Rakernas I DPA GBI: Generasi Muda Dashyat Penting dan Genting
JakartaWT – Rapat Kerja Nasional Departemen Pemuda dan Anak (DPA) Gereja Bethel Indonesia (GBI) berlangsung di Aula Kantor Sinode GBI, Selasa (23/01/2018) di Jalan Ahmad Yani, Jakarta Pusat, diikuti perwakilan pemuda GBI di seluruh dunia. Rakernas perdana pasca Kongres di Sukabumi tahun lalu mengambil tema; Era Kita Menuju Generasi Dasyat.
Pada ibadah pembukaan, Pdt Dr dr Dwijo Saputra, SpKj yang membawakan firman, mengingatkan bahwa perencanaan Rakernas ini akan menentukan kegiatan pemuda GBI selama satu tahun ke depan.
“Jangan mau menunggangi atau ditunggungi di departemen pemuda dan anak GBI,” katanya mengingatkan. Di samping itu kemajuan teknologi telah membuat semua orang untuk menuju kenyamanan. Tetapi semua boleh ikut teknologi tetapi firman Tuhan harus tetap sama yang diberitakan adalah Yesus. Generasi dasyat adalah generasi yang selalu berpegang kepada Tuhan.
Ketua Panitia Rakernas Yusuf Purba yang juga selaku sekjen DPA GBI dalam sambutannya bahwa Rakernas ini dihadiri perwakilan pemuda dari seluruh GBI, merupakan anugerah dari Tuhan. Jumlah peserta yang hadir KPD 33, KPL 1, Bendahara daerah 12, wakil ketua 14, dengan total 118 orang datang dari seluruh Indonesia dan luar negeri.
Dalam sambutannya, Pdt Joel Jefri Manalu selaku Ketua Umum DPA GBI 2017-2021 menyatakan bahwa kelas pemuda GBI adalah kelas pemuda dunia. Karena era sekarang adalah era generasi dashyat.
“Era kepengurusan DPA GBI periode 2017-2021 era kita bersama, bukan hanya Joel saja, untuk melayani generasi muda tetap dalam Tuhan. Kita harus satu arah dan satu tujuan,” tegasnya.
Sementara Ketua Umum Sinode GBI Pdt Dr Japarlin Marbun, menyatakan bahwa peserta rakernas harus merasa at home di sini, karena ini adalah rumah kita bersama.
“DPA ini harus menjadi pembibitan para pemimpin masa depan GBI ke depan, dari dulu memang demikian, pemimpin sekarang adalah produk DPA dulu,” paparnya. Karena itu maka dalam organisasi harus dapat memberi value (nilai). Japarlin mengingatkan bahwa dulu GBI dari dianggap sesat sekarang sudah menjadi gereja terbesar kedua setelah HKBP di Indonesia.
Maka, kata Japarlin lagi, penting mengingatkan bahwa peran generasi muda menentukan masa depan gereja, karena pelayanan generasi muda perlu ditingkatkan dengan nilai-nilai iman.
Menurutnya, ada gereja yang dulu besar kini mengalami kemunduran karena tidak diperhatikan generasi mudanya. Sekali lagi, generasi muda menentukan masa depan Indonesia dan menentukan masa depan dunia.
“Generasi muda GBI harus tetap semangat menyala-nyala terutama dalam pelayanan menyambut era megadigital dengan mengedepankan kreatifitas, memberitakan Injil aktual, itu harapan saya dalam rakernas ini, ada hasil luar biasa diputuskan,” pungkasnya.
Leave a Reply