J. Kristiadi: Sistem Pemilu Kita Sudah “Rusak”
Jakarta WT – Peneliti CSIS J. Kristiadi mengungkapkan bahwa sistem pemilu Indonesia sudah “rusak” dengan dilaksanakan pemilu serentak yakni Pilkada, Pileg dan Pilpres.
“Dari sistem pileg saja sudah rusak. Dengan pemilu serentak bisa dibayangkan kartu suara memuat banyak orang, bagaimana cara memilihnya,” kritiknya tajam.
Menurut pengamat politik ini bicara politik adalah bicara adu siasat, adu pengaruh, bukan untuk adu kesucian. Karena itu, jangan bawa sesuatu yang suci dalam politik.
“Tujuan reformasi sebenarnya adalah pemilihan pemerintah sebagai penyelenggara negara yang efektif. Sederhana saja tapi sekarang sudah beda karena adu siasat tadi. Sayang sekarang tujuan reformasi tidak tercapai seperti itu,” timpalnya.
Proses pembentukan bangsa, kata Kristiadi, tidak pernah berhenti dan akan berlangsung selama-lamamya.
Disisi lain, sementara pembentukan berbangsa secara politik itu berdasarkan kesepakatan atau konsensius bersama, atau berdasarkan cita-cita masyarakat itu sendiri.
Demikian disampaikan JB Kristiadi ketika tampil jadi pembicara dalam panel kedua Rapimnas dan HUT ke-47 Persatuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) di Ballroom Gedung Wisma 76 MDC Slipi, Jakarta, Selasa (7/08/2018).
“Karena itu, mimpi saya ke depan, berharap ada pemimpin Indonesia yang kuat yang muncul, diharapkan bisa memperbaiki sistem yang rusak itu,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mayjen Purn. Albert Inkrawang mengingatkan semua pihak bahwa belum tentu seseorang hebat di gereja dan lembaga bisa otomatis bisa memimpin negara dengan baik.
“Saya kira leadership is different. Karena itu, kita semua tidak boleh mudah pindah, harus konsisten dalam perjuangan,” kata penerima bintang adiyasa TNI AD ini.
Sementara itu, Pdt Dr Lipiyus Biniluk tampil sebagai pembicara ketiga tampil memaparkan hubungan Gereja dan Papua.
Leave a Reply