DOMINO
Domino sebuah permainan kartu dengan simbol lingkaran hitam atau merah kecil dari satu hingga enam. Permainan ini sering disukai pelaku judi. Dalam games seringkali kartu-kartu itu didirikan dengan jumlah ratusan. Ketika satu kartu dijatuhkan maka secara berurutan kartu lain akan turut jatuh tanpa ada yang tersisa. Ini yang sering disebut teori efek domino.
Teori efek domino bisa diartikan suatu keadaan akibat satu tekanan (serangan) ke satu sasaran dalam satu rangkaian mengakibatkan keruntuhan yang menjalar dalam satu kesenambungan secara teratur. Teori ini kemudian dikenal istilah satu kali satu kali tepuk bisa menjatuhkan banyak lawan secara beruntun.
Di masa akhir Perang Dunia II, yang memisahkan dua blok utama, kekuatan dunia yaitu US (Amerika Serikat) versus USSR (Uni Soviet) mewakili dua kubu yakni liberal versus komunis berhadap-hadapan. Sementara di luar kubu itu ada gerakan non blok.
Kejatuhan Indocina ke tangan komunis (USSR) membuat US kuatir, sebab diprediksi akan terjadi efek domino di negara-neraga kawasan Asia Tenggara. Akibatnya US melakukan politik containment (pembendungan) dengan melakukan operasi rahasia di negara-negara ASEAN.
Kekuatiran akan jatuhnya Indonesia, negara paling utama, sama seperti Vietnam Utara kemudian menyusul Vietnam Selatan, Laos dan Kamboja dipercaya akan berimbas ke semua negara kawasan ASEAN, akan jatuh juga ke tangan komunis. Pandangan ini makin menguat, manakala melihat fakta ada kedekatan presiden Soekarno dengan pemimpin China dan Rusia.
Puncaknya operasi pertama CIA membantu pembrontak yang didalangi perwira TNI yang membangkang yang dikenal pembrontakan PRRI dan Permesta. Meski dapat dipadamkan tetapi gerak laju “pongkomunisan” Indonesia sementara tertahan karena terjadinya mobilisasi dan konsolidasi TNI.
Namun keadaan itu tidak berlangsung lama, bangkitnya PKI dengan prestasi fenomenal dengan menjadi partai pemenang pemilu ketiga, semakin mengkuatirkan US. Alhasil sampai saat ini banyak orang menduga bahwa G/30 September/1965 ditengarai bagian dari operasi CIA US di Indonesia bertujuan mengenyahkan komunis dan Presiden Soekarno yang dianggap condong ke kiri.
Terlepas dari benar tidak operasi tersebut Presiden Eiesenhower memang pernah menerapkan politik pembendungan komunis di dunia dan termasuk di ASEAN.
Teori efek domino sudah menjadi momok menakutkan bagi siapapun. Dalam konteks politik sekarang para perekayasa masalah juga berharap terjadinya kejatuhan pemerintah yang sah dan berdaulat, dengan segala macam teori dan model efek domino.
Mengangkat isu ketakutan bangkitnya komunis, digunakan taktik bukan untuk menyerang komunis, tetapi ada efek domino dengan sasaran tembak penguasa yang sedang memerintah. Salah satunya tuntutan minta maaf pemerintah didengungkan para pegiat HAM, bila tidak disikapi dengan benar bisa menjadi bola liar yang bisa membawa kejatuhan.
Mengail di air keruh adalah motif pelaku operasi yang mengedepankan teori efek domino. Masih segar dalam ingatan dalam pemilu lalu yang terus menyedutkan calon tertentu.
Butuh strategi khusus untuk menghadapi politikus-politikus yang terus berusaha membuat agenda terselubung untuk mengubah NKRI dan Pancasila. Solusi untuk itu adalah perlu politik pembendungan (containment) dengan mengkampanyekan kesadaran rakyat dalam kecintaan akan Pancasila. Pancasila harga mati bangsa dan negara Indoneisa. (junyor)
Leave a Reply