YAKOM Indonesia Adakan PA: Iman Tanpa Motif Tersembunyi
Jakartawarningtime.com – Yayasan Komunikasi Indonesia (Yakom Indonesia) mengadakan Pendalaman Alkitab di Kantor Yakom Indonesia di Jalan Matraman No 10 Jakarta Timur, Kamis (20/07/2017).
Acara yang diikuti kurang lebih lima puluh orang merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Yakom Indonesia. Tampak hadir kalangan aktivis senior dan junior. Hadir JUGA Ketua Yakom Indonesia Dr Bernard Nainggolan dan tokoh buruh nasional Prof Dr Muchtar Pakpahan.
Pendalaman Alkitab dipimpin Dr Binsar Pakpahan, pendeta HKBP dan Dosen STT Jakarta. Sebagian panduan diambil dari Kitab Habakuk 3.17 – 18.
“Sekarang ini apakah gereja harus bersuara dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang. Ini topik yang lagi relevan dibahas di kampus STT Jakarta,” tuturnya. Misalnya, Binsar mencontohkan tentang hak angket dan perpu ormas.
Bagaimana sikap gereja? Harus ada dasar theologia. Seorang theolog Belanda menyatakan bahwa harusnya agama tanpa motip. “Agama tidak boleh subordinasi apapun, agama tugasnya hanya memuji Allah bukan untuk kesejahteraan,” tuturnya mengutip.
Agama bukan membangun kesejahteraan tetapi iman, oleh karena iman bisa sampingan kesejahteraan. Tetapi tujuan iman tetap memuliakan Allah. Theologia ini di Indonesia tidak sukai, jelas Dr Binsar.
Tujuan gereja dan tujuan beriman bukan untuk mengubah tatanan sosial. Tetapi gereja berpartisipasi untuk kesejahteraan. Tugas gereja mengajar iman buat jemaat dengan baik. Karena mereka disiapkan untuk negara. Jadi tidak perlu secara institusi langsung turun. Itu versi pertama.
Versi kedua Marthin Luther King, Jr. Kasus aksi boycot bus kasus Mr Rosa Park. Martin Luther King mengajak demo duduk di jalan dan paksa polisi kasar, diprotes King hingga dipenjarakan. Terjadi perdebatan pendeta putih dan King.
“Keadilan yang lama ditunda adalah penolakan keadilan. Ketidakadilan yang terjadi disatu tempat ketidakadilan di seluruh tempat. Ini waktu Tuhan untuk bergerak tidak menunggu.”
Lalu ditanya kenapa melawan hukum, King menjawab mereka ya memang ada hukum tetapi hukum yang tidak adil bukan hukum.
Maka kata Pendeta Binsar, gereja-gereja secara theologia berbeda di Indonesia. Yang pro aktif HKBP, GKPI dan HKI, yang tidak adalah GKJ, GKI dan Katolik.
“Dua ini memang terjadi di gereja-gereja di Indonesia karena memang dari latar belakang sinodal atau gereja otonomi,” tegas Pdt Binsar. Dua-duanya bukan salah tapi benar.
Pendalaman ini sangat menarik dan membuka wawasan terutama para aktivis. Kegiatan ini ditutup dengan makan malam bersama.
Leave a Reply