Made Sudarta Ketua DPD Partai Hanura Bali, Denpasar , Sabtu (14/1/2017)
Made Sudarta Ketua DPD Partai Hanura Bali, Denpasar , Sabtu (14/1/2017)

Warningtime.com – DENPASAR  – Partai Hati Nurani Rakyat ( Hanura ) optimis menjadi partai terbesar kedua di Bali pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019.

Partai-partai besar di Bali jelang Pilkada 2018 sudah mulai bermanuver. PDIP sebagai partai pemenang dengan modal 24 kursi di DPRD Provinsi Bali hasil Pileg 2014 misalnya, sudah mengerucut ke pasangan Wayan Koster – Tjokorda Artha Ardhana Sukawati sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.

Partai Golkar dengan raihan 11 kursi di DPRD Provinsi Bali, juga sudah memastikan mengusung Ketut Sudikerta sebagai calon gubernur untuk bertarung pada Pilgub Bali 2018, sesuai hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD Partai Golkar Provinsi Bali. Hanya saja ‘beringin’ belum menunjuk nama calon wakil gubernur sebagai tandem Sudikerta, karena masih menunggu hasil survei internal.

Untuk Partai Demokrat dengan 8 kursi di DPRD Provinsi Bali dan Partai Gerindra (7 kursi), sejauh ini belum mengambil langkah-langkah secara kelembagaan untuk menyikapi Pilgub Bali 2018. Di sisi lain, meskipun hanya memiliki 2 kursi di DPRD Provinsi Bali, DPW Partai NasDem Provinsi Bali justru sudah sepakat untuk mengusung nama Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra sebagai calon gubernur Bali.

Langkah berani Partai NasDem ini, sepertinya tak mau diikuti partai kecil lainnya di Bali, seperti PKPI, PAN dan Partai Hanura yang masing-masing hanya memiliki 1 kursi di DPRD Provinsi Bali. Partai Hanura misalnya, memilih lebih realistis menghadapi Pilgub Bali 2018, mengingat perolehan suara pada Pileg 2014 lalu yang kurang signifikan.

“Sementara kami hanya memiliki satu kursi di DPRD Bali. Jadi kami lebih memilih wait and see. Kami realistis saja,” kata Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali, Made Sudarta, di Denpasar, Sabtu (14/1/2017).

Menurut dia, dengan hanya memiliki 1 kursi di DPRD Provinsi Bali, maka Partai Hanura tidak mungkin bisa mengusung sendiri pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Sebab syarat pengusungan calon, minimal memiliki 11 kursi di DPRD Provinsi Bali atau meraih 20 persen suara pada Pileg 2014 lalu.

“Karena itu, untuk saat ini kami lebih baik fokus pada konsolidasi organisasi. Daripada kami ikut-ikutan mendukung salah satu dari beberapa nama yang muncul saat ini, namun ujung-ujungnya nama yang kami dukung malah tidak mendapatkan rekomendasi,” jelas Sudarta.

Sudarta menambahkan , meski demikian Partai Hanura saat ini memiliki kekuatan yang patut diperhitungkan. Sebab selain gerbong yang sudah ada, kini Partai Hanura juga diperkuat dengan bergabungnya dua anggota DPD RI dari Bali, yaitu Gede Pasek Suardika dan Kadek ‘Lolak’ Arimbawa.

Kedua Senator ini bahkan menduduki posisi strategis di DPP Partai Hanura. Pasek Suardika misalnya, didaulat menjadi Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura. Adapun Lolak, dipercaya sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur DPP Partai Hanura.

“Dengan bergabungnya dua Senator asal Bali ini, maka kami sesungguhnya memiliki suara signifikan di Bali. Tetapi meski demikian, kami lebih memilih wait and see untuk Pilgub Bali, sambil kami menata organisasi sekaligus memperkuat konsolidasi internal,” pungkas Sudarta.

Diharapkan, target menjadi parpol terbesar kedua di Bali pada Pileg 2019 nanti tidak muluk-muluk sepanjang semua infrastruktur partai bekerja secara kompak. ,” imbuh Sudarta.

Menurut Sudarta yang sekaligus anggota DPRD Badung komisi III mengatakan , target itu akan tercapai jika semua kader bekerjasama secara kompak. Hanura akan menempatkan kader di DPRD Bali minimal sembilan (9) orang dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Tetapi target tertingi adalah 11 kursi di DPRD Bali.

Jika target menjadi parpol terbesar kedua di Bali tercapai, maka jatah dua kursi di DPR RI bisa diambil alih oleh Partai Hanura.

Apalagi kata Sudarta, dua jatah kursi di DPR RI selama ini tidak terurus dengan baik. “Dari pada terlatar 2,5 tahun tidak terurus, lebih baik berikan saja pada Hanura di Pileg nanti. Karena begini, masyarakat Bali ini kan merasa dirugikan. Begitu mempercayakan jatah dua kursi itu pada si A, dan B, ternyata malah kursi itu ditelantarkan , kan lebih baik jika diberikan kepada kader Hanura ,” tutupnya.(tom’s)

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/01/Gambar-Hanura.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2017/01/Gambar-Hanura-150x150.jpgadminwarningtimeInspirasiWarningtime.com - DENPASAR  - Partai Hati Nurani Rakyat ( Hanura ) optimis menjadi partai terbesar kedua di Bali pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Partai-partai besar di Bali jelang Pilkada 2018 sudah mulai bermanuver. PDIP sebagai partai pemenang dengan modal 24 kursi di DPRD Provinsi Bali hasil Pileg 2014 misalnya, sudah...Mengungkap Kebenaran