PGLII Tegaskan Dukung Pemerintah Bubarkan Ormas Radikal Perongrong Pancasila
JAKARTA- Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLLI) menegaskan mendukung penuh langkah pemerintah untuk membubarkan ormas radikal yang mengancam Pancasila dan NKRI. Hal itu ditegaskan Pdt Dr Ronny Mandang MTh Ketua Umum PGLII di dampingi Pdt Dr Freddy Soenyoto, MTh di Grha Carmel, Permata Hijau, Kamis, 18/05/2017..
Menindaklanjuti sikap PGLII, kata Freddy Soenyoto bahwa PGLLI secara organisasi telah menyampaikan surat sikap dengan tiga poin utama, yakni terkait dengan proses hukum Ahok, kedua mendukung pembubaran HTI dan terakhir meminta dilakukan kajian terutama pasal 165a tentang penodaan agama.
Kemudian dalam surat kedua yang langsung ditujukan ke Presiden, yakni Surat PGLII/No.o51/PGLII-SP/V/2017, ada lima poin yang dinyatakan PGLII yakni; mendukung pemerintah membubarkan HTI dan ormas lainnya yang bertujuan menggantikan ideologi Pancasila, mendesak pemerintah membubarkan ormas FPI yang nyata menunjukkan sikap bertentangan dengan UUD 1945, mendukung langkah Polri menindak pelaku makar dan terorisme, mendukung pemerintah yang mempersatukan elemen yang mempertahankan NKRI, Pancasila, Kebhinnekaan dan UUD 1945. Terakhir, kelima, menyerukan kepada seluruh umat kristiani untuk tetap setia kepada Tuhan Yesus Kristus dan menghindari segala upaya perpecahan bangsa.
“PGLII dan semua gereja aras ada di dalam kegalaun karena kondisi hukum sekarang ini terutama yang dijalani Basuki Tjahaja Purnama. JPU menuntut lain tapi hakim memutus lain. Ada ketidakadila di sana,” tegas Ronny Mandang. Karena itu, PGLII menyambut permintaan Kapolri yang meminta single moyority memberikan dukungan terutama dalam dukungan pembubaran HTI yang sedang dilakukan Menkopolhukham. Dalam kaitan itu, tambah Ronny, PGLII sekaligus meminta dibubarkan FPI.
Ronny Mandang juga mengambil firman sebagai landasan dari Roma 13:1-5 dan Petrus 5. “Sesuai dengan Surat Roma gereja tidak memegang pedang tetapi pemerintah yang memegang pedang tersebut. Karena itu gereja mendukung langkah dan tindakan pemerintah dalam mengamankan NKRI,” paparnya.
Ketua Majelis Pertimbangan, Pdt Dr Nus Reimas yang juga hadir dalam jumpa pers mengingatkan harus hati-hati menanggapi semua yang terjadi. “Ini seperti menghadapi buah simalakama, soal kapten dan kopilot karena itu saya meminta massage harus sampai dengan baik tanpa kompromi dengan ketidakadilan.”
Kemudian Sekum PGLLI, Freddy Soenyoti juga menambahkan dengan apa yang terjadi sekarang, diakuinya dengan terus terang, gereja sudah resah terutama soal pengkafiran yang terus berlanjut. Karena itu, gereja menuntut agar hal seperti ini diusut.
Leave a Reply