x150.jpgadminwarningtimeFokusUntuk memperoleh gambaran yang jelas apa memang benar pendeta juga terlibat narkoba. Rasanya kurang afdol kalau belum bertanya langsung dengan pemerhati dan sekligus praktisi yang bergerak langsung dalam dunia narkoba. Pendeta Jefry Tambayong yang saat ini sedang melanjutkan study tentang hukum melalui wadahnya Gerakan Mencegah Daripada Mengobati (GMDN), Jeffry...Mengungkap Kebenaran