1Ada ungkapan filosofi Batak “arga do bona ni pinasa di angka nabisuk
marroha.” Paling tidak jika diartikan, betapa mahal kampung halaman
bagi orang yang bijaksana. Kalimat itu tak saja diucapkan sebagai
adagium, tetapi juga didendangkan. Bahkan, ungkapan tersebut
terdengung senantiasa bagi sanubari orang-orang yang menghargai
kampung halaman. Tak lupa akan kampung halaman itu jugalah yang
mendasari putra-putri Desa Matiti Sekitarnya yang penduduknya banyak
merantau di sudut penjuru di negeri ini.

Awalnya mereka berjumpa di
beranda maya, kemudian sepakat membuat aksi pertama di Matiti (kata
Matiti konon diartikan dari kata “maniti ari”, namun ada juga sumber
menyebut “titian” yang diartikan jembatan atau tempat penyelesaian
berbagai kasus perkara yang ada di kawasan Simanullang Toba).
Beranjak dari kepedulian, disepakati aksi sosial untuk memberi tanda
kasih pada guru-guru yang sudah purna tugas dan murid-murid
berprestasi untuk memacu mereka makin antusias belajar. Wakil Ketua
Aksi Sosial Matiti, Herbert Munte mengatakan, guru tak boleh
dilupakan.

“Oleh didikan gurulah kita bisa menyemai pemikiran,
dicerdasakan. Dan semua putra-putri Matiti yang ada di berbagai
penjuru, bisa mengecap keberhasilan tak lepas dari jerih payah
guru-guru tercinta kita. Kegigihan dan keuletan mereka, walaupun
dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan tetapi tak menjadi penghalang
bagi mereka mengajar,” ujarnya sembari menambahkan. “Karena itu, mari
mulai dari diri kita sendiri. Melakukan yang terbaik, menyumbang
sebisa kita. Biarpun kecil dan sederhana tetapi itu amat bermakna.”
Beralaskan niat itulah, pada September 2016 lalu dibentuk Aksi Sosial
Matiti yang berawal di Group WattsApp.

“Paling tidak di hari tua mereka kita bisa memberi secerca senyum untuk mereka. Oleh karena itu,
anak-anak Matiti pada aksi sosial ini  rindu memberikan segelas susu
segar dan sebiji roti tanda kasih kepada mereka di hari Natal ini.
semoga berkenan menjadi semangat buat guru kami untuk tetap berkarya
dan berkarya,” tambahnya lagi.
Selain itu, dalam kesempatan yang sama akan diberi tanda kasih berupa
hadiah bagi murid-murid Sekolah Dasar (SD) di lima (5) SD yang ada di
Matiti diantaranya; SD Pearaja, SD Negeri 1 Matiti, SD Negeri 2 Lumban
Julu, SD Negeri Sosortambok dan SD Impres Lumbansondang. Adapun tanda
kasih diberikan pada murid yang juara. Dari juara satu sampai juara
tiga, dan dari kelas satu hingga kelas enam. Sementara pemberian tanda
kasih ini akan diserahkan pada hari Sabtu, 17 Desember 2016. Bertempat
di depan gereja HKBP Resort Simanullang, Matiti, Doloksanggul. Acara
dimulai pukul 09.00 wib pagi. Beberapa perantau juga menyempatkan
pulang kampung untuk perhelatan ini. Karena itu, dihimbau pada guru
perwakilan dari sekolah, murid yang bersangkutan bersama orangtuanya
untuk hadir pada acara tersebut.
Ada pun dana yang terkumpul adalah sumbangan dari seluruh putra-putri
Matiti yang ada di tanah perantauan yang berasal dari  Desa Pearaja
hingga  Desa Sosortambok. “Tentu, di tahun-tahun yang akan datang aksi
seperti ini lebih baik masif lagi digelar. Aksi sosial pertama ini
tentu hanya disiapkan dua bulan, sudah pasti banyak kekurangan. Karena
itu mohon dimaklumi jika ada kekurangan. Ke depan setiap kegiatan kita
akan memilih panitia baru,” ujar Sekretaris Panitia, Jhonny
Simanullang.

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/12/1.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2016/12/1-150x150.jpgadminwarningtimeHomeAda ungkapan filosofi Batak “arga do bona ni pinasa di angka nabisuk marroha.” Paling tidak jika diartikan, betapa mahal kampung halaman bagi orang yang bijaksana. Kalimat itu tak saja diucapkan sebagai adagium, tetapi juga didendangkan. Bahkan, ungkapan tersebut terdengung senantiasa bagi sanubari orang-orang yang menghargai kampung halaman. Tak lupa akan kampung halaman itu...Mengungkap Kebenaran