Narkoba Menduduki Peringkat Pertama Kejahatan Dewasa ini: Training for Trainers Kerjasama GBI dan BNN
JAKARTA WT – Fakta terbaru membuktikan, menurut survei bahwa kejahatan Narkoba menduduki tempat pertama dari daftar kejahatan di dunia. Setelah narkoba, masing-masing menyusul antara lain kejahatan Terorisme, kejahatan Korupsi dan kejahatan Hoax. Hal itu, disampaikan Irjen Drs Arman Dapari dalam kegiatan Training for Trainers, Satgas Anti Narkoba, Senin (13/08/2018).
Kegiatan yang diselenggarakan Departeman Pemuda dan Anak (DPA) GBI bekerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN) yang didukung Wanita Bethel Indonesia (WBI) dihadiri kurang lebih sekitar sertus orang di Gedung Graha GBI, Jalan Ahmad Yani Jakarta Timur.
Irjen Pol Drs Arman Depari menyampaikan bahwa negeri kita darurat narkoba. Dari 250 juta penduduk Indonesia maka terdapat 40 persen pemuda yang nanti diharapkan bonus demografi. “Jangan-jangan nanti bukan bonus demografi SDM kalau nanti terkena narkoba. Bisa jadi lost generation, karena itu kita harus impor pemimpin yang tidak narkoba,” tuturnya.
Menurut survei, lanjut Deputy Bidang pemberantasan BNN RI, setidaknya ada empat kejahatan penting dewasa ini yakni pertama narkoba, teroris, korupsi dan terakhir hoax.
Setiap acara pencegahan narkoba yang paling banyak hadir biasanya ibu-ibu, itu bagus karena ibu punya hati nurani. Mereka yang paling tahu tentang anaknya. Namun beberapa fakta bahwa anak di bawah lima tahun sudah memakai narkoba. Bahkan ada ibu yang menjual anak demi narkoba. Di kota besar juga mudah ditemukan anak gadis menukar atau menjual tubuh dengan narkoba.
“Sayang susah mencegah ini karena memang pelakunya tertutup, dan susah dideteksi,” bebernya. Dibeberkan Dapari bahaya memang narkoba sangat mengancam harga 1 gram narkoba sama dengan 3 gram emas. Karena itu, peredarannya susah dihentikan karena bisnis narkoba bagi mereka sangat menggiurkan keuntungan meski hukuman berat.
Dalam sambutan pembukaannya, Ketua Sinode GBI Pdt Japarlin Marbun menyatakan bahwa GBI senang dengan terjalinnya kerjasama dengan BNN dalam menyelenggarakan training for trainers.
“Selama ini GBI sudah terlibat aktif dalam pencegahan narkoba dan pelayanan bagi korban narkoba. Karena itu kerjasama DPA GBI dan BNN perlu ditingkatkan ke depan,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPA GBI, Pendeta Joel Manalu mengungkapkan bahwa Irjen Pol Drs Arman Dapari senang menyambut kehadiran DPA GBI pada tanggal 4 Agustus 2018 yang lalu.
Pdt. Manalu juga mengatakan bahwa BNN pernah mencoba bekerjasama, selama ini belum bisa merealisasikan bersama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. Karena itu diharapkan kerjasama terus berkesinambungan antara BNN dan GBI.
.
Leave a Reply