Presiden Donald Trump: Giliran Republik Kembali Pimpin AS
Washington DC – Lembaga Survei tidak selalu bisa diandalkan. Paling tidak itu yang terjadi di Amerika Serikat baru saja. Dunia tercengang ketika Amerika Serikat telah memilih presiden baru Donald Trump yang sama sekali di luar dugaan. Seperti diketahui hampir semua poling menyatakan Hillary Clinton mengungguli Trump. Calon presiden dari Partai Republik ini muncul sebagai pemenang pemilihan presiden di negeri adikuasa itu.
Berdasarkan penghitungan yang terakhir Rabu (9/11/2016) yang dirilis berbagai media, Konglomerat proferty Donald Trump telah meraih 276 electoral vote, lebih enam ev dari yang dibutuhkan (270). Sedangkan istri Bill Clinton, Hillary Clinton yang meraih 218 electoral vote.
Atas kemenangan Trump ini, Hillary Rodham Clinton langsung menelepon Donald Trump dan mengakui kekalahannya. Untuk kedua kalinya, Hillary harus melupakan mimpinya menjadi presiden wanita pertama di Amerika Serikat.
Dengan kemenangan ini, diperkirakan konstelasi dan geopolitik dunia akan berubah. Seperti ditegaskan dalam kampanyenya, Trump akan lebih mengutamakan ke dalam dan kepentingan Amerika. Beberapa kebijakan adalah pengetatan imigran, menolak keberadaan LGBT dan Aborsi.
Kemenangan Trump yang diluar dugaan banyak orang, menurut pengamat adalah pemilih Amerika Serikat cenderung berpihak kampanye Trump; “Make Great Amerika Again.” Selain itu, tradisi beberapa generasi presiden belakangan ini, bahwa pemilih Amerika enggan memilih presiden secara tiga periode berturut-turut dari partai yang sama. Faktanya, setelah Presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat menjabat dua periode, digantikan Geoarge W Bush dari Partai Republik sama menjaba dua periode. Penggantinya Barack Obama dari Partai Demokrat juga sudah menjabat dua periode. Prediksi benar, kini jatah Partai Republik menjabat yakni Donald Trump. Tampaknya, Amerika masih menunggu lama tercapainya pemimpin atau presiden wanita pertama.
Leave a Reply