Perayaan Natal dan Dies Natalis ke-56 PIKI: Baktinendra Prawiro, MSc, MH “Semangat Oikumenisme Kita Terus Menerus Diuji Integritasnya”
Warningtime.com Jakarta – Ketua Umum Persatuan Intelejensia Kristen Indonesia (PIKI) Baktinendra Prawiro, MSc dalam perayaan Natal dan Dies Natalis PIKI di Hotel Hiliday Inn, Sunter Agung Kamis (19/12/2019) menegaskan bahwa PIKI berada dalam realitas ketegangan kreatif kebangsaan Indonesia dan semangat Oikumenisme yang terus menerus diuji integritasnya.
Identifikasi terjadinya krisis kebangsaan, ternyata disinyalir diikuti pula dengan krisis oikumenisme. Ketika ruang-ruang pluralisme dan kesetaraan menyempit di ranah kebangsaan Indonesia kita, pada saat yang sama, ruang-ruang karya bersama Gereja-gereja juga mengalami penyempitan.
“Kita mempunyai teman yang juga Ketua Umum PGI, kita berharap bisa bekerjasama untuk kemajuan gereja dan negara,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Bakti PIKI ingin menegaskan bukan hanya kepada Negara dan Gereja, tetapi juga dalam diri sendiri, bahwa dimensi dan dinamika persoalan kekinian semakin mendatang. Semakin kompleks dan daya rusaknya akan sangat berbahaya jika dibiarkan, bahkan internal kekristenan jika tetap tak mampu menemukan jawaban kontekstual atas dimensi persoalan yang demikian kompleks dewasa ini.
“Jika Gereja dan PIKI tak mampu menjadi bagian dari solusi atas persoalan kebangsaan dan oikumenisme , maka kedua lembaga tersebut menjadi disorientasi dan kehilangan relevansi keberadaannya di tengah Bangsa. Dan kuta semua tidak menyukai fakta itu, sekarang dan juga nanti,” tegasnya. DPP PIKI tetap dalam keyakinan, bahwa kita semua diutus untuk menegakkan derajat bangsa melalui berlaku dan melakukan hal-hal tepat dan benar.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom, SH, MH dalam sambutannya mengingatkan bahwa Natal kali ini dalam suasana memprihatinkan. Dimana di Sumatera Barat terjadi pelarangan untuk merayakan Natal. Demikian juga di Aceh Singkil terjadi pelarangan yang sama. Ini menjadi keprihatinan kita sebagai bangsa.
“Yang terjadi agama tampil dengan wajah beringas dan radikal. Di luar kelompoknya tidak benar. Ini sebagai ancaman dalam berbangsa. Padahal kita tahu bahwa sumbangan umat Kristen besar, tanpa Indonesia Timur bangsa ini tidak seperti sekarang,” paparnya menegaskan.
Gomar Gultom menjelaskan bahwa ada kecenderungan tafsir teks agama (kitab suci) yang keliru dan juga di sisi lain juga faktor kemiskinan yang menjadikan munculnya radikalisme dan radikalisme.
“Karena itu PGI dan KWI mengajak kita semua menjadi sahabat semua orang, bahkan sahabat alam. Kita menjadi sahabat dalam gerakan oikumene. Kami mengingatkan ada kebuntuan oikumene dalam lembaga,”ujarnya mengingatkan.
Adapun Tema perayaan Natal kali ini adalah Kebenaran meninggikan derajat Bangsa (Amsal 14:34). Acara ini dihadiri seluruh pengurus pusat dan pengurus daerah PIKI. Selain itu dihadiri aras gereja, cendikiawan, wakik pemerintah dan juga undangan lainnya.
Leave a Reply