Sahat Sinaga SH, MKn : Senior GMKI dan Ketua MPO GAMKI
Sahat Sinaga SH, MKn : Senior GMKI dan Ketua MPO GAMKI

Menanggapi pelaksanaan Kongres GMKI di Tarutung, Tapanuli Utara yang dalam waktu dekat akan diselenggarakan, Sahat Sinaga, SH, MKn yang juga eksponem Ketua Cabang GMKI Bandung dan saat ini menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) GAMKI menekankan agar Ketua Umum PP GMKI terpilih ke depan harus komitmen membela keadilan dan kebenaran.

Selain itu, pesan mantan ketua umum GAMKI, yang maju mencalonkan diri tidak boleh yang sudah menikah. “Saya harap mereka tidak stress, tidak boleh terganggu dengan urusan perut anak dan istri,” tegas mantan Sekjen PDS ini mewanti-wanti. “Kalau punya anak istri maka pikiran sama anak dan istri,” ujarnya lagi mengingatkan.

Karena itu, Sahat mengharapkan, peserta kongres nanti mencari figur mahasiwa yang punya ambisi, punya cita-cita yang tidak terbatas. Kebenaran dan keadilan, itu harus jadi perjuangan. Makanya disebut gerakan, bukan paguyuban maka harus dinamis.

Ditanya soal keterwakilan Timur-Barat di Kongres nanti, Sahat Sinaga menegaskan bahwa di GMKI urusan suku, kelompok dan asal daerag, sudah selesai. Itu tidak harus dan sudah tradisi baik. “Marin Purba menang di Papua, Immanuel Blegur terpilih di Tomohan dan Pekan Baru, Mabey terpilih di Surabaya dan Kenny Poluan terpilih di Siantar. Itulah hebatnya GMKI. Ini harus jadi contoh yang baik. Jangan lagi seperti sekarang teramasuk di pemerintahan, harus mempertimbangkan suku ini jadi gubernur dan menteri,” tandasnya.

a5Sementara terkait tentang kriteria calon agar tidak menikah bagi calon, Sahat beralasan agar nanti bisa fokus mengurus GMKI. Kriteria penting lain menurut Sahat, agar pemuda mengacu pada UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan yang menegaskan batas atas usia tidak lebih dari 30 tahun. Kenapa harus dibatasi mahasiswa dan pemuda, karena menurut Sahat bahwa sudah punya GAMKI, PIKI, PARKINDO, PWKRI dan perkumpulan senior yang menjadi wadah untuk di atas usia itu.

Menurut Sahat Sinaga, beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan peserta kongres terhadap calon nanti adalah pertama, sebaiknya pernah pengurus PP GMKI. Artinya sudah berpengalaman dari tingkat cabang hingga PP. Kedua, harus menyediakan diri selama dua tahun mengelola organisasi. Ini untuk pengabdian. “Kalau sudah pengabdian nanti hasil besar bisa memajukan GMKI.”

Hal lain yang diingatkan Sahat Sinaga, karena kongres berlangsung di Tarutung, ibukota Tapanuli Utara yang menjadi basis dan pusat kekristenan di Tanah Batak maka diharapkan spirit itu bisa dimiliki semua peserta kongres. “Tarutung itu tanah Tuhan yang diberkati. Ini Israel kecil di Sumut. Tempat Rasul Batak Nommensen merintis penginjilan maka harus bisa memberitakan kebaikan Tuhan,” kata Sahat mengingatkan peserta 90 cabang GMKI dari seluruh Indonesia yang akan berkongres.

MKI kata Sahat perlu keberlanjutan (sustainable) dengan proses yang dinamis dan harmonis. Suksesi itu penting, seperti pernah kami lakukan dengan baik di GAMKI. Selain itu, tambah Sahat, harus bisa mengikuti fenomena yang menarik yang terjadi di Indonesia. “Ada walikota menjadi gubernur kemudian presidien. Jenjang yang baik dalam kepemimpinan. Saya kira kita harus belajar seperti ini di GMKI, apalagi hal seperti ini sudah menjadi tradisi yang berlaku di Amerika Serikat beberapa dekade lalu. Selamat berkongres,” ucap pemilik Sahat Sinaga, SH, MKn Notaris dan PPAT yang berkantor di Bekasi ini memberikan masukan.

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/07/sah-1024x683.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/07/sah-150x150.jpgadminwarningtimeIndonesiaMenanggapi pelaksanaan Kongres GMKI di Tarutung, Tapanuli Utara yang dalam waktu dekat akan diselenggarakan, Sahat Sinaga, SH, MKn yang juga eksponem Ketua Cabang GMKI Bandung dan saat ini menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) GAMKI menekankan agar Ketua Umum PP GMKI terpilih ke depan harus komitmen membela keadilan dan...Mengungkap Kebenaran