Jakarta, Warningtime.com – Memperingati HUT 79 Indonesia Yayasan Komunikasi Indonesia (YKI) mengadakan Ibadah, Refleksi dan Diskusi dengan tema : “Panggilan Kristen Dalam Perjuangan Demokrasi,” dengan narasumber Dr. Manuel Kaiseipo, Pdt. Dr. Albertus Patty yang dipandu Ketua Yayasan Komonukasi Indonesia Dr. Bernard Nainggolan pada Selasa, (20/08/2024 ) bertempat di YKI Jl. Matraman Raya No.10 A Jakarta Timur.
Dalam paparan Dr. Manuel Kaiseipo, demokrasi adalah salah satu sistem untuk mencapai kesejahteraan. Namun Demokrasi tergantung kontek sosial, budaya, historis dan negara. Bahkan Korea Utara menyebut diri Demokrasi.

“Sekarang dimana-mana demokrasi mengalami krisis. Jadi orang banyak mempertanyakan demokrasi. Termasuk di Amerika mengalami krisis ketika pendukung Donald Trump membuat kerusuhan pasca Pemilu yang dimenangkan Joe Biden,” bebernya. Jadi semacam ada kemunduran demokrasi di Amerika yang dianggap model demokrasi terbaik.

Bagaimana demokrasi Indonesia? Setelah melalui perdebatan para founding fathers demokrasi yang ideal di Indonesia termaktub di Sila IV Pancasila yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyaratan dan perwakilan.

“Jadi demokrasi kita adalah demokrasi musyawarah dan mufakat. Membuka seluruh ruang-ruang pendapat,” tutur putera Pahlawan Nasional Frans Kaiseipo.

Manuel juga menyoroti Amandemen Konstitusi yang terjadi 4 kali pada 1998-2002 yang terjadi adalah kita masuk demokrasi liberal, sadar atau tidak sadar. Kemudian GBHN sudah tidak berlaku sehingga presiden bertindak sendiri. Yang lain, menghilangkan Utusan Daerah dan Utusan Golongan.

“Demokrasi liberal lebih cocok diterapkan kepada masyarakat homogen, seperti di Eropa. Berbeda di Indonesia yang heterogen atau beragam. Demokrasi kita terpaku kepada elektablitas bukan keterwakilan,” tandasnya.

Sementara Pdt. Dr. Albertus Patty menyorot masalah demokrasi yang terjadi di Indonesia. Menurutnya tidak sekedar sistem dibangun tapi budaya juga. Sekarang ini kan demokrasi lebih sistem saja tidak membangun budaya demokrasi.

“Kegagalan bangsa kita adalah tidak membangun budaya demokrasi. Budaya kita budaya feodal,” kritiknya.
Hal lain, yang tak kalah dari itu, terkait pendidikan yang Kristen sekolah sendiri, Islam, Budha, Hindhu dan lainnya juga punya sendiri. Sehingga susah untuk disatukan.

“Kita harus membangun mentalitas seperti Israel. Kita mulai dari anak-anak dan dari gereja kita termasuk komunitas kita,” tukasnya.

Dalam pengantarnya Dr. Bernard Nainggolan mengatakan demokrasi dibuat untuk membunuh demokrasi sehingga mati.

“Ketika kita masih menerima bansos dan raskin, itu masalah demokrasi kita,” kata advokat senior ini.

Tampak hadir dalam acara para aktivis seperti Ir. Robert Sitorus, John P Nainggolan, Indra Nababan, Sahat Sinaga, Rekson Silaban,  Simatupang dan lainnya. Sebelumnya, dalam ibadah dimeriahkan PS Senior GMKI Medan dan Nafiri. Acara diakhiri makan bersama.

Komentar Facebook
https://warningtime.com/wp-content/uploads/2024/08/IMG-20240820-WA0056-1-1024x892.jpghttps://warningtime.com/wp-content/uploads/2024/08/IMG-20240820-WA0056-1-150x150.jpgadminwarningtimeFokusJakarta, Warningtime.com - Memperingati HUT 79 Indonesia Yayasan Komunikasi Indonesia (YKI) mengadakan Ibadah, Refleksi dan Diskusi dengan tema : 'Panggilan Kristen Dalam Perjuangan Demokrasi,” dengan narasumber Dr. Manuel Kaiseipo, Pdt. Dr. Albertus Patty yang dipandu Ketua Yayasan Komonukasi Indonesia Dr. Bernard Nainggolan pada Selasa, (20/08/2024 ) bertempat di YKI...Mengungkap Kebenaran