pemudanDalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-88 yang bersejarah,  Pewarna Indonesia bekerjasama dengan Dewan Pemuda Sinode Gereja Bethel Indonesia  menggelar Seminar Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang bertajuk “Quo Vadis Pemuda Gereja?” di Aula lantai tiga Kantor Sinode GBI, Jakarta.

Sejumlah tokoh penting hadir seperti Pdt. Dr. Japarlin Marbun (Ketua Umum BPH Sinode GBI), Johny N. Simanjuntak, SH (Ketua Komisi Hukum-HAM MPH PGI, mantan Komisioner Komnas-HAM), Pdt. Dr. Ferry Haurissa (Ketua FKKJ), Handoyo Budhisedjati (Ketum Vox Point Indonesia), akademisi, dan aktivis kepemudaan. Tentu saja puluhan wartawan yang tergabung dalam Pewarna Indonesia turut hadir.

Pegang Alkitab

Para pembicara dalam seminar, tokoh senior/mantan aktivis pemuda Ir. Leo Nababan (pembicara utama), Lydia Natalia Sartono (Sekjen Vox Point Indonesia, mantan Ketum PMKRI), Sahat Sinurat (Ketum PP GMKI), dan Rolas Sitinjak (Ketua DPD Taruna Merah Putih DKI Jakarta). Seminar yang dipandu oleh Ketua Kominfo-Litbang Pewarna Indonesia Daniel Tanamal (jawaban.com), berjalan dengan dinamika berbagai pertanyaan dan komentar peserta.

Leo Nababan secara khusus sebagai pembicara utama, berkisah tentang pengalamannya sebagai aktivis pemuda yang banyak mengalami jatuh bangun. “Saya seperti sekarang ini sudah melewati waktu yang cukup panjang, puluhan tahun saya berproses sebagai aktivis, saya pernah menjadi Sekretaris Caretaker GMKI Bogor, pernah menjadi pengurus hingga pimpinan nasional mahasiswa Kosgoro, hingga menjadi Anggota MPR, pernah juga menjadi Staf Khusus Menpora, Staf Khusus Menkokesra, Staf Khusus Ketua DPR, Komisaris beberapa perusahaan, termasuk yang sekarang ini menjadi Komisaris Independen PT. Sugih Energi, Tbk”.

Lebih lanjut suami dr. Fabiola Alvista Latu Batara ini menjelaskan bahwa selama ini, sebagai aktivis pemuda yang juga seorang kristen, dia bermodalkan komitmen dan integritas. Pria yang pernah menjadi panitia pembangunan masjid diwilayah tempat tinggalnya ini, dalam pemikirannya terkait dengan semangat Sumpah Pemuda, dia menegaskan bahwa tidak ada kafir dan minoritas dalam negara demokrasi, karena itu dia meminta generasi muda kristen jangan mempunyai pemikiran tentang diri sebagai minoritas. “Sebagai generasi muda, kalian harus pegang apa yang diajarkan dalam Alkitab. Katakan iya jika iya, katakan tidak jika tidak, cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”

Sementara ketua Taruna Merah Putih (TMP) Rolas Budiman Sitinjak,SH pada kesempatan itu lebih pertanyakan peran pemuda gereja dalam setiap masalah yang berkaitan kebangsaan. Contoh terjadinya masalah pengerusakan gereja. “Saya kira para pemuda dari gereja harus proaktif dan mau menyikapi setiap yang terjadi dengan permasalahan terkait dengan gereja dan masalah kebhinnekaan,” ajak pengacara muda ini.

Senada dengan itu, Lydia Natalia, Sekjen Vox Point menyoroti  peran pemuda dalam membangun bangsa Indonesia. Sama seperti para pendiri bangsa yang waktu itu masih pemuda mempelopori perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sebelumnya, seminar diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Japarlin Marbun, mengangkat nats renungan dari I Timotius 4:12, Pendeta Japarlin menegaskan bahwa sekarang saatnya generasi muda harus diberi ruang lebih luas, untuk itu generasi yang lebih tua harus mampu mengawalinya dengan memberikan keteladanan, panutan, ataupun contoh perilaku, Sinode GBI dalam saat ini sedang memulai memberi ruang yang lebih luas untuk tampilnya generasi muda.

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/10/pemudan.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/10/pemudan-150x150.jpgadminwarningtimeFokusDalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-88 yang bersejarah,  Pewarna Indonesia bekerjasama dengan Dewan Pemuda Sinode Gereja Bethel Indonesia  menggelar Seminar Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang bertajuk 'Quo Vadis Pemuda Gereja?' di Aula lantai tiga Kantor Sinode GBI, Jakarta. Sejumlah tokoh penting hadir seperti Pdt. Dr. Japarlin Marbun (Ketua Umum...Mengungkap Kebenaran