DENPASAR_WT – Universitas Mahendradatta Bali bekerjasama dengan Pewarna Indonesia menyelenggarakan Diskusi Publik dengan mengangkat tema: Cerdas Bermedsos Jauh Bahaya Hoaks dan isu SARA, di kampus Reformasi Universitas Mahendradatta, Jumat (24/03/2018) diikuti oleh mahasiswa.

Adapun tampil pemateri Jahmada Girsang, SH, MH, CLA (Ketua LBH Pewarna), Irma Simanjuntak (YAKOMA PGI) dan Widya Prijanti (Profesional Web Development ).

Dalam paparannya, Irma menguraikan fakta dan data seputar internet di dunia. “Tujuan awal internet adalah untuk jejaring, untuk menghubungkan semua dengan mudah, namun kemudian pada perkembangannya juga berdampak negatif yakni bahaya hoaks,” paparnya.

Menurutnya, hoaks atau kabar palsu kenapa sekarang makin mudah dipercaya, pertama karena ada kalangan akademik membuat hoaks. Alasan kedua adalah tidak ada saringan dalam mendapatkan hoaks. Ancaman nyata adalah tinggi produksi hoaks. “Karena itu kiat menghindari kabar palsu ya saring dulu baru sharing,” ujarnya berbagi kiat terhindar dari korban hoaks.

Widya Prijanti menyatakan bahwa penggunaan media sosial harus dilihat dari perspektif kegunaannya. Menurut profesional web development bahwa internet lebih baik digunakan untuk tujuan yang baik. “Saya sebagai EO sendiri menggunakan internet untuk menjaring orang dan mengkampanyekan kegiatan-kegiatan lomba lari,” tutur Widya mengajak bermedsos untuk kebaikan.

Hoaks sebenarnya sudah ada sejak dulu cuman belum sesemarak sekali, yang kemudian sering dibawa ke peradilan. Di Indonesia sebenarnya tentang hoaks secara dasar hukum sudah diakomodasi di KUHP, UUD 1945, UU Pers dan UU ITE.

“Hukum di Indonesia sekarang kuat, karena itu jangan bermain-main dengan kabar palsu. Faktanya sudah banyak dihukum hanya tidak bisa diberitakan,” paparnya. Hukum bisa diterapkan ke semua orang yang sebenarnya di media sosial semua sudah menjadi jurnalis. Karena itu, hati-hati dalam bermedsos.

Sebelumnya, Rektor Universitas Mahendradatta Dr Putri Anggraini, SH, MPd dalam sambutannya menegaskan bahwa Universitas Mahendradatta diinisiasi oleh Presiden Soekarno dan Shri Wedestera Suyasa pada tahun 1963. Kami sepenuhnya berdiri diatas kaki sendiri, sejajar dengan kampus lain, dalam tujuan mencerdaskan bangsa untuk jaya Indonesia. Apalagi kampus ini kampus reformasi dan perjuangan.

“Kami senang dikunjungi Pewarna ke kampus ini, ini bisa memperkaya mahasiwa dan dosen sehingga makna kebhinnekaan ini kental dalam kehidupan sehari-hari. Spirif kampus ini mendidik anak-anak bangsa dalam melanjutkan generasi bangsa.”

Sementara Ketua Umum Pewarna Indonesia, Yusuf Mujiono mengungkapkan terimakasih atas sambutan dari pimpinan dan semua sivitas akademika Universitas Mahendradatta yang telah menerima dengan tangan terbuka.

“Memasuki kampus ini membuat rasa nasionalis kita semakin kuat, kami senang atas sambutan saudara sebangsa dan boleh berdiskusi bersama untuk memperkuat rasa kebangsaan,” paparnya.

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2018/03/20180323_093600-2-1024x576.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2018/03/20180323_093600-2-150x150.jpgadminwarningtimeFokus          DENPASAR_WT – Universitas Mahendradatta Bali bekerjasama dengan Pewarna Indonesia menyelenggarakan Diskusi Publik dengan mengangkat tema: Cerdas Bermedsos Jauh Bahaya Hoaks dan isu SARA, di kampus Reformasi Universitas Mahendradatta, Jumat (24/03/2018) diikuti oleh mahasiswa. Adapun tampil pemateri Jahmada Girsang, SH, MH, CLA (Ketua LBH Pewarna), Irma Simanjuntak (YAKOMA PGI) dan Widya...Mengungkap Kebenaran