GMDM Desak Kejaksaan Agung Tembak Mati Bandar Narkoba
Jakarta, WT – Indonesia salah satu negara yang masuk kategori darurat narkoba. Setidaknya, kata Jefri Tambayong, hal itu pernah disampaikan Presiden Joko Widodo dengan menyetir masyarakat pengguna narkoba terdapat 2,1 persen dari jumlah penduduknya.
“Kalau 2,1 persen dari 250 juta penduduk itu berarti setara 5 juta orang terpapar narkoba,” tegas Ketua Umum GMDM (Gerakan Mencegah Daripada Mengobati).
Merayakan ulang tahun yang ke 10, peran GMDM dirasakan semakin penting. Pernah 2 kali dianugerahi rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk mewujudkan “Indonesia Bersinar” (Bersih Dari Narkoba), salah satu Rekor MURI yang pernah diterima adalah deklarasi 10.000 Santriwati-santriawan di Madura.
Selama satu dekade berkiprah, GMDM kata Jefri akan terus berkarya bagi Bangsa dan Negara. Akan tetap berkomitmen untuk terus bergerak sesuai visi dan misi serta mendukung pemerintah dalam upaya implementasikan program-program pemerintah, khususnya yang sesuai dengan visi dan misi lembaga bakomas GMDM.
Konsisten dengan pembrantasan narkoba bersama GMDM yang dipimpinnya, Jefri kini dipercaya oleh BNN menjadi Ketua Umum FOKAN Forum Komunikasi Kemasyarakatan Anti Narkoba(FOKAN). FOKAN sendiri berisi dari berbagai ormas anti narkoba dibawah pembinaan BNN.
Dalam kata sambutannya Selasa kemarin (02/06) dalam perayaan HUT GMDM di Jl. Malaka Merah 3 Blok D Kompleks Malaka Country Estate, Jakarta Timur, Jefri Tambayong mengungkapkan bahwa sekarang ini, pemberantasan narkoba tidak bisa lagi sekedar slogan dan imbauan melalui berbagai media informasi, tetapi sudah harus dengan action (aksi) nyata.
“Nanti kita akan serbu Kejaksaan Agung dan mendesak agar para bandar narkoba dihukum tembak mati,” tegas Jefri yang tak ragu menyarankan agar pembrantasan narkoba meniru cara negara tetangga Philipina.
“Harus bertindak keras bahwa para pengedar perlu ditembak mati. Sementara pecandu kita selamatkan, di rehabilitasi hingga sembuh,” paparnya. “Ormas anti narkoba kalau belum diacak-acak dan diteror berarti belum jadi ancaman bagi bandar narkoba. GMDM sudah sering mengalaminya. Kami tidak takut, kita tidak takut mati demi mewujudkan “Indonesia Bersinar.”
Adapun undangan hadir, antara lain Perwakilan dari Kementerian Sosial Waskito Budikusumo ( Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA), Perwakilan BNN Pusat Brigjen.Pol. Dr. Victor Pudjiadi, dan BNNP DKI Jakarta Maria Solrury, Perwakilan Pemprov DKI Jakarta melalui sambutan Walikota Jakarta Timur, Perwakilan Polres/Polsek, Ketua RW/RT setempat dan tokoh masyarakat sekitar. Ketua RW bahkan berharap wilayahnya dapat menjadi Zona Tanpa Narkoba. Lepas perayaan HUT X GMDM, undangan dan warga sekitar melanjutkan nobar (nonton bareng) pertandingan Piala Dunia 2018 melalui siaran televisi.
Leave a Reply