Head to head - Pdt Dr Darwin Tobing dan Pdt Dr Robinson Butarbutar
Head to head – Pdt Dr Darwin Tobing dan Pdt Dr Robinson Butarbutar

Dua nama yang diprediksi bersaing ketat dalam menduduki kursi Ephorus HKBP periode 2016-2020 pada  Sinode Godang 12-18 September, yang berlangsung di  Seminari Sipoholon, Tarutung September adalah Pdt Dr Darwin Tobing dan Pdt Dr Robinson Butar-butar. Bahkan, persaingan keduanya diperkirakan lebih ketat dibanding persaingan pendahulunya, yakni Pdt WTP Simarmata, MA dengan Pdt Dr Binsar Nainggolan dalam pemilihan Ephorus pada Sinode Godang 2012 lalu.

Pdt Dr Darwin Tobing
Pererat Tali Persaudaraan
Mari Hindari Konflik

Salah satu yang disebut-sebut calon kuat menduduki tampuk Pimpinan HKBP mendatang adalah Pdt Dr Darwin Tobing yang saat ini menduduki Ketua Rapat Pendeta (KRP) HKBP. Posisi yang sama diduduki Ephorus WTP Simarmata sebelum terpilih jadi Ephorus HKBP 2012-2016. Selain itu, Darwin dikenal luas di kalangan kolega sesama pendeta karena lama menjabat Ketua STT HKBP Nommensen, Siantar.

Pencalonan dirinya jadi Ephorus juga bukan baru, tetapi sudah lama mempersiapkan diri. Karena itu beberapa sumber penting di HKBP yang dekat dengan GAHARU mengungkapkan bahwa kans dari Darwin Tobing sangat besar untuk menggantikan Ephorus Pdt WTP Simarmata.

Dalam rangka menyongsong Sinode Godang HKBP yang akan diadakan  tanggal 12-18 September 2016, Pdt Darwin Tobing jauh-jauh hari telah menghimbau agar tetap mempererat tali persaudaraan, parhahamaranggion, sesama pendeta HKBP. Sinode Godang itu akan memilih dan menetapkan jabatan untuk Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Diakonia dan Kepala Departemen Marturia serta 30 orang Praeses HKBP, sesuai  jumlah distrik yang ada.

Banyaknya calon untuk semua jabatan tersebut menunjukkan telah tersedianya figur pendeta yang berkualitas dan siap berdedikasi untuk melayani.  Pada satu sisi, hal itu tentu sangat membanggakan kita. Namun pada sisi lain, berhubung karena hanya satu orang yang akan dipilih untuk setiap jabatan pimpinan, maka harus diperhatikan dan dipelihara agar pelaksanaan Sinode Godang tersebut tidak menimbulkan konflik. Jangan sampai mencoreng rekonsiliasi yang sudah terjadi di HKBP.

Hal itu diungkapkan dalam sekira 130 Pendeta HKBP dari berbagai Distrik di Jakarta dan sekitarnya, bertemu dengan Ketua Rapat Pendeta (KRP) HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing, Senin (29/2) , di Sopo Marpingkir HKBP.
Harus diperhatikan, karena sejarah HKBP juga mencatat, setiap periodesasi di HKBP selalu rawan konflik. Oleh karena itu, sekecil apapun yang berpotensi menimbulkan konflik harus segera diatasi. Jangan dibiarkan! Jangan ada yang membiarkan seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat menyulut konflik! Harapan itu disampaikan  Darwin Lumbantobing, sehubungan adanya gejala yang tidak sehat dalam persaingan bursa pencalonan kepemimpinan menjelang Sinode Godang HKBP.

Pdt Dr Robinson Butarbutar
Panggilan Pelayanan
Bukan Cari Kekuasaan

Namanya santer dan terus berkibar sebagai salah satu calon kuat calon Ephorus.  Saat ditemui GAHARU Pdt Dr Robinson hanya mengatakan bahwa dirinya hanya mengandalkan doa. “Holan mengandalkan tangiang do laho mangula di huria i (Hanya mengandalkan doa saja),” ujarnya bernada merendah.

“Panggilan pendeta itu kan pelayanan, maka kami harus gesit kerja dan kami tidak boleh mencari kekuasaan tetapi melaksanakan tugas penggembalaan. Kami memiliki beban berat menggembalakan,” kata Robinson membuka realitas yang ada. Melihat itu, ia terlecut untuk maju memimpin sebagai gembala untuk mengubah ke lebih baik.

“Kalau saya terpilih Ephorus HKBP saya berjanji  lebih banyak waktu saya dedikasikan untuk menggembalakan. Mau turun ke distrik, resort dan jemaat untuk berdoa bersama  jemaat dan  pelayan, mendoakan kehidupan dan pekerjaan jemaat dan pelayan. Tidak hanya turun untuk kegiatan formal saja. Bahkan bersedia meluangkan waktu tinggal berapa hari bahkan seminggu  untuk berdoa demi pergumulan misi gereja dan pergumulan para pendeta sendiri bersama rekan-rekan sekerja mereka (Guru Jemaat, Bibelvrow dan Diakones) maupun para penatua, dan anggota jemaat juga,” janji Pdt Robinson mantap.

Tantangan jaman terbesar yang dihadapi dalam menggembalakan umat menurut Pdt Robinson adalah bagaimana melayani tiga kelompok umat HKBP pada jaman perobahan yang serba cepat ini, khususnya di Indonesia saat ini. Pertama, kelompok umat yang gagal, tertindas, terpinggir, dan miskin. Korban penyalahgunaan narkoba, perbudakan era modern, dan perdagangan manusia. Kelompok ini merupakan jumlah terbanyak di HKBP.  Mereka terutama tinggal di desa-desa, tetapi juga di kota-kota. Kedua, kelompok berbeban berat tetapi bisa mengikuti zaman. Demi cita-cita memajukan anak-anak, mereka bekerja keras. Ketiga, kelompok sukses (rising stars) yang jumlahnya sangat sedikit. Para pendeta dan pembantu-pembantu mereka harus melayani ketiganya secara sama.

“Seorang Ephorus  harus mau mendukung dan mendoakan semuanya, tidak boleh hanya memilih melayani yang kaya untuk mendapat harta mereka bagi kebutuhan gereja. Justru perhatian lebih harus lebih banyak untuk kelompok pertama,”  kritik Ketua Forum Teolog Batak beranggotakan Doktor Teologi ini, tetap memberi solusi.
Apalagi, kata  Pdt Dr Robinson, itu sesuai visi besar HKBP  untuk 50 tahun mendatang yakni  menjadi berkat untuk dunia. Menurutnya dalam lima tahun mendatang tahap awalnya harus sudah direalisasikan.  Apa yang kita lakukan dengan kelompok jemaat yang paling banyak ini? Itu tantangan terbesarnya dalam memimpin.  Masalahnya, sambung Robinson,  kalau dulu  kalangan Khrismatik hanya memberitakan firman dan Injil secara verbal, tetapi  sekarang sudah berbeda masuk jauh pengembangan ekonomi rakyat.

Dulu, tambahnya, Dewan Gereja Sedunia dikenal hanya menjalankan misi sosial sementara kharismatik misi sorgawi. Tetapi sekarang keduanya harus dikombinasikan. Hanya saja, gereja-gereja kharismatik sudah banyak yang menekuni injil sosial, sementara tidak begitu banyak gereja-gereja anggota DGD yang giat memperkuat pemberitaan injil sorgawi dan verbal. Seperti terjadi  di Afrika, di mana gereja-gereja Kharismatik piawai memberdayakan rakyat miskin. “HKBP harus menunjukkan kembali kepiawaiannya pada masa lalu, yaitu kuat di dalam pemberitaan firman dan injil yang komprehensif, dengan tetap menguatkan persekutuan dan pelayanan kasih, maupun pelaksanaan tugas pastoralnya. Para pelayan Gereja juga membutuhkan para pemimpin yang menggembalakan,” ujar Pdt Robinson yang juga merupakan Plt Direktur Sekolah Pendeta HKBP ini.

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/08/phh.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/08/phh-150x150.jpgadminwarningtimeReligionDua nama yang diprediksi bersaing ketat dalam menduduki kursi Ephorus HKBP periode 2016-2020 pada  Sinode Godang 12-18 September, yang berlangsung di  Seminari Sipoholon, Tarutung September adalah Pdt Dr Darwin Tobing dan Pdt Dr Robinson Butar-butar. Bahkan, persaingan keduanya diperkirakan lebih ketat dibanding persaingan pendahulunya, yakni Pdt WTP Simarmata, MA...Mengungkap Kebenaran