Sesi Kedua Kuliah Terbuka STT IKAT, Dr Ali Mochtar Ngabalin: Lima Kriteria Seseorang Disebut Terpelajar
Warningtime.com Jakarta – Ada lima kriteria seseorang layak disebut terpelajar yaitu Belive in God, Intelectual Knowledge, Cultural Nature, Moral dan The Young Generation. “Kelima poin di atas wajib jadi kriteria seseorang layak dan pantas dikatakan seorang terpelajar,” kata Dr Ali Mochtar Ngabalin membuka kuliah umum terbuka pembukaan kuliah Pasca Sarjana STT IKAT.
Sesi kedua Kuliah Umum Terbuka Pasca Sarjana STT IKAT hasil kerjasama Pewarna Indonesia dan STT IKAT dibawakan Dr Ali Mochtar Ngabalin selaku Staf Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Selasa (28/1/2020) di Aula STT IKAT Rempoa, Jakarta.
Belive in God atau percaya pada Tuhan adalah yang pertama. “Memang takdir kita berbeda tapi dipersatukan kasih Tuhan,” katanya disambut tepuk tangan.
Adapun kedua, intelectual knowledge. Pengetahuan intelektual penting untuk kita bisa tahu kebenaran. STT IKAT ini hadir untuk mempersiapkan yang memiliki pengetahuan intelektual.
Berikutnya, cultural nature. Ini salah satu budaya khas Indonesia yang memberikan penghormatan kepada guru dan yang lebih tua. “Kalau ada mendekler diri paling suci masuk surga sendiri itu sama sekali tidak benar. Emang surgo punya mereka, heyy..” ujarnya.
Poin keempat terkait morality atau moral. Dalam bahasa lain disebut akhlak. Ini harus dimiliki seseorang terpelejar. “Bukan hanya ilmu tapi diri dan nyawa saya persembahkan kepada negara dan menjaga presiden,” imbuhnya.
Alkitab mengajarkan bahwa kita sahabat karena ada satu roh yang sama dalam kita. Kalau sistem nilai moral tidak dibenahi di negeri ini ke depan bisa rusak.
“Saya kira sistem politik negara inu harus diubah, tidak boleh lagi nanti membawa-bawa agama untuk kepentingan politik. Sistem moral yang membedakan manusia dengan binatang. Semua kitab suvi mengajarkan bahwa manusia makhluk mulia diantara mahluk. Orang hidup karena moral dan akhlak maka manusia memiki nilai yang baik,” tegasnya.
Terakhir poin kelima, seorang terpelajar punya konsep the young generation. Maka penting mempersiapkan generasi baru sebagai penerus bangsa.
Indonesia ini harus banyak orang-orang pinter, biarlah urusan agama jadi urusan pribadi masing-masing. Yang mempertemukan semua kitab suci adalah satu yaitu Pancasila.
Lima variabel di atas tadi dimasukkan dalam lima sila Pancasila. Semua diwujudkan dalam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Saya tidak pernah mimpi bisa kuliah di UI, UNJ, Sorbone dan bisa pidato di katedral Eropa dan New York. Orang-orang belajar di kampus hadirkan sistem nilai itu dalam hidup. Mari sadari bahwa negeri Indonesia adalah patahan surga yang dijatuhkan Allah di Asia,” pungkasnya.
Leave a Reply