Universitas 17 Agustus Komitmen Berantas Ijazah Palsu
Jakarta,Warningtime – Ketua Dewan Pembina Universitas 17 Agustus 1945 Rudyono Darsono SH, MH menegaskan akan komitmen memberantas peredaran Ijazah Palsu di Kampus Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Hal itu, dikemukakan oleh Rudyono kepada wartawan dalam acara, Seminar Nasional, bertempat di Aula kampus Untag Jakarta, Senin (11/12/2017).
“Kita menyiapkan perguruan tinggi yang mampuni. Perguruan tinggi yang mampu mendidik mahasiswa untuk membagun bangsa, tapi di sisi lain, kita diperhadapkan pada sebuah dilema kemunafikan dari pemerintah itu sendiri, yang justru selalu bermain dengan retorika dan kata-kata tentang sebuah kebenaran tentang pendidikan tinggi sekarang, tetapi ditindak bagi pelaku plagiat dalam institusi PT,” tutur Rudyono.
Di sisi lain, sambung Rudyono, PT diminta untuk membina mahasiswa secara disiplin serta menjauhkan dari radikalisme. Namun mereka mempertontonkan pertunjukan-pertunjukan tentang kebohongan dan kemunafikan serta berita-berita tidak layak diterima oleh kalangan kampus karena terkait dengan Ijazah Palsu yang muncuk kepermukaan.
“Akhir-akhir ini juga marak tentang plagiat,” tegasnya. Mengenai pemberitaan Ijazah Palsu yang tidak ditindak lanjuti oleh Negara dalam hal ini aparat Negara atau pemerintah melakukan pembersihan dan pemberantasan Generasi muda Indonesia, yang nota bene membutuhkan suatu contoh dari pemimpin-pemimpinya untuk berbuat jujur dan berbuat yang benar. Jadi Ijazah palsu adalah sebuah kebohongan yang selama ini di diamkan oleh Negara kata Rudyono.
Menurutnya, ijazah palsu sepertinya disegaja untuk dipergunakan dan dipelihara oleh oknum-oknum untuk menjatuhkan dan mempermalukan seseorang, tidak akan meyelesaikan masalah menyangkut peredaran Ijazah palsu yang beredar di negara kita ini. Anehnya pemerintah sepertinya tidak punya kemauan sama sekali memperbaiki dunia pendidikan.
Sepertinya, ijazah palsu bukan lagi hal yang tabu, seakan-akan dibiarkan beredar. Ibarat untuk memberikan peluru kepada penguasa-penguasa tertentu, untuk memainkan isu ijazah palsu dengan tujuan menjatuhkan/mempermalukan seseorang dan lawan-lawan politiknya.
Hal seperti itu yang sekama ini dilakukan pemerintah terhadap ijazah palsu tapi kita semua tahu bahwa cobaan dan tidak berhenti sampai sekarang. Justru cobaan dan tekanan itu datang dari aparat pemerintah, mereka yang mengunakan ijazah palsu yang saat ini memegang kekuasaan, terhadap dunia perguruan tinggi itu sendiri.
“Kami sangat kuatir jika hal ini dibiarkan dan dipelihara oleh orang yang tidak bertanggun jawab apa jadinya perguruan tinggi itu ke depan, maka nantinya perguruan tinggi akan berfungsi sebagai pencetak generasi muda yang penuh dengan jiwa nasionalisme. Maka dari itu, kita harus menjaga supaya tidak tumbuh radikalisme Negara ini,” ujarnya mengingatkan.
Kalau persoalan ini terus dibiarkan berkembang, maka bibit-bibit radikalisme akan tumbuh subur di dalam kampus. Negara dianggap melakukan pembiaran sehingga membiarkan bibit radikalisme tumbuh berkembang di lingkungan Mahasiswa. Tentu tidak dipungkiri bahwa dengan beredarnya Ijazah palsu mengatasnamakan kampus kami ini sangat disayangkan.
Universitas 17 Agustus 1945, kata Rudyono Darsono, SH, MH lagi, tidak pernah mengeluarkan Ijazah palsu. Namun demikian bukan tidak mungkin itu ada dikampus ini, karena ada beberapa pejabat di beberapa istansi penah datang minta legalisir ijazah palsu.
“Tetapi meski demikian Untag tetap komitmen tidak akan mau terpancing dengan pejabat manapun yang ingin merusak nama kampus ini (Untag),” pungkasnya. (phil)
Leave a Reply