Peringati HUT PGLII Ke-48: Gereja Harus Ramah Lingkungan
Warningtime.com Jakarta – Gereja harus ramah lingkungan. Kita (PGLII) ikut bertanggung jawab untuk melestarikan lingkungan alam bumi persada Indonesia, sebab dengan demikian itu berarti menghormati kemulian Allah. Demikian disampaikan Pdt Dr Ronny Mandang kepada wartawan usai memperingati Hari Ulang Tahun PGLII ke-8 di Gedung Gapemri, Kelapa Gading Jakarta Utara, Rabu (17/07).
Peringatan yang mengambil tema: Berdiri Teguh di Dalam Kuasa Injil, dihadiri sekitar tiga ratus jemaat, tokoh gereja dan pendeta. Tampak hadir jajaran pengurus PGLII Pusat dan DKI Sekum PGLII Pdt Dr Fredy Sunyoto, Pdt Dr Bambang Widjaja (Keum di era PII), Pdt Gomar Gultom dan undangan lainnya.
“Sampai saat ini PGLII tidak menerima bantuan dari pihak mana pun, meski demikan tiap anggota eksis dan terus setia membawa kabar baik di Indonesia. Karena itu itu refLeksi panggilan PGLII malam ini mengambil tema Berdiri Teguh di dalam Kuasa Injil,” ujarnya.
Kalau tidak kokoh iman, berkrompomi dengan dosa maka PGLII sudah tidak dalam posisinya seperti digariskan para founding fathers (pendiri) PGLII yang semua sudah tidak ada. PGLII sekarang masa kepemimpinan generasi kedua. Oleh karena itu, kita semua pergi untuk memberitakan Injil.
“Satu tugas penting lainnya adalah kemana juga kita pergi harus peduli lingkungan. PGLII sudah terlibat ikut bertanggung jawab menjaga lingkungan hidup dengan gereja ramah lingkungan,” tegasnya. Kaum injili tidak hanya terlihat dan dipandang sebagai lembaga aras gereja yang urusan mempertobatkan orang, tidak begitu. Kita juga mengasah intelektual kecerdasan dan peduli masalah sosial,” tuturnya.
Lebih jauh kata Ronny, ini momentum HUT ke-48 PGLLI untuk lebih berkiprah lagi, dengan masuk kepengurusan di tingkat Asia. Apalagi Aliansi Gereja-gereja Injili sedunia memilih Indonesia untuk jadi tuan dan nyonya rumah dalam konferensi 2019.
“Ada 131 negara anggota di dunia tetapi Tuhan menetapkan Indonesia. Ada sesuatu yang akan diperoleh dari Indonesia yakni Pancasila dan kebhinnekaan. Ini waktunya Indonesia dikenal di dunia dan pengenalan pemerintah Indonesia yang baru menyelesaikan pesta demokrasinya,” kata Ronny sembari meminta dukungan doa demi terselenggaranya perhelatan besar itu.
Selain itu, Ketua Umum PGLII ini mnyinggung juga tahun depan Munas PGLII ke-12, sebuah langkah penting karena sudah melewati setengah abad tahun pertama. Maka ia menegaskan ke depan saat PGLII dipimlin generasi berikutnya dengan usia 40 tahunan. “Ini keharusan dan tidak mengada-ada, soal siapa yang terpilih nanti kita doakan,” pungkasnya.
Leave a Reply